11

336 32 5
                                    

Hari ini Jess berencana untuk membeli beberapa buku dan juga berbelanja kebutuhan pribadinya. Ia meminta Anne untuk menemaninya pergi.

Setelah selesai mandi, Jess pun segera memakai outfit yang nyaman. Ia hanya mengenakan riasan tipis saja karena ia sedang malas.

Jess melihat ke cermin seseorang membuka pintu kamarnya. Ia langsung berdiri dan menatap pria itu masuk dan berjalan mendekatinya.

Jess mencengkram meja riasnya gugup melihat Bryan semakin dekat. Namun Bryan datang dengan senyuman.

 Namun Bryan datang dengan senyuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria itu langsung memeluk Jess. Tubuh Jess mematung, ia masih belum bisa melupakan malam itu.

"Gue sangat merindukan lo, Jesseyline" ujarnya.

Bryan memuaskan rasa rindunya. Ia sudah beberapa hari ini tidak sempat menemui Jess karena banyak pekerjaan di tambah harus mengurus sisa perkuliahannya.

Namun tubuh yang ia peluk terasa kaku. Bryan melonggarkan pelukannya, "still scare Jess?"

Jess tidak berani menjawab. Bryan pun tahu jawabannya. Dia mengelus pucuk kepala Jess, "lo adalah segalanya buat gue Jess. Dunia gue berpusat pada lo, gue gak pengen nyakitin lo sama sekali. Gue akan lakukan apapun selama lo aman bersama gue"

Pasrah, Jess tidak bisa mengubah fakta bahwa mereka sudah melewati batasan kakak beradik.

Setelah kejadian itu, Jess berusaha membangun jarak dengan semua pria. Ia takut Bryan akan menghukumnya lagi.

Jess mencengkram kerah jas Bryan, "please jangan sakiti Jess lagi" mohonnya.

Melihat Jess yang tidak lagi pemberontak membuat Bryan puas. Ia mengangguk "gue paling gak bisa lihat lo sakit Jess. Menyakiti lo sama aja dengan menyakiti diri gue sendiri"

Mendengar itu Jess pun mengangguk. Ia tahu betul, sejak kecil Bryan adalah pelindungnya. Kakaknya paling tidak bisa melihat Jess terluka atau kesakitan sedikitpun. Dahulu Bryan bahkan pernah berkelahi dengan anak-anak yang ingin membully Jess hingga mereka masuk rumah sakit.

Namun Jess menepis kecurigaannya atau dia sepertinya berusaha lupa, bahwa malam itu sungguh menyakiti dirinya dan Bryan menikmati itu. Ia hanya berharap jika Bryan tidak akan melakukannya jika dirinya tidak membuat Bryan marah lagi.

Bryan mendekatkan bibirnya pada Jess. Mata hazel itu terpejam saat kedua pasang bibir itu menyatu.

Dengan lembut Bryan melumat bibir berbentuk hati itu. Jess membiarkannya walaupun ada rasa tak ingin di hatinya.

Setelah Bryan puas, ia melepaskan Jess. "Lo mau kemana hm?" tanya Bryan lembut.

Jess menunjukkan hp nya, Bryan melihat room chat Jess dan Anne. "Hati-hati, kalau ada apa apa hubungi gue"

"Kakak gak ke kantor?"

Bryan mengangguk, "gue cuma pulang sebentar untuk lihat lo"

🏴🏴🏴🏴

Red LightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang