Hai, Sobat SoB👋
SoB comeback, yeayy😊
Happy reading❤
✏☁💦✏
"Hujan tanpa pelangi tidak akan menghadirkan akhir yang indah. Begitu pun pelangi, dia tidak akan pernah ada tanpa hujannya."
~Story of Brishti~
✏☁💦✏
38. Arti Nama
Brishti, Ami dan papinya kini sedang duduk bersama di balkon rumah Andres yang langsung berhadapan dengan taman. Saat ini cuacanya terasa dingin, awan pun terlihat semakin menghitam.
Di depan mereka sudah ada beberapa camilan dan minuman hangat, sangat cocok dengan suasana sore saat ini. Hingga, rintik-rintik hujan pun turun, berubah menjadi butiran air yang semakin deras.
Seketika, pandangan Andres pun berubah menjadi sendu saat menatap lurus ke depan. Ke arah butiran air yang kini mengenang, membentuk kolam kecil di sana.
Ami dan Brishti pun saling pandang dengan tatapan penuh tanya. Lalu, beralih menatap ke arah papinya kembali.
"Pi," panggil Brishti, menatap lekat ke arah papinya yang duduk di sebelahnya. Sedangkan Ami, gadis itu duduk di sebelah kiri Andres.
"Papi kenapa?" tanya Ami dengan sorot lembut menatap papinya.
"Setiap hujan, Papi selalu ingat dengan Nadia," ucap Andres pelan.
Brishti dan Ami yang mendengar ucapan papinya pun langsung terdiam, keduanya cukup tahu rasa sedih dan penyesalan papinya lewat tatapan yang Andres tunjukkan.
"Mama sekarang udah bahagia di sana, Pi. Aku juga bahagia karena berhasil menjalankan amanah dari Mama. Papi nggak boleh sedih, ya," ucap Brishti.
"Iya, biar pun aku nggak pernah lihat Mama, aku tetap yakin, Mama bahagia saat ini. Jadi, Papi nggak boleh sedih," tutur Ami.
Andres tersenyum. "Terima kasih, Sayang. Kalian berdua begitu berarti buat Papi. Maafin Papi belum bisa jadi Papi yang baik buat kalian."
Setelahnya, Andres membawa kedua anaknya dalam pelukan. Mengusap punggung kedua anaknya itu lembut.
"Papi adalah Papi terbaik yang aku kenal selama aku hidup di dunia ini, Pi," kata Ami, merasa nyaman dalam dekapan papinya itu.
Brishti pun tersenyum tipis dalam pelukan Andres. "Biar pun aku baru mengenal Papi, tapi aku yakin, Papi adalah sosok terbaik untuk aku dan Ami. Sampai kapan pun itu," ucap Brishti penuh keyakinan.
Andres tersenyum haru. Tidak menyangka kehidupannya akan seperti ini. Bisa bertemu dan bersama kembali dengan anak kembarnya yang terpisah lama adalah suatu hal yang tidak pernah Andres duga. Baginya, saat ini anaknya adalah hal paling utama yang harus dia jaga.
✏☁💦✏
"Mama kalian adalah sosok yang suka hujan. Dulu, saat kami berdua berpacaran, Nadia sering ajak Papi main hujan saat hujan turun deras. Nadia bukan sosok yang mudah sakit, dia selalu senang berada di bawah derasnya butiran air itu. Katanya, hujan itu indah."
Seketika, kenangan itu pun muncul.
"Andres, sini! Hujannya deras, seru banget!" Nadia berteriak kepada Andres yang masih duduk di teras rumah Nadia. Menyaksikan bagaimana Nadia menikmati setiap butiran air jatuh yang mengenai dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Brishti | END
Novela Juvenil◌⑅●🌧️Story of Brishti🌧️●⑅◌ Kematian sang Ibu menjadi hadiah terakhir di hari kelulusannya. Ditambah, dia baru mengetahui sebuah fakta, mengenai sang Ayah yang tidak pernah ditemuinya. Akankah Brishti berhasil menemukan sang Ayah yang belum pernah...