11. what's wrong with them?

49 34 154
                                    


***

Zella mengerjapkan matanya, cahaya yang masuk membuat matanya sedikit sakit. Saat matanya sudah terbuka lebar, yang pertama ia lihat adalah dinding putih dengan bau obat-obatan khas yang menyengat.

Zella memegang kepalanya yang terasa berat, mengalihkan perhatiannya ke penjuru ruangan. Matanya menatap ketiga sahabatnya yang tertidur di sofa dengan keadaan duduk.

Zella berfikir keras, mengapa dirinya bisa berada disini. Sampai ia sadar, lalu matanya membelalak saat mengingat kejadian memalukan di Cafetaria tadi.

"Zella, Are you okay?"

Zella mengalihkan perhatiannya, menatap Thea. Lalu mengangguk saat Thea menghampiri dirinya.

"Mau minum?" tawar Thea yang kembali di angguki Zella

"Thanks, Thea" ucap Zella tulus

"Thea, Berapa lama aku pingsan?" Thea diam sejenak seperti berfikir

"Tiga jam" jawabnya

Zella meringis, ia sangat malu dan merasa tidak enak kepada sahabatnya karna merepotkan mereka.

"AKHIRNYA, ZELLA SADAR!"

Zella dan Thea menutup telinganya saat Anna memekik, membuat Ray terbangun dari tidurnya

"Anna, Kau ini berisik sekali!!" Geram Ray

" I'am Sorry" lirih Anna

"Ray, terimakasih!" ucap Zella membuat ketiga Sahabatnya terdiam

Ray mengangkat alisnya dan Akhirnya sadar maksud perkataan Zella.

"Bukan aku, tapi kakak yang membawamu kesini"

Zella menganga, sedangkan ketiga Sahabatnya mengulum bibirnya, menahan untuk tidak tersenyum

"Lebih tepatnya, dia menggendongmu sampai kesini!" ujar Anna sambil menarik turunkan alisnya

"Hah?"

***

Flashback on

"Kau tidak apa-apa?" tanya Thea yang melihat Zella tidak beranjak dari tempat ia berdiri.

"Ya, aku-"

Brakk

Zella langsung tidak sadarkan diri. Anna dan Flo memekik terkejut, hingga semua orang yang berada di Cafetaria langsung berdiri dan ricuh dengan keadaan itu.

Flo segera meminta Ray dan Aland untuk membawa Zella ke ruang UKS.

"Apa yang terjadi?!"

Teriakan seseorang membuat Aland segera menjauhkan tangannya dari tubuh Zella.

Flo mengerutkan keningnya di ikuti sahabat Zella yang lain.

Di depan pintu Cafetaria, Argas berlari dengan pakaian Agent yang lengkap. Lelaki itu baru saja Selesai melakukan rapat bersama para Agent lainnya.

Argas menghampiri Zella, tanpa aba-aba langsung menggendong tubuh kecil Zella dan berlari ke ruang kesehatan, di ikuti oleh sahabat Zella dan kedua teman Argas sendiri.

Setelah Zella di tangani oleh beberapa dokter, dan senior dengan Pin kesehatan, Argas dengan cepat duduk di bangku samping brankar, menunggu Zella sampai gadis itu sadar.

Namun, panggilan Mr.Alexsan membuat ia harus menyibukkan dirinya kembali, dan menitipkan Zella kepada adiknya, Ray.

Dan juga kedua sahabat Zella, Anna dan juga Thea.

Flashback off

"Bukankah itu terlihat sangat manis?" tanya Anna, saat Ray telah selesai menceritakan kejadian beberapa jam yang lalu

Pipi Zella memerah dengan sendirinya, membuat ketiga sahabatnya melotot tidak percaya dengan reaksi yang Zella berikan

Anna tersenyum lebar, menangkup kedua pipi Zella dengan tangannya, "Pipimu merona, nona"

"K-kau, jangan menggodaku!"

"Zella, apa kau tengah salah tingkah?"
tanya Thea dengan senyum jahil

"Sepertinya, aku akan mendapatkan kakak ipar" celetuk Ray membuat Zella langsung terkejut.

"Hei, aku tidak suka kakakmu!"

"Mulutmu berdusta, tapi hatimu mengiyakan. Bukankah begitu, Zella??"

Anna memang menyebalkan

"Argas sangat khawatir padamu!" ujar Thea dengan senyum kecil menatap Zella

Zella yang di goda, langsung menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya. Menutup telinganya rapat-rapat agar suara ejekan ketiga sahabatnya tidak terdengar.

"Sial!" rutuk Zella dalam hati

Pipinya tiba-tiba memanas, Senyum kecil terbit begitu saja di wajah manis Zella.

***

Pagi ini, Zella sudah siap dengan seragam Fire Topia. Tubuhnya sudah tidak selemas semalam, jadi Zella memutuskan untuk berangkat sekolah, lagipula kemarin ia hanya pingsan bukan luka terkena tembak.

Zella berjalan dengan perlahan menuju kelasnya seorang diri, Para sahabatnya mungkin sudah berada di kelas karna sebentar lagi bel akan berbunyi.

Untung saja sebelum kembali ke asrama, Zella sempat di berikan bubur oleh para senior yang memang bertugas di dalam ruang kesehatan, sehingga Zella tidak perlu takut kelaparan saat jam pelajaran.

Zella masuk ke dalam kelasnya yang sudah ramai, semua teman sekelasnya menatap dirinya dengan tatapan yang sulit di artikan.

Memang, sejak tadi ia keluar dari asrama, para murid menatap dirinya dengan tatapan yang menurut Zella sangat aneh.

Zella sendiri tidak terlalu perduli, Lagi pula ia merasa tidak melakukan kesalahan.

Anna menyambutnya dengan senyum yang ceria, berjalan menghampiri Zella yang sudah duduk di bangkunya

"Kau menjadi pusat perhatian" bisik Anna tepat ditelinga Zella

Zella mengangkat sebelah alisnya "Apa maksudmu?" tanyanya tidak mengerti.

"Nanti aku jelaskan di Cafetaria" ujar Anna yang kembali ke bangkunya yang berada di barisan depan.

Pelajaran di mulai dengan tenang, hingga beberapa jam, akhirnya bel istirahat berbunyi nyaring.

"Kau menjadi pusat perhatian tau!"
ucapan Anna membuat Zella mengedarkan pandangannya.

Saat ini, keempatnya sudah berada di Cafetaria. Benar yang di katakan Anna tadi, semua murid menatapnya dengan pandangan yang berbeda-beda, membuat Zella sedikit gugup

"Sudahlah tidak perlu di cemaskan, lagipula kau tidak membuat kesalahan"

Benar apa yang di katakan Ray, Zella tidak melakukan kesalahan.

"Mereka hanya iri padamu" sahut Thea

"Apa maksudmu?"

"Dia iri karena Agent yang mereka idolakan mengkhawatirkan dirimu, Zella" jawab Ray

"Kenapa harus iri?"

"Zella, kau ini tidak sadar apa bagaimana? Agent Argas itu idola Fire Topia!" kesal Anna

Zella menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia sangat bingung dengan keadaan sekitar.

"Lupakan, kita fokus berlatih karna ujian sudah di depan mata!!" ucapan Thea membuat ketiganya terdiam.

Mereka lupa, jika ujian akan di laksanakan sebentar lagi, itu artinya, Zella dan yang lainnya harus bersiap untuk mengikuti segala tes agar mendapatkan sebuah tim

Fire Topia Academy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang