Lee Jeno

34 3 0
                                    

Suasana malam yang gelap dan dingin yang bisa menusuk tulang. Bagi kebanyakan orang mereka akan bergelung dengan selimut atau duduk dedepan perapian dengan secangkir coklat panas dengan buku bacaaan. Tapi tidak dengan pemuda ini dia tengah berlajalan seorang diri ditengah jalanan yang sepi tanpa adanya lalu kendaraan.
Kaki panjangnya terus berjalan dibawah kegelapan ditemani suara jangkrik yang terus berbunyi di sepanjang jalan yang telah dia lewati. Dengan tangan yang dimasukkan kedalma mantel agar mengurangi rasa dinginnya.
Sang purnama menemani setiap langkah yang diambil pemuda ini , dia tersenyum sendu menghadap keatas.
"Apa ibu baik-baik saja disana" gumamnya lirih
Dia memang bukan dari keluarga kaya tapi tidak bisa disebut miskin juga. Dia berada di sekolah menegah atas tingkat dua , dia bekerja untuk membantu mengurangi beban ayahnya. Dia bekerja sebagai pengantar koran dan susu.
Tidak terasa dia sudah sampai didepan pintu rumahnya,ia sudah terbiasa dengan berjalan kaki karena setiap hari ia melakukannya. Dirinya tak punya kendaraan karena itu tidak terlalu penting untuknya.
Kedua netra hitamnya menerawang segala arah mencari sosok yang sudah merawatnya selama ini
"Appa aku sudah pulang"
Hening tidak ada jawaban
Kakinya melangkah lebih kedalam untuk mencari sosok ayahnya. Tetapi ketika menapaki ruang tamu terdapat sosok laki-laki paruh baya lain selain sosok ayahnya.
Tiba-tiba sosok itu menoleh kearahnya
"Apakah dia Lee Jeno"
"Ya , saya Lee Jeno ada yang bisa bantu"
"Perkenalkan ini prof.Lee dia datang untuk menjemputmu agar kau bersekolah di lazartus magic school" terang sang ayah
"Kenapa aku harus pergi kesana"
Prof.Lee menatapnya kemudian tersenyum
"Aku tahu elemenmu sudah keluar saat kau bertarung dengan preman kemarin"lanjutnya
Jeno mematung saat mendengarnya
"Bagaimana anda bisa tahu, lagi pula itu keluar dengan tidak sengaja" sergahnya
Sang ayah menghampiri jeno kemudian mengelus kepalanya
"Elemenmu sudah keluar , kenapa tidak memberi tahu appa."
"Elemen itu tidak ada appa itu hanya kebetulan" sergah jeno
"Elemen itu ada jeno buktinya kau seorang elemental" ucap sang pria tua
"Baiklah jika kau sudah siap datang lah ke lazaratus , para saudara mu sudah menunggu disana" ucapnya lalu menghilang
Jeno menatap tak percaya serta kaget dengan menghilangnya kakek itu.matanya melirik kearah ayahnya
"Sepertinya kau memiliki banyak pertanyaan jeno" tanya sang ayah
"Appa siapa orang tadi kenapa dia bisa menghilang dalam sekejab dan apa itu elemen" pertanyaan yang terlontar dimulutnya kepada sang ayah
"Dia prof.Lee pendiri Lazartus magic school , sekolah untuk para elemental. Jeno appa dan eomma adalah seorang elemental , kami pergi kebumi untuk menyembunyikanmu dari para iblis" ucap sang ayah
Raut wajah jeno berubah menjadi merah karena menahan tawa
"Jangan bercanda ayah aku sudah dewasa cerita seperti itu hanya untuk anak kecil" ucap jeno
"Appa berkata jujur jeno , saatnya kau dan enam anak lainnya memenuhi takdir yang sudah ditetapkan."
"Takdir"
Sang ayah tersenyum dan mengangguk
"Kau adalah salah satu anak yang ada didalam ramalan jeno"lanjut sang ayah
Jeno hanya melamun memikirkan ucapan sang ayah. Sang ayah yang melihat anaknya melamun hanya terkekeh
"Nanti ada saatnya kau pergi untuk bersekolah disana , dan untuk memperkuat elemenmu"
Jeno hanya mengangguk mendengar penjelasan ayahnya
"Tidurlah sudah malam , seperti nya kau terlihat lelah" tanya sang ayah
"Iya pundakku sepertinya sedikit sakit"
Kekehnya lalu pergi menuju kearah tangga arah dimana kamarnya berada
Keesokan paginya saat akan berangkat pergi kesekolah jeno dikagetkan dengan ayahnya yang sudah berdiri didepan pintu.
"Kenapa appa berdiri didepan pintu , bikin kaget saja"
Ucap jeno dengan sedikit jengkel
"Kau besok harus bersekah di Lazartus magic school" ucap sang ayah langsung pada intinya
Jeno terkejut dengan penjelasan sang ayah
"Tapi appa kenapa secepat itu , jika aku pergi bagaimana dengan appa"
"Appa bisa menjaga diri jeno ingat appa seorang elemental"jawab sang ayah
"Baiklah karena ini perintah darimu,aku akan patuh" pasrah jeno
Sang ayah mengeluarkan selembar kertas kecil dari dalam sakunya
"Simpanlah ini, dan bacalah maka kau akan langsung pergi kesekolah itu"
Jeno mengambil kertas itu dan menggangguk
"Baiklah appa sekarang aku akan pergi kesekolah" ucap jeno lalu berjalan keluar rumah
Malam masih gelap , tetapi tidak dengan sepasang ayah adan anak ini yang tengah berdiri ditaman . Hari ini adalah saatnya sang anak pergi kesekolah dimana para elemental berada.
"Jeno jaga dirimu baik-baik disana" ucap sang ayah khawatir
"Appa kau sudah mengucapkan itu sejak 30 menit lalu" jawab jeno dengan jengah
Tanpa menunggu lama lagi jeno membaca kertas yang diberikan oleh sang ayah
"Aku pergi appa, jaga diri appa baik-baik"
Ucapa jeno
Sang ayah mengganggukkan kepalanya. Kemudian jeno mengholang dalam sekejab
"Semoga kau selalu baik-baik saja jeno dan penuhi takdir itu" lirih sang ayah

warlord PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang