Hai, Sobat SoB👋
Story of Brishti comeback, yeayy😊
Happy reading, ya❤
✏☁💦✏
10. Senyum😊Brishti keluar dari salah satu bilik toilet, berdiri di depan wastafel yang langsung menghadap cermin. Memperlihatkan dirinya yang telah dibalut dengan seragam yang baru. Gadis itu tersenyum dan berkata, "Dia baik."
Lalu, dia beranjak dari wastafel, ingin kembali ke kelas dan mencari orang yang menolongnya tadi. Brishti ingin mengucapkan terima kasih kepada 'dia'.
"Ehh!" Gadis itu terperanjat, kaget saat melihat seseorang yang menolongnya tadi ternyata menunggunya tepat di samping dinding luar toilet. Bersandar dengan kedua tangan yang dimasukkan dalam saku celana.
Brishti lalu tersenyum, menatap cowok itu. "Makasih, ya. Kamu udah nolongin aku dan kasih seragam ini. Kamu orang yang baik," ucap Brishti, masih dengan mempertahankan senyumnya.
Cowok itu memandang Brishti. "Lo punya anggota tubuh yang lengkap, lo juga punya pikiran. Harusnya, lo gunain itu untuk melawan mereka, bukannya pasrah kayak tadi," ucap cowok itu dingin, dia menatap tajam tepat di manik mata Brishti.
"Gue rasa lo ngerti maksud dari ucapan gue," lanjutnya.
Brishti menganggukkan kepalanya cepat. Membuat cowok itu tersenyum tipis, sangat tipis. Bahkan, Brishti tidak menyadari jika cowok itu sedang tersenyum.
"Senyum. Gue nggak suka lihat cewek nangis," ucap cowok itu tegas. Seperti sebuah peringatan untuk Brishti agar tidak menangis lagi.
Brishti mengangguk dan berkata, "Iya." Tapi, aku nggak bisa menjanjikan itu, batinnya.
Lalu, Brishti mengulurkan tangannya. "Aku Brishti," ucapnya pelan sambil menunduk. Tidak berani melihat wajah dan ekspresi cowok itu saat ini.
Beberapa detik berselang, hingga ....
"Nata." Tanpa diduga, cowok itu menyebutkan namanya. Meskipun, tanpa membalas uluran tangan Brishti.
"Jangan sering nunduk. Karena ada banyak hal yang harus lo lihat di depan mata lo, Brishti," lanjutnya. Kali ini, nada suara Nata terdengar sedikit lembut.
Usai mengucapkan kalimat itu, Nata pun langsung pergi dari sana. Meninggalkan Brishti yang kini mengangkat wajahnya dan tersenyum. "Makasih, Nata. Kamu baik," teriak Brishti, menatap Nata yang mulai berjalan menjauh darinya. Ya, tidak ada hal lain yang bisa Brishti lakukan selain berterima kasih dan memuji kebaikan orang yang menolongnya.
Gara-gara dia, gue jadi banyak ngeluarin tenaga karena banyak bicara, batin Nata kesal. Lalu, berbelok ke arah kanan, menuju kelasnya.
✏☁💦✏
Bapph!
Brishti langsung memejamkan matanya saat beberapa helai pakaian dilemparkan ke arahnya. Dirinya saat ini masih berdiri di depan pintu utama rumah Citra.
Plak
Plak
Saat dia membuka mata, wajahnya dibuat menoleh ke kanan dan ke kiri. Kedua pipinya terasa panas dan nyeri. Bahkan, perban kecil yang membalut pipinya sudah terlepas dan jatuh di lantai rumah.
"Anj*g, lo! Bisa-bisanya lo deketin Kaivan dan Nata. Lo ngaca, dong! Lo itu gembel, Anj*r!" Fara berteriak tepat di depan wajah Brishti. Wajah gadis itu memerah dengan mata yang menatap tajam ke arah lawan bicaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Brishti | END
Teen Fiction◌⑅●🌧️Story of Brishti🌧️●⑅◌ Kematian sang Ibu menjadi hadiah terakhir di hari kelulusannya. Ditambah, dia baru mengetahui sebuah fakta, mengenai sang Ayah yang tidak pernah ditemuinya. Akankah Brishti berhasil menemukan sang Ayah yang belum pernah...