Bagian 8

2.1K 21 0
                                    

Suasana  perpustakaan yang biasanya sepi kini berubah menjadi heboh. Tentu saja karena dean dan kawanannya yang sibuk merecoki lyora. Sementara lyora terdiam frustasi meladeni para kakak kelasnya yang menyebalkan itu.

Lucas menjerit jerit tatkala mivo menyentil telinganya berkali kali. Lebay. Sementara penjaga perpus sudah mengingatkan mereka berkali kali.

"Sakit asu" lucas hendak menjotos bahu mivo kalau saja lukman tidak menahannya.

"Lagian lo ngapain coret coretin buku gue gambar kontol lagi"

Blush, lyora mendengar kata kata ambigu itu menjadi gerah.

"Eh halo lucas" seorang siswi berperawakan tinggi dan berwajah sangat cantik mendekat ke arah mereka. Bahkan yang sesama wanita saja, lyora diam diam menganguki kecantikan dan keanggunan siswi itu.

"Oh maretta kamu udah sekolah lagi?" Lucas menggeser duduknya untuk siswi yang ia panggil maretta?

"Iya guys, so, jadi siapa gadis imut diantara kalian ini?" Maretta menunjuk lyora dengan jarinya yang indah.

"Dia lyora, pacar gue" jawab dean datar.

"What? Jadi lo udah punya pacar?" Maretta memandang keduanya dengan pandangan tak percaya.

"Lo kemana aja selama ini? Dean udah banyak berubah tuh" sekilas lukman menyalami tangan maretta. Beda dengan mivo dan lucas yang cium pipi sama maretta. Sedangkan dean hanya menatap maretta datar.

"Lo tau sendiri. Gue tour keliling eropa buat majalah eksklusif itu"

Jadi maretta model? Tanya lyora di dalam hati. Pantas saja parasnya cantik sekali, blasteran jepang eropa. Badannya juga bagus, pasti sering perawatan.

"Jadi woman, whats your name?" Maret mengulurkan tangannya pada lyora dengan senyum lebar dan mata penuh keingin tahuan yang besar.

"L.. lyora kak" lyora menyambut uluran tangan maret dengan segan. Oh god maret anggun sekali, pasti orangnya baik.

"Sejak kapan jadian sama dean?"

"Udah satu tahun" dean yang menjawab.

Lyora menatap dean tak percaya. Yang benar saja, merek belum pacaran.

"Nggak, jadi sebenarnya kami..."

"Udah jodoh dari sananya" jawab dean lagi

"Issh kak" lyora mencubit perut berotot dean

"Apa sayang, kan bener" lantas dean mencium hidung lyora agak lama. Membuat mereka berempat merasa jengah.

"Hahah oh god, kalian cute banget asli" maret tertawa melihat kedua pasangan di depannya.

"Moga aja hubungan kalian langgeng ya" maret tertawa lagi.

Sementara lucas sejak tadi menatap mata bening maret, menghela nafasnya perlahan. Dia tau apa yang maretta sembunyikan di dalam hati.

"Gue sama lyora duluan, mau ke kantin" dean buru buru mengajak gadisnya pergi. Entahlah sepertinya dia agak risi dengan kehadiran maretta.

"So guys, gimana kabar kalian?"

"Seperti yang lo lihat"

"Btw lo makin seksi aja mar, pengen gue naikin" lucas tertawa keras.

"Lo masih gay miv?" Maret tak menghiraukan, malah menanyai mivo yang sejak tadi sibuk melihat lelaki di rak belakang.

"Yakali dia berubah" sahut lukman.

Lukman pergi keluar diikuti mivo. Sekarang hanya tinggal lucas dan maret berdua.

"Gue tau lo pasti sakit hati" lucas tersenyum tipis, menggenggam tangan mulus maret.

"Hiks.. gue ga tau rasanya bakal sehancur ini cas.. hiks" air mata bercucuran dari mata indah model di depan lucas itu.

"Gapapa, lo yang sabar aja ya. Kalau butuh tempat cerita, selalu ada gue" lucas merengkuh tubuh montok itu. Kasihan, tapi sepertinya lucas sedikit modus.

Menepuk nepuk punggung maret penuh sayang. Sesekali mengelus rambut bergelombang itu. Sekilas mereka terlihat seperti sepasang kekasih.

"Fine. Gue gapapa. Mungkin rasa ini bakalan hilang perlahan lahan" maret mengakhiri pelukan mereka dan menatap lucas sayu.

"Ya, gue bakal bantuin lo" lucas tersenyum senang. ' gue juga bakaln milikin lo' gumam lucas di dalam hati.

"Lo seksi mar"

"Iya gue tau"

"Mau main kaya dulu lagi?"

"Main apa?"

"Main kuda kudaan"

"What? Are you crazy?"

"Engga, tapi sekarang gue yang bakalan naikin tubuh lo, gimana?"

"Hahaha lo cute lucas. Btw badan lo juga makin kekar aja"  sejenak maret melupakan kesedihannya.

"Iya nih, siap buat gagahin lo dear" lucas mengusap punggung maret yang masih dalam cengkeraman tangannya.

"Siap, dimana?"

"Hotel xxxxx mau?"

"Kapan kapan"

Lantas maret berlari keluar perpustakaan sambil tertawa riang. Diikuti lucas yang tergopoh gopoh membawa beberapa buku teman temannya yang ditinggalkan begitu saja.

Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang mengawasi mereka di sudut ruangan yang gelap.

🌱🌱🌱

KETUA OSIS NAKALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang