Bagian 2

6.8K 58 0
                                        

"Beli sayur di restoran" teriak lucas

"Cakep" balas yang lainnya

"Dean cakep banget apalagi dompetnya" lucas terkekeh geli, sedang mengode dean untuk mentraktirnya.

"Dih dasar ga nyambung" sontak mereka bergantian menjitak kepala lucas. Sementara lucas hanya cengegesan seraya memakan baksonya. Pandangan mereka semua teralihkan pada gadis yang baru saja melewati meja mereka.

"Buset mulus amat " mivo menjatuhkan kuah bakso dari mulutnya. Membuat lukman bergidik jijik.

"Dek sini abang pangku, tempat duduknya udah penuh soalnya" mulai lagi, lucas yang suka tebar pesona. Kalau adik kelas sih semua mau dengan wajah lucas yang tampan namun sikapnya naudzubillah. Yah lucas adalah playboy cap kecoa.

"Nggah, makasih kak"

Suara seorang gadis yang terasa agak familiar membuat dean mengalihkan pandangannya dari ponsel yang ia pegang dari tadi. Sontak dean terkejut mendapati lyora, gadis yang dia temui kemarin berada di sekolahnya.

"Anak baru ya?" Baru kali ini para teman dean mendengar dean mengajak bicara seorang perempuan. Ya, bahkan mereka selama ini mengira jika dean homo.

" iya. - eh dean?" Lyora tersenyum manis membuat matanya berbentuk bulan sabit.

"What the hell?" Mivo memasang tampang horor karena lyora memanggil dean tanpa embel embel kak.

"Udah makan belum?" Namun dean malah terlihat biasa saja.

"Ini baru mau" lyora memperlihatkan roti isi strowberry dan susu kotak yang ia bawa.

"Sini duduk sini aja" lantas dean menggeser duduknya agar menyisakan tempat untuk lyora.

Lyora tanpa segan duduk tepat di samping si ketua osis tajir itu. Lucas, mivo, maupun lukman hanya terdiam. Mengamati kedua insan yang sedang bercengkerama seolah dunia milik mereka berdua yang lain ngontrak. Ya, mereka masih syok akan sifat dean. Yang aneh?

Para pasang mata juga mengawasi dean dan lyora? Seluruh siswi menggeram marah dan para siswa tak habis pikir. Mereka melihat dean dengan seorang gadis seolah itu keajaiban dunia.

"Kak dean sama siapa tuch"

"Adiknya kali"

"Hah kan nggak mungkin kalau pacar"

"Halah paling juga jalang murahan"

"Idih sok sokan kenal"

Suara suara tak mengenakkan terdengan disudut manapun kantin itu. Lyora yang sudah menyelesaikan makannya menjadi tidak enak. Dia sungkan.

"Dean, gw pergi dulu ya"

"Mau kemana?" Tanya dean lembut sambil membetulkan poni lyora yang berantakan tertiup angin. Sontak sikap dean tambah membuat semua orang ribut . Belum lagi senyumnya dengan kedua lesung pipi bak pangeran. Hampir hampir semua perempuan disitu pingsan.

"Eem.. kelas" lyora menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sekarang dia baru merasa canggung. Merasa bahwa dean memiliki posisi tinggi, atau sejenisnya?

" yaudah ayo biar gue anterin"

"Gausah, gw bisa sendiri"

"Gapapa, tour keliling sekolah sekalian yuk" ajak dean, yang dengan cekatan menggenggan tangan lyora lembut.

"Dean, katanya habis ini mau kumpul osis?" Lukman yang sedari tadi diam kini bersuara pelan.

"Gak, gw batalin aja"

"Emang dean anggota osis?" Tanya lyora cengo, pantas dari tadi banyak pasang mata yang membicarakan dirinya.

"Lo gak tau? Dia ketua osis" tambah mivo

"Hah? Seriusan?" Hampir saja lyora tejatuh jika saja dean tidak memegang tangannya.

"Maafin gue ya kak, gue nggak tau" kini lyora memanggil dean dengan panggilan kak.

" whats wrong? Nggak ada yang salah dari lo"

"Tap.. tapi..." lyora memandang sekeliling dan masih banyak yang meliriknya dengan berbagai ekspresi.

" udah, yuk" dean mengajak gadis yang kemarin dia tabrak pergi dari kantin.

" itu beneran deano mahendra sanjaya kan?" Lucas masih syok.

"Sepertinya bukan" mivo menggeleng miris.

" sebentar lagi bakalan ada banyak adegan cinta. Ketua osis kita akan berubah" lukman memperhatikan punggung kedua insan itu yang berjalan keluar kantin.

"Habis ini aku harus pergi ke dukun" sambung lucas, masih heran dengan perubahan sikap teman mereka.
 

🌱🌱🌱

KETUA OSIS NAKALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang