Sudah hampir larut namun ia masih di basecamp bersama teman-temannya. Bryan melewati jam makan malam keluarga karena ia ada urusan bersama teman-temannya.
"Dari tadi lo lihatin apa sih?" Loey meletakkan tangannya di bahu Bryan seraya menyuri pandang ke layar HP pemilik bahu itu.
Seketika layar HP nya menjadi gelap. Pria itu memasukkan HP nya ke saku celana "bukan urusan lo" jawabnya ketus.
Loey langsung memukul lengan Bryan kesal. Pria tampan itu lebih memilih mengambil sebatang rokok dari bungkus rokok di meja mereka.
"Besok sepertinya gue gak bisa ikut kumpul" ujar Bryan pada semua orang di ruangan itu.
Kai yang sedang bermain game hanya melirik sekilas "mau kemana lo?"
"Makan malam dengan Yura" jawabnya yang bernadakan malas.
Leoy menghembuskan gumpalan asap rokoknya "makin dalam aja tuh hubungan" celetuknya.
Namun Bryan tak begitu berekspresi.
"Gila sih, seorang Bryan yang anti wanita takluk sama satu wanita juga. Hm iya sih dia cantik dan sesexy itu" balas Kai pula.
Emilo berbisik "siapa ceweknya?" dan dengan berbisik Kai menjawab "namanya Yura, dia traine terbaik"
Tadinya Emilo yang ingin memainkan gitar musik kembali meletakkan benda tersebut. Segera dia dan anak-anak lainnya mencari tahu wanita mana yang berhasil membuat pria batu seperti Bryan luluh.
"Gue pulang duluan" Bryan meninggalkan apartemen dengan studio musik yang menjadi basecamp mereka.
Loey melambai pada pria yang berjalan memunggunginya. Ia yang tadinya tersenyum malah memasang raut bingung.
Apa yang ia lihat tadi sungguh aneh. Ia menghisap rokoknya lalu dihembuskan. Gumpalan asap itu seolah menjadi lukisan bayang-bayang penglihatannya tadi.
Bryan mengawasi adiknya dari kamera pengawas?
++++
Setelah membayar Bryan langsung meninggalkan toserba. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi agar segera sampai rumah.
Sesampainya di rumah dibawanya kresek belanjaannya ke kamarnya. Di rumah orang orang sudah kembali ke kamar.
Hanya ada beberapa maid yang masih menyelesaikan pekerjaan akhir sebelum mematikan semua lampu.
"Tuan muda sudah kembali? Ada yang bisa bibi bantu?" bibi Eun menghampiri tuannya yang melewati dapur.
Ia menggeleng, "apakah semua orang sudah tidur?"
"Tuan dan nyonya besar sudah kembali ke kamarnya sedangkan nona muda langsung kembali ke kamar setelah selesai makan malam. Sepertinya nona muda sedang period, makan nya sedikit sekali tadi" cerita wanita paruh baya itu.
Bryan memandang ke arah kamar Jess di lantai 2. Ia mengeluarkan sekotak sirup vitamin dari kantong belanja lalu memberinya pada sang kepala maid "untuk bibi" kemudian tersenyum ramah.
"Astaga tuan muda tidak perlu repot repot" ia segan menerima pemberian tuan mudanya.
"Tidak repot bi, tadi aku hanya gak sengaja lihat vitamin ini saat di toserba"
Walaupun segan, wanita paruh baya itu sangat bersyukur dengan pemberian tuan mudanya. "Terima kasih tuan muda" ujarnya sambil membungkuk.
Bryan mengangguk "aku ke kamar Jess dulu" lalu pergi meninggalkan bibi Eun.
Bibi Eun mengangguk, ia pun segera kembali ke dapur. Sudah menjadi kebiasaan bahwa Bryan memang selalu menanyakan dimana adiknya jadi ia tidak menanyakan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Lights
RomanceGimana rasanya kalau lo berada di hubungan yang gak seharusnya ada? Ketika kakak lo sendiri memaksa lo jadi pacarnya dengan ancaman yang gak bakal bisa lo tolak? "Aku terlalu malas menyalahkan siapapun" Jesseyline Lee. "Tutup mulut lo, jangan sampai...