24. Sang Salju ❄

27 2 4
                                    

Hai, Sobat SoB👋

Story of Brishti update, yeayyy😊

Happy reading, yaaaa❤

✏💦☁✏

"Dia memang terlihat sedingin salju. Tapi, dia adalah lelaki dengan hati yang sehangat mentari pagi."

~Athalia Chandra~

✏☁💦✏

24. Sang Salju

Menyusuri koridor yang sudah nampak sepi karena bel baru saja berbunyi, gadis dengan surai hitam sebahu nampak berjalan anggun dengan tas biru mudanya di punggung. Mata gadis itu terus memandang ke penjuru sekolah, sesekali dia akan tersenyum tipis.

"Gue rindu kalian. Rasanya udah lama banget gue pergi," gumam gadis itu saat sudah berdiri di depan pintu yang tertutup.

Gadis itu menghela napasnya pelan, lalu tangan kanannya terangkat untuk mengetuk pintu.

Namun, sebelum tangannya menyentuh pintu tersebut, gadis itu dikejutkan dengan sebuah suara yang terdengar familiar, suara yang selama ini dia rindukan.

"Ataa!" seru seseorang yang kini berdiri sekitar satu meter dari tempat Ata---Athalia Candra. Orang itu memandangi Ata dengan tatapan tidak percaya.

Dengan wajah terkejutnya sesaat, yang sekarang sudah berubah menjadi datar kembali, cowok itu mendekat ke arah Ata.

"Lo akhirnya kembali, Ata," serunya pelan dengan tatapan tegasnya yang hangat, menatap tepat ke arah retina hitam Ata. Tatapan yang selalu sama, bahkan sejak awal pertemuan keduanya.

Ata tersenyum lembut, senyum yang membuat cowok di depannya merasa lebih damai. "Ternyata selama gue pergi, lo tetap nggak berubah, Nata," ujar Ata.

Nata tersenyum tipis, nyaris tidak nampak. Tapi, Ata tau betul Nata sedang tersenyum kala itu. Senyum yang telah lama tidak terlihat. Senyum yang masih sama dan senyum yang selalu dirindukan Ata.

"Nggak ada alasan untuk gue berubah, karena semuanya ada pada lo, Ata." Sebagai sahabat sekaligus orang yang gue cinta, lanjut Nata dalam hatinya.

✏☁💦✏

Kini mereka sedang berkumpul dalam satu meja panjang di kantin. Di hadapan mereka sudah ada beberapa makanan dan minuman yang sangat menggiurkan untuk segera mereka lahap. Dengan cepat, Kaivan mengambil makanan kesukaannya.

"Kebiasaan lo, Kai!" kata Ami.

"Ata, makawsih bawnyak loh traktirannywa. Sewring-sewring gini, ya. Swuka guwe," ujar Kaivan tidak jelas karena sedang mengunyah bakso.

"Jangan, deh, Ta! Entar lo bangkrut," sahut Ami kembali.

"Ata aja nggak keberatan. Kenapa jadi lo yang sewot?" kata Kaivan setelah menelan bakso yang dia kunyah.

"Ami, udah! Nggak perlu diladenin lagi si Kaivan." Kali ini Axel menengahi perdebatan mereka, lagi dan lagi.

Sedangkan Ata, gadis cantik itu sesekali tertawa melihat kedua sahabatnya yang selalu beradu mulut. Tidak pernah berubah, masih sama seperti dulu.

Sedangkan sang Salju---sebutan dari Ata untuk Nata, cowok itu hanya diam dan terus memfokuskan pandangannya ke arah gadis yang telah lama dirindukannya, Ata. Bahkan, sejak awal berada di kantin, Nata tidak pernah melepaskan pandangannya dari gadis cantik yang duduk di hadapannya itu.

Story of Brishti | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang