9

340 28 0
                                    

Christ menghitung mundur dalam tiga hitungan. Dan saat ia mengatakan buka, jari Bryan langsung klik tombol hijau di layar.

Dalam beberapa detik suasana seketika hening. Tidak ada yang bicara sama sekali.

"LULUSSSSS" teriak Celine.

Christ langsung memeluk putri kesayangannya itu. Celine memeluk putranya, ia begitu senang.

Bryan tersenyum melihat hasilnya. Jess diterima di jurusan psikologi di Hankook University.

"Princess daddy memang hebat" lalu mengecup kepala putrinya. Celine bergantian memeluk Jess yang menangis terharu.

"Ini harus kita rayakan, sebutkan sayang kamu mau apa? Mom and dad akan kasih apapun itu" ujar Celine.

Jess menyeka air matanya, ia menggeleng "Jess gak mau apa-apa kok mom. Jess bahagia udah berhasil kasih apa yang kalian harapkan"

Christ langsung menggeleng, "tapi kami harus tetap apresiasi pencapaian mu"

"Nanti saja dad, Jess kasih tau nanti kalau sudah tau mau apa" mereka pun setuju.

Setelah terharu bersama, Celine dan Christ meninggalkan kamar Jess. Bryan memandangi Jess yang masih menangis bahagia.

"Ekhem" ia berdehem.

Jess langsung hapus air matanya. Ia mempout bibirnya, sangat menggemaskan.

"Kak Bry, hm.." ia ingin mengatakan sesuatu.

" ia ingin mengatakan sesuatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bryan masih menunggu.

"Hmm... kak Bry.. itu.. makasih ya kak udah jadi guru aku"

Dan Bryan pun tersenyum, ia menyentikkan jarinya di kening Jess "ngapain nangis dapat kabar baik begini"

Jess mengelus dahinya, ia tak marah. Spontan ia memeluk sang kakak, "Jess sayang kakak"

Bryan balas memeluk Jess, ia bangga pada gadis kecilnya ini.

Lalu Bryan menghentikan pelukan mereka, "gue ada sesuatu buat lo"

Jess mengerutkan dahinya, "apa kak?"

Bryan mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Diberinya selembar kertas berwarna ungu kehitaman.

Jess terkejut melihatnya, "kak ini?" dan Bryan mengangguk. "Tapi lo perginya bareng gue, biar lo aman"

Ada binar di matanya. Jess sangat senang mendapatkan tiket VIP club ternama di Seoul. Dalam tiket itu tertera nama acaranya "Jesseyline Party"

Bryan memberikan pesta perayaan besar besaran di club terbaik di Seoul. Ia tahu Jess memang suka ke club, sebenarnya Bryan tak suka hal itu. Namun jika bersamanya maka tidak masalah, bukan?

'Lo boleh terbang bebas kemana pun tapi gue akan tetap mengawasi. Bahkan walaupun kamu mati, aku akan ikut mati. Aku akan mengawasi dan mengejarmu sampai ke kematian Jesseyline' 

Red LightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang