🐻Karena Kamu🐰

310 30 7
                                    

"Koushi, kamu dimana?"

Sugawara terkejut, kenapa tiba tiba Daichi menggunakan Aku-kamu?? Ia segera menjawab pertanyaan Daichi.

"Ada di rumah, Daichi. Kenapa?"

"U-uh, aku perlu kamu, bisa bawa mobil tidak?"

"Nggak bisa, memang Daichi kenapa?"

"Shhh, kamu datang ke gang kecil toko roti bisa?"

Terdengar nada menahan sakit dari sana, membuat Sugawara khawatir

"O-oh bisa bisa, Daichi tunggu ya? Tahan okay? Aku harus bawa ap ini??"

Panik, bagaimana tidak? Nada bicara Daichi terdengar kesakitan.

"Bawa diri sama obat luka aja"

Semakin panik dirinya, ia pun mengambil beberapa obat luka yang ada di kamarnya dan memasukkannya kedalam tas.

"O-okey, aku berangkat Daichi, jangan kemana mana, aku pasti datang"

"Iya, Koushi"

Sugawara mematikan panggilannya. Ia bergegas keluar rumah.

Ia turun kelantai bawah untuk menunjukkan pintu utama.

"Mau kemana?"

Ah, ia lupa, bahwa ia tidak sendirian di rumah ini.

"M-mau b-beli b-bahan untuk fe-festival" sial, dirinya sangat gugup.

"Jangan kemana mana! Setelah itu langsung pulang! Jangan keluyuran aku tak mau tubuh mu di sentuh orang lain" ujar orang itu.

Sugawara hanya mengangguk. Ia pun keluar rumah dengan terbirit-birit lalu pergi ke samping.

Ia menggunakan sepeda Kesayangannya untuk menuju tujuan yang di tujukan Daichi tadi.

Ia mengayuh sepedanya dengan tergesa-gesa.

Sampai di pertigaan gang Roti yang di maksud ia mencari mobil Daichi.

Ia turun dari sepedanya dan memarkirkan di dekat mobil itu.

"Daichi??" Dirinya itu masih panik ditambah tergesa-gesa mengayuh sepeda tadi membuat nafasnya tidak beraturan.

Daichi membukakan pintu mobil di bangku penumpang sebelahnya. Sugawara masuk dengan nafas yang masih berantakan.

"Hahh hahh"

"Netral kan nafas mu dulu Koushi"

"Aku hahh.. aku panik Daichi hah... Kamu kenapah??"

Daichi membuka kaos nya, di punggungnya terdapat banyak luka cambuk yang belum di obati, darahnya masih ada yang keluar sedikit.

"Astaga!" Sugawara mengarahkan punggung laki laki itu ke hadapannya.

Ia mengeluarkan tissue yang ada di dalam tasnya guna mengelap darah yang berceceran.

Sugawara enggan menanyakan hal ini kepada Daichi. Pemuda itu membutuhkannya karena sedang terluka bukan untuk tempat bercerita.

"Sshhh"

"M-maaf, sakit ya?"

"Nggak kok, maaf merepotkan ya? Ahh, aku bingung harus bercerita dari mana" ucap Daichi.

Ternyata pikirannya salah, kehadirannya di sini juga sebagai tempat untuk cerita.

"Ceritakan pelan pelan saja"

Sembari mengoleskan obat luka, Suga mendengarkan apa yang Daichi ceritakan.

"Michimiya itu adalah anak yang manja. Dia selalu melaporkan kepada ayahnya jika aku tidak ingin bersamanya dan ayahnya adalah tipikal orang yang keras kepada orang lain. Setiap aku menolak keinginannya pasti ia laporkan dan aku dihukum oleh ayahnya. Jika dihukum membersihkan kandang ayam tidak masalah, ini dicambuk di depan keluarganya. Mama dan papa tidak tau..."

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang