Ep 19. Hard to Say Goodbye

30 7 1
                                    

BGM : i'd be sad if you were gone - slchld

•••••••••••••••••••••

"Halo geees, maaf baru ngunjungin lagi. Gue kena musibah."

"Lu berhari-hari gak bisa dihubungin anjir. Gua kira lu kawin lari sama Adimas." Sunny mencibir. "Balik bukannya bawa anak, tangannya malah patah."

"DIH, GAK JELAS PARAH." Gue ngetuk-ngetuk kerangka brangkarnya Yugu. "Lo dulu lah yang kasih gue ponakan."

"Nanti, kalau udah bener geraknya," kata Yugu.

"Kita 'kan udah punya empat?"

"Beda spesies, Sun. Beda spesies."

Sunny ketawa. "Kayak yang suka anak kecil aja, Na. Minta ponakan."

"Oh iya." Gue bergumam. "Nanti gue pake aplikasi buat nyatuin muka orang aja, biar gak penasaran anak kalian kayak gimana."

"Eh, ya ampun. Sampe lupa kalau gue bawa kue." Gue ngebuka kotak kue yang ada di meja. "Burnt Cheesecake."

"Bro, mau gak? Biar Una potongin."

Anjir. "Kalian gimana survive tanpa gue sih?" Bayangin aja. Di kamar satu orang, yang satu masih rehabilitasi, yang satunya lagi di kursi roda.

"Susah, parah." Sunny menggeleng. "Untung banyak yang nengokin, jadi ada yang bantu tipis-tipis."

Gue mengangguk. Baguslah Sunny ada yang jagain. "Nih kuenya. Kalau mau tinggal ambil lagi, udah gue potongin."

"Eh terus kalau tangan lu patah gitu, jadi ke Venice?"

Gue menatap Sunny. Venice? "Anjir, gue baru inget."

"Lu kok ... anjir, KOK BISA!?"

"Terlalu banyak musibah gue sampe gak sempet nyiapin dokumen. Gila, harus langsung diurus ini."

"Ngapain ke Venice?" Yugu nanya di sela-sela suapannya.

"Kerja." Gue mengigit bibir. "Gila gue kerja ke Venice broooo. Di Prancis. Di benua lain!"

"Suram banget ke Venice cuma buat kerja."

"Kerja di kosan Jakarta sama apartemen Venice beda, Sayang."

Gue mengangguk. "Daripada liat motor atau ondel-ondel lewat, gue lebih milih liat perahu yang lewat."

"Emang bakal di sana? Gila gue iri." Sunny mengerutkan bibirnya. "Bisa berenang tiap hari di kanalnya."

"Anjir, ya kali." Emang aneh ya temen gue yang satu ini.

Yugu mengangguk. "Berenang mah ke kolam renang, Sun."

"Mau kemana kita? Ancol?"

"Yaa, boleh." Yugu senyum manis. "Nanti ya, setelah kita berdua sembuh."

Sunny bales senyum. "Oke, deh."

Mereka saling menatap, tenggelam dalam dunianya sendiri. Then there's me, the lonely single woman.

[terus ada gue, jomblo kesepian]

"Gue pulang deh, ya?" Gue menghela napas. "Capek kebagiannya liat ke-uwu-an orang lain terus."

"Lo sama Adimas juga uwu tau!"

Hah? Apa katanya? Gue sama Adimas uwu? "MANA ADA."

"Ada dong!" Sunny melotot. "Adimas nge-chat lo tiap hari; ngabarin lu walau gak penting-penting amat; nanya keadaan lu; masakin lu makanan enak. Anjir, udah kayak jagain istri lah!"

Marsmellow Isi Cabai |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang