Sambil memijit dahinya, ia berjalan menuju ruang makan. Kepalanya begitu pusing, rasanya akan pecah terbelah dan meletus.
"Lihatlah dirimu? Sudah seperti hantu" Celine menggelengkan kepala melihat Jess yang baru saja bangun.
Dengan suara parau, Jess ingin memeluk sang mommy "morning mom"
Akan tetapi Celine langsung melepaskannya, "kau bau alkohol Jess. Kenapa kau harus mabuk di siang hari hah?"
"Maap mommy, Jess kebablasan waktu nemanin Anne" jawabnya dengan masih setengah jiwa. Celine masih tidak percaya dengan Jess, "padahal kau ini tidak suka minum tapi lihat kondisimu sekarang"
Bryan yang duduk diam mengunyah sarapannya hanya bisa tersenyum menahan tawa mendengar pernyataan sang mom. Celine tidak tahu saja jika putrinya itu hobby sekali mabuk sejak SMA.
Celine memerintahkan maid membawa sup untuk Jess.
"Bagaimana dengan aula dan gereja nya Bryan?" tanya Celine melanjutkan pembicaraan mereka tadi sebelum Jess datang.
"Aula sudah aman mom, Yura masih masih memilih design hiasan interior bunga di gereja nya"
Wanita itu mengangguk, "segera kalian tentukan. Masih banyak yang harus dipersiapkan" dan Bryan mengangguk saja.
Jess yang sudah lebih lega memperhatikan kedua manusia di ruangan itu. Ia teringat dengan ucapan Anne kemarin.
"Kemarin lo bolos cuma karena minum?" tiba-tiba Bryan menanyainya.
Celine meletakkan pisau dan garpunya, "iya Jess kenapa kau bolos?"
"Oh? Awalnya Jess gak berencana bolos, tapi Jess gak enak kalau ninggalin Anne sendirian dalam kondisi kacau" jawabnya jujur.
"Memangnya kenapa dengan Anne? Dia sedang ada masalah?" tanya Celine lagi.
Jess pun menceritakan tentang hubungan orang tua Anne yang akan berakhir. Bahkan Celine pun ikut bersedih mendengar kabar tersebut.
"Oh ya kak, makasih ya udah antar Anne pulang"
Bryan mengangkat bahunya seolah mengatakan tidak, "bukan gue yang antar dia. Gue cuma ngurus lo doang"
"Loh? Terus Anne gimana? Kakak gak ninggalin dia sendirian di sana kan?" Jess cemas.
Pria itu meneguk air es nya, "gue suruh Loey. Ya kali gue urus dua orang mabuk sekaligus, apes banget ntar gue"
Jess sedikit lega, "tapi udah diantar dengan selamat kan?" memastikan sahabatnya yang ada di tangan sahabat kakaknya.
"Gue udah pesanin jangan aneh-aneh" lalu Bryan bangkit berdiri, "Bryan berangkat ke kantor dulu mom" dan Celine mengangguk.
Sebelum Bryan pergi, seperti biasa ia selalu memeluk sang mommy. Kebiasaan kecil yang sudah tertanam sejak kecil. Bahkan walaupun Bryan sempat tinggal di luar negeri cukup lama, secara naluri ia kembali ke kebiasaan lamanya.
🏴🏴🏴🏴
"Iya gue aman kok, cuma ini kepala gue yang gak aman" lapor Anneuntuk menenangkan sahabatnya itu.
'Bagus deh kalau gitu'
Diambilnya satu set pakaian dari lemari lalu diletakkan di sofa dekat meja rias. "Oh ya Jess, yang antar gue pulang siapa? Kak Bryan?"
'Bukan, kakak gue cuma ngurus gue doang. Yang ngurus lo kak Loey'
"WHAT?" teriak Anne terkejut. Ia mematung shock dengan informasi tidak terduga itu.
'Kenapa? Kenapa lo teriak? Dia gak aneh-aneh kan?'
Anne menepuk jidatnya, "hal teraneh adalah kok bisa dia yang bawa gue pulang? Itu aja udah aneh banget Jess" rengek Anne yang enggan mengakui dirinya ditolong pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Lights
RomanceGimana rasanya kalau lo berada di hubungan yang gak seharusnya ada? Ketika kakak lo sendiri memaksa lo jadi pacarnya dengan ancaman yang gak bakal bisa lo tolak? "Aku terlalu malas menyalahkan siapapun" Jesseyline Lee. "Tutup mulut lo, jangan sampai...