Sejak tadi gadis itu memandangi sahabatnya yang terus memejamkan mata dan melipat tangan. Mujizat apa ini?
Apakah dunia akan segera kiamat? Apa yang mereka lakukan saat ini dan dimana mereka saat ini, Ruby bertanya-tanya apakah semua ini nyata?
Akhirnya manusia aneh di sampingnya selesai berdoa. Setelah membuat tanda salib, Jess pun menarik nafas dalam-dalam.
"Lo gak sakit kan?" tanya Ruby membuka obrolan.
"Hah sakit?"
Tangan indahnya menempel di dahi Jess, tidak hangat. Ia menatap Jess curiga "lo ga sekarat kan?"
Jess menepis tangan sahabatnya, "apa sih Ruby? Gue sehat" jawabnya terheran-heran.
"Lah terus sejak kapan lo jadi orang religius gini? Jangan-jangan lo baru buat dosa besar ya?" ia mulai curiga karena Jess bahkan tidak pernah menginjakkan kaki di gereja sejak mereka kenal.
Orang yang dicurigai pun tersenyum malu, ia cemas dan juga malu. "Gue baru mengakui dosa. Iya, dosa yang besar banget" jawabnya malu mengakui.
"Hahaha buat dosa apaan lo? jangan-jangan lo baru bunuh orang?" Ruby terus mengintrogasi.
Jess memicingkan mata "enak aja lo. Udah kan tadi gue bilang gak boleh tanya alasan gue ke gereja" tolaknya tegas.
Ruby pun menghela nafas malas, "halah dosa sebesar apa sih? Padahal selama ini dosa lo udah kebanyakan tapi lo ga pernah pengakuan dosa"
Ia akui banyak dosa yang sudah dia lakukan. Jess tidak akan menyangkal, namun kali ini dosanya sungguh tidak bisa diampuni.
"Ayo makan, gue lapar belum sarapan" ajak Ruby menyudahi perdebatan mereka.
🏴🏴🏴🏴
Diseruput nya sedotan tumblr pink hello kitty kesayangannya itu. Matanya masih terus memperhatikan lembar tugas yang tadi dikembalikan oleh dosen setelah diperiksa.
Jess membandingkan jawabannya dengan kunci jawaban dari dosen. Ia terheran mengapa nilainya tidak maksimal, padahal ia sudah menjawab sesuai teori di jurnal dan artikel internasional.
Setelah menyadari kesalahannya, Jess akui ia salah dalam menafsirkan beberapa maksud pertanyaan sehingga ia salah menjawab. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain merefleksikan diri ia harus lebih teliti.
Ia menyusun semua buku dan iPad nya ke dalam tote bag pink nya lalu meninggalkan perpustakaan. Jess sudah menyelesaikan seluruh jadwal kelasnya hari ini.
Ia berencana untuk pergi ke mall sendirian. Ia tidak mau cepat-cepat pulang, ia enggan bertemu dengan Bryan.
Ketika ia menunggu lift, seseorang berdiri di sampingnya.
"Hai" sapa orang itu.
"Oh? Kak Vincent?" Jess sangat senang melihat sosok pria di sampingnya.
"Kok sendirian?" tanya Vincent pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Lights
RomanceGimana rasanya kalau lo berada di hubungan yang gak seharusnya ada? Ketika kakak lo sendiri memaksa lo jadi pacarnya dengan ancaman yang gak bakal bisa lo tolak? "Aku terlalu malas menyalahkan siapapun" Jesseyline Lee. "Tutup mulut lo, jangan sampai...