di ujung tanduk

12 2 0
                                    

                               🍃🍃🍃🍃

" Lisya "bisik Hera pelan
ia merasa sakit melihat sahabatnya terbaring dirumah sakit dengan sayatan dilenganya entahlah apa yang membuatnya melakukan hal gila seperti itu
Yang ia tahu wanita ini begitu kuat
Juga lisya sedang bahagia menikmati liburannya bersama jefran bahkan Hera melihat beberapa kali felisya meng-upload foto kebersamaan mereka beberapa hari yang lalu mereka tampak bahagia
Ahh benar tidak ada yang tau pikiran dan bathin orang lain meskipun kita merasa begitu dekat

"Sya bangun please aku bawa oleh-oleh bangun sya kamu harus Menganti  hadiahku Ndak kasian apa kamu aku menghabiskan uangku hanya untuk wanita yang tidak bisa membalas,aku ada masalah nih jadi motivator bentar ntar tidur lagi gpp sya bangun Miss you " ucap Hera mengengam tangan sahabatnya tanpa ia sadari air matanya membanjiri kemeja putihnya
Tidak ingin ada yang melihatnya menangis ia menengelamkan wajahnya pada ranjang tempat Felisha terbaring

Hera mendengar suara riuh diluar yang semakin dekat kamar inap temanya ia mengangkat kepalanya sarkas tapi ia merasa pandangannya sedikit kabur ia ingin membasuh wajahnya Hera mencoba sekuatnya berdiri tapi-

" Brruuuukkk " suara hantaman tubuhnya kelantai rumah sakit ia samar melihat kerumunan orang menghampirinya setelahnya ia tidak ingat lagi

10 jam berlalu

Hera terbangun  diatas bed rumah sakit dengan infus dilenganya

Hera menyibak gorden mengedarkan pandangannya melihat sekeliling tapi disana suasananya sangat, sangat sepi suara nyamuk pun tidak terdengar diruangan ini

Hera berjalan keluar menyopot paksa selang infus  ia ingin segera pergi tapi tiba-tiba saja pintunya terbuka aksinya gagal berakhir
Ia diceramahi oleh dokter tapi ia memang merasa dirinya baik-baik saja
Hanya kepalanya yang masih terasa berat

Perawat disana tersenyum mengejek dirinyatidak membuatnya terusik

" Hamil ??"tanya Hera menyakinkan pendengaranya dokter itu menganguk Hera mengeleng tidak percaya ia meminta cek ulang dokter itu menyangupi

"Pantas saja perawat itu menatapku mengejek " bathin Hera
Sebenarnya ia juga ragu pada dirinya bagaimana tidak ia memang belum datang bulan karena jadwalnya yang tidak teratur membuatnya dadanya berdebar
Tapi mengetahui hal seperti itu dari orang lain meskipun seorang dokter profesional pun tanpa ia lihat langsung didepan matanya akan sulit membuatnya menyakinkan dirinya

Merasa lebih baik Hera memutuskan pulang setelah dua hari dipaksa menginap dirumah sakit setelah melakukan berbagai pengecekan akhirnya ia diperbolehkan pulang

Hera merasa diikuti saat perjalanan pulang
Tapi ia tidak ambil pusing ia lebih pusing lagi melihat rumahnya yang seperti kapal pecah darah berceceran dimana-mana rasanya ia ingin membangunkan lisya sekarang bukan untuk membantunya membersihkan rumahnya tapi sebuah tanya yang ia belum tau jawabannya

Hera melihat jam ditanganya hari ini ia harus mulai bekerja

" Masih ada waktu sebaiknya aku bergegas" ucap Hera
Bathinya Untunglah dokter memberikanya vitamin

seminggu berlalu

Felisya belum bangun juga tapi membuatnya heran jefran kekasihnya tidak pernah sekalipun datang menjenguknya
Mencoba Menelpon tapi nihil tidak ada jawaban sedangkan jimin terus menelponya ia sempat ingin menyusul ke Hongkong saat tau kekasihnya dirawat
Itupun tanpa disengaja saat sedang melakukan panggilan video dokter masuk memeriksa kondisi Hera
Jimin terus menemani meski lewat panggilan telepon ia menyempatkan waktunya memastikan Hera baik-baik saja yang Hera pikir dia memang baik pada banyak orang tidak terkecuali padanya mereka membicarakan banyak hal agar Hera tidak merasa kesepian

Mantan Pacar Idol (Park Jimin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang