Hai, Sobat SoB👋
I'am comeback, hehe😉
Udah siap untuk membaca kelanjutan kisah mereka?
Happy reading, yaaa❤
✏☁💦✏
"H-5. Hitungan ini akan sampai dalam waktu dekat."
~Story of Brishti~
✏☁💦✏
30. H-5
"Pastikan kamu menyingkirkan semua pihak yang menghalangi rencana saya. Dan pastikan semuanya berjalan sempurna. Saya tidak ingin rencana ini gagal kembali!"
Dalam ruangan yang didominasi warna hitam dan suasana yang mencekam, wanita itu berujar pelan namun penuh penekanan, ditambah tatapan matanya yang tajam, membuat lawan bicaranya sedikit terintimidasi.
"Baik, akan saya laksanakan sebaik mungkin," sahut seorang gadis dengan suaranya yang sedikit bergetar. Biar pun dirinya sudah berkali-kali berhadapan dengan wanita itu, tetap saja aura yang ditunjukkannya selalu terkesan ... menyeramkan.
Kalau aja bukan karena gue benci lo, nggak bakalan gue mau terlibat sama wanita sialan ini!
Setelahnya, gadis itu pamit undur diri usai mendengarkan perintah dari tuannya. Senyumnya terbit dengan kedua tangan yang mengepal kuat di sisinya. "Sebentar lagi, lo akan tamat, Brishti!"
✏☁💦✏
"Kai," panggil gadis dengan balutan hoodie cokelat itu pelan. Tangan mungilnya tergerak mengusap pelan rambut cowok itu.
"Aku pamit pulang dulu. Aku janji, aku akan sering jenguk kamu, Kai," lanjutnya.
Dia memandang sendu cowok di hadapannya, cowok yang telah banyak menolongnya dulu.
"Cepat sadar, Kai. Aku rindu ...." Tangan gadis itu kini menggenggam erat jari-jemari Kaivan, seakan memberi lelaki itu kekuatan. " ... rindu semua tentang kamu," lanjutnya dengan suara yang nyaris hilang.
Setetes air mata turun mengenai pipinya, lalu segera diusapnya kasar dengan punggung tangan. Bertepatan dengan kedatangan seseorang.
"Brishti, ayo!"
Brishti tersenyum ke arah sahabatnya. Dia lalu memandang Kaivan lagi. "Aku pergi dulu. Aku akan segera kembali ke sini," ujarnya, lalu pergi meninggalkan Kaivan seorang diri.
Setelahnya, Brishti dan Ami berjalan menjauh dari kamar inap Kaivan, berjalan di lorong yang hari ini begitu tampak senggang.
"Bodoh! Kalian membiarkan sahabat sendiri dalam bahaya." Seringaian tipis tercetak di bibir merah seorang gadis yang memperhatikan kepergian dua orang gadis tadi dari balik dinding yang menutupi tubuhnya saat ini.
Saat dia rasa telah aman, gadis bertudung dan bertopeng hitam itu pun melangkah dengan pelan, mendekati kamar yang baru saja ditinggalkan oleh kedua gadis tadi. Matanya lalu mengintip di sela pintu yang terkunci, membuat senyumnya terbit kembali. "Habislah riwayat lo, Kaivan Alexander."
Setelah memastikan tidak ada yang memperhatikan dirinya saat ini, pelan namun pasti, gadis itu memutar kenop pintu. Masuk dengan hati-hati, tanpa menimbulkan suara sedikit pun. Tangan kanannya bergerak mengambil sesuatu yang tersimpan di balik jaket kulit yang dikenakannya. Dan dalam hitungan detik, benda itu sudah ada dalam genggamannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Brishti | END
Dla nastolatków◌⑅●🌧️Story of Brishti🌧️●⑅◌ Kematian sang Ibu menjadi hadiah terakhir di hari kelulusannya. Ditambah, dia baru mengetahui sebuah fakta, mengenai sang Ayah yang tidak pernah ditemuinya. Akankah Brishti berhasil menemukan sang Ayah yang belum pernah...