Rosie terbangun dengan susah payah. Ia tertidur di sofa ruang tamunya. Suasana rumahnya lebih sepi dibandingkan sebelumnya meski sebenarnya ia memang selalu sendirian di rumah tapi kali ini hatinya bukan hanya sepi tapi juga hampa. Tidak ada jejak bahwa Loey kembali ke rumah, mungkin Loey benar-benar mengambil pilihan untuk meninggalkan Rosie.
Rosie berjalan ke kamarnya, tubuhnya merosot saat melihat rangkaian bunga mawar yang Loey berikan padanya beberapa hari yang lalu. Tangisannya pecah dan menggema di seluruh penjuru rumah.Segala sesuatu yang ada di rumahnya mengingatkannya pada Loey. Tempat tidur mereka, ruang ganti mereka, sofa mereka, dan semua itu membuat Rosie semakin menderita. Rosie berpikir bahwa dia tidak bisa lagi hidup dengan segala hal yang mengingatkannya pada Loey sehingga ia berpikir untuk menelepon agen real estate.
"Jeff," katanya dengan suara parau, tenggorokannya sakit buat main, "bisakah kamu menjemputku?"
Sebagai saudara yang dilahirkan dan dibesarkan bersama-sama tentu bukan hal yang sulit bagi Jeffrey untuk mengetahui keadaan Rosie. Tanpa bertanya Jeffrey pun segera menghampiri Rosie dan saat ia masuk ke kamar saudarinya, hati Jeffrey ikut terluka. Jika tahu pada akhirnya 'kesepakatan bisnis' ini hanya akan membuat Rosie kesakitan, seharusnya ia tidak tinggal diam. Rosie adalah belahan jiwanya."Aku akan membantumu mengemasi barang, tapi sekarang kita keluar dulu."
Dengan berat hati Rosie menuruti Jeffrey. Ia berjalan keluar dari kamarnya melewati lorong kenangan pahit antara dirinya dan Loey. Menjadi janda cerai tidak pernah terlintas di pikirannya bahkan saat ia setuju menikah dengan pria yang tidak ia kenal.
"Rosie?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mask for Us ✔
FanfictionSebuah kisah cinta antara Rosie dan Loey yang diawali dengan perjodohan kedua orang tua mereka