11 - Tidak Terduga

8 7 2
                                    

Carlos menaiki tangga menuju roftoof, ia menarik tuas pintu, tidak kunci. Carlos membuka pintu dan melihat sosok yang akhir akhir ini berada dihidupnya, Saviera.

Carlos sempat tidak beranjak dari tempatnya, pikiran dan hatinya bertarung, mempunyai pendapat yang berbeda.

Carlos mendakati Saviera, melepaskan earphone yang terpasang ditelinga Saviera, kemudian memasang earphone ditelinganya.

Saviera menengok, melihat siapa yang mengambil earphonenya,

"Lo suka lagu ini?" Carlos memulai percakapan.

"Hm lumayan"

"Gue denger dari Hana lo ikut unjuk bakat?"

"Terpaksa" Saviera kembali melihat ke depan.

"Kalo gitu gue juga bakal daftarin diri"

Saviera bingung, "Tiba-tiba?"

"Ya, nemenin lo" Carlos melihat ke arah Saviera.

Saviera terkekeh, "Ada ada aja lo Kak"

"Besok lo free?"

"Free Kak"

"Gue mau ajak lo ke suatu tempat" ajam Carlos.

"Kemana?"

"Lo masih banyak tanya ya," kesal Carlos
"Besok pagi gue jemput, gak pake penolakan" Carlos meninggalkan Saviera.

Saviera menggeleng pelan, ia sudah jatuh ke dalam pesona Carlos.

Setelah 3 tahun kepergian ayahnya, ia tidak pernah lagi merasakan apa itu cinta, Saviera benar benar terpuruk atas kematian ayahnya, sampai-sampai ia meminta untuk pindah rumah kepada Shinta, agar Saviera bisa berhenti mengingat masa lalu.

Dan hari ini, detik ini, Saviera memantapkan hatinya untuk benar benar jatuh cinta kepada Carlos, semoga kali ini ia tidak salah untuk mencintainya.

•••

Pagi ini Saviera bangun 3 jam lebih awal, ia mempersiapkan dirinya untuk pergi dengan Carlos.

Saviera memilih sweater rajut berwarna hijau sage yang dipadukan dengan celana bewarna lebih terang dari sweaternya. Kemudian ia sedikit memoles wajahnya dengan make up. Rambutnya ia biarkan tergerai.

Klakson mobil terdengar dari luar, Saviera melihat ke jendela kamarnya untuk melihat siapa yang datang.

Carlos melambaikan tanganya dari dalam mobil, Saviera tersenyum kemudian begegas untuk turun kebawah.

Setibanya Saviera didepan, Carlos membukakan pintu untuk Saviera, kemudian Saviera masuk ke dalam mobil Carlos.

Diperjalan Carlos berhenti ke toko bunga, untuk membeli sebuket bunga daisy kesukaan bundanya, hari ini Carlos akan mengajak Saviera bertemu bundanya.

Mobil Carlos memasuki area Rumah Sakit Nusantara, lalu memakirkan mobilnya,

"Hari ini gue mau ngajak lo ketemu bunda" Carlos memberi tahu karena muka Saviera yang terlihat bingung.

Carlos dan Saviera turun dari mobil, kemudian masuk kedalam rumah sakit, mereka berdua masuk ke dalam ruangan yang lumayan besar, dan terdapat Intan- bunda Carlos terbaring lemah diranjang rumah sakit.

Hidungnya dipasangi alat yang membantunya untuk bernafas, dan bertahan hidup. Kemudian Carlos dan Saviera bediri disamping ranjang Intan.

"Bunda Carlos datang" ucapnya sambil mengelus tangan Intan yang terbebas dari infus.

"Carlos bawain bunga kesukaan bunda"

Carlos menyimpan bunga yang tadi ia beli, dimeja kecil disamping ranjang Intan.

Saviera yang melihat perlakuan Carlos seperti itu merasa terenyuh, juga sedikit iri. Carlos pasti memiliki hubungan yang sangat baik dengan ibunya, tidak seperti Saviera yang telah kehilangan kasih sayang Shinta semenjak kepergian Herdi, ayah Saviera.

"Carlos ga bisa lama lama ya bun, Carlos pamit" Carlos mencium kening Intan.

Carlos melihat Saviera dengan raut wajahnya yang sendu, kemudian ia menggandeng Saviera menuju mobilnya.

Didalam mobil, Carlos membuka suara, "Hari ini ke apartement gue, kita latihan buat unjuk bakat lo" Saviera mengangguk.

Saviera baru ingat, unjuk bakat diadakan 2 hari lagi, tapi ia belum menyiapkan apa-apa.

•••

Di apartement Carlos, Saviera duduk diruang tengah, menurutnya untuk seukuran cowok yang tinggal sendirian, apartement ini termasuk rapih dan bersih.

Carlos kembali ke ruang tengah setelah mengambil gitar dikamarnya.

"Lo mau bawain lagu apa?" Carlos mendudukkan dirinya disebelah Saviera.

"Gue belum tau kak"

"Lagu yang kemaren lo dengerin kemaren juga enak, mau coba?"

"Boleh"

Carlos membuka handphonenya, mencari kunci gitar di internet.

Kemudian memetik senar gitar, Saviera pun bernyayi.

Kemarin engkau nyatakan hati
Tapi terlambat
Katamu tak bisa

Carlos menatap Saviera, ia terpaku mendengar suara Saviera yang begitu indah.

Cinta ini takkan berbalas
Sayang ku pastikan melayang
Pedih ku saat merasa indah
Semua hilang dan usai

Saviera melihat kearah Carlos, seolah-olah lagu ini ia nyanyikan untuknya.

Bila cinta ini tak nyata
Jangan engkau beri harapan
Sudap cukup kini kusadari
Terlalu cepat jatuhkan hati

Sempat kau bersikap
Seolah sandaran jiwaku
Namun apa artinya
Memilih hati yang salah, ooh-owoo..

Pedih ku saat merasa indah
Semua hilang dan usai

Bila cinta ini tak nyata
Jangan engkau beri harapan
Sudap cukup kini kusadari
Terlalu cepat jatuhkan hati..

Carlos berhenti memetik gitar, ia menatap Saviera lekat-lekat, Saviera juga masih menatap Carlos, Saviera tersenyum sangat manis.

Carlos menaruh gitar dibelakangnya, kemudian ia mendekati Saviera, mengikis jarak diantara mereka berdua.

Saviera membeku saat Carlos tiba-tiba mendekatinya, mata Saviera tidak lepas dari mata Carlos, kemudian wajah Carlos perlahan semakin mendekati wajah Saviera.

Cup

Saviera terkejut, Carlos menciumnya. Mata Saviera melotot tidak percaya, ia menahan nafas, apakah ini mimpi? Jika iya, tolong sadarkan Saviera sekarang juga.

Sayangnya ini bukan mimpi, perlahan Carlos melumat bibir Saviera dengan lembut, kini tangan Carlos berada ditengkuk leher Saviera, menekan leher Saviera dan mempercepat lumatannya.

Saviera memejamkan mata, berusaha menetralisir jantungnya yang berdegup kencang.

•••

Hai-haii gimana bab ini? Seru??

Carlos main nyosor aja nihh wkwkwk

Saviera jantung aman?🤣

365Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang