14

259 25 0
                                    

🏴🏴🏴🏴

Tubuhnya belum membaik seutuhnya. Masih ada rasa sakit dan beberapa lebam karena permainan Bryan yang kasar.

Ia tidak jadi kuliah karena ketiduran. Ketika ia bangun ternyata sudah sore.

Tok tok tok...

Dibukanya pintu dan ternyata Celine yang mengetuk.

"Bagaimana kondisimu sweet heart?" Celine pun masuk.

"Sudah lebih baik mom"

Celine memeluk Jess. Ia tidak bisa tenang jika Jess tidak baik-baik saja.

"Kita ke rumah sakit saja ya sayang?" namun Jess tetap menolak.

"Jess udah baikan kok mom"

Wanita cantik itu tau Jess masih belum sehat. Namun ia tidak ingin terlalu memaksa putrinya.

"Ini kakakmu mengirimkannya"

Jess menerima paper bag itu. Di dalamnya ada sekotak cheese cake dan minuman penambah stamina. Ada juga coklat-coklat kesukaan Jess.

"Kakak mu itu emang paling tau yang Jess suka" namun Jess hanya bisa tertawa terpaksa dengan ucapan mommy nya barusan.

Celine mengelus rambut Jess, "mom mau siapin makan malam dulu ya. Kau istirahat saja" dan Jess pun mengangguk.

Setelah sang mommy pergi, Jess melempar paper bag itu ke ranjangnya. Dadanya sesak melihat benda sialan itu.

Setelah membuat tubuhnya remuk dan melecehkannya, Bryan ingin berbuat manis. Jess membenci pria itu yang mempermainkannya.

🏴🏴🏴🏴

"Tadi mom kasih obat, sekarang dia sudah tidur"

Bryan pun mendatangi kamar adiknya. Walaupun Jess kunci, Bryan punya kuncinya sendiri.

Ia masuk dan benar Jess tertidur. Bryan pun duduk di samping Jess, ia mengamati wajah Jess yang begitu pulas.

Pria itu pun menyadari sepertinya ia terlalu kasar kali ini. Sudah dua hari dan Jess masih belum sepenuhnya baikan. Namun ia salut dengan Jess.

Gadis itu bahkan tidak membalas kejahatan yang sudah dirinya lakukan selama ini. Jess menyembunyikan semuanya sendiri.

Makanan yang dirinya kirimkan tadi masih ada di atas nakas. Sepertinya Jess tidak memakannya sama sekali.

Ketika ia akan beranjak dari sana, Jess mulai tampak aneh.

Dahi Jess berkerut, keringat bercucuran dari dahinya. Tidurnya pun semakin gelisah.

"Jess? Mimpi buruk hm?" panggilnya dengan lembut.

Tubuh Jess semakin gelisah. Bryan mengelus kepala Jess namun tidak mempan.

Air mata malah muncul di pelupuk matanya. Gadis itu sepertinya mimpi buruk.

Isakan tangis Jess semakin kencang. Bryan bingung, mimpi buruk apa yang membuat Jess sampai menangis saat tidur.

Ia menggenggam tangan Jess. Namun bukan dia yang menggenggam, Jess lah yang menggenggam erat jari telunjuknya.

Bisa Bryan lihat tangan mungil itu hanya menggenggam jari telunjuknya saja.

"Jess bangun sayang, Jess" dengan lembut ia membangunkan Jess namun Jess masih terus menangis.

"Hikss kakak hikss Jess takut hikss.. tolong Jess hikss"

Bryan bingung dengan omongan Jess.

"Kak tolong hikss.. Jess takut sendirian hiksss.."

Semakin bingung harus apa. Namun tiba-tiba Jess terbangun dan menangis histeris.

Red LightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang