5

96 16 4
                                    


"Lo?!"

Perempuan yang baru saja membuka pintu itu terkejut saat mendapati laki-laki yang tingginya tak jauh darinya berada di depan pintu. Sedangkan yang dihadapannya hanya menampakkan senyum tipis dengan kemeja yang lumayan basah, mungkin terkena air hujan pikirnya.

"Ngapain lo kesini?" tanyanya bahkan belum mempersilahkan laki-laki itu masuk.
"Seenggaknya lo suruh masuk dulu kali Kyung" jawabnya setelah merotasikan bola matanya.
"Tap-"

"Eh itu Renjun ya?" sela wanita paruh baya di belakang Nakyung.
"Oh malam Tante" sapa Renjun sedikit membungkuk tanda salam menggantikan kedua tangannya yang basah saat akan berjabat tangan.
"Ayo masuk dulu, kamu ini gak baik tau bicara di depan pintu" ajak Junghwa menarik tangan Renjun dan sedikit menyenggol putrinya untuk memberi jalan.

Ini yang membuat Nakyung malas, lihatlah ibunya bahkan langsung menarik si mungil itu dalam keadaan basah. Junghwa memang ingin sekali memiliki seorang anak laki-laki tapi apa daya kedua anaknya adalah perempuan. Maka dari itu jika Mingyu, teman-teman Mingyu, dan si mungil itu datang maka ibunya akan selalu melayaninya dengan sangat baik.

"Dasar penjilat" gumam Nakyung

Nakyung segera menutup pintu dan menyusul dua orang tersebut yang sepertinya masuk ke dalam kamar tamu. Dari ruang keluarga saja, ia sudah dapat mendengarkan perkataan ibunya untuk meminta Renjun mandi air hangat. Cih manja!

"...bajumu terlihat sangat basah Njun, segeralah mandi lalu aku akan meminjamkan baju Mingyu padamu" suruh Junghwa pada Renjun.
"Nggak perlu repot Tante, ini belum terlalu basah kok. Lagipula saya cuman sebentar disini." tolaknya halus.
"Aish sudahlah, gunakan kamarnya dengan baik. Apa kamu udah makan?  mau Tante buatkan kopi atau teh? La-"
"Kalau begitu Renjun akan mandi, Tante Junghwa hanya perlu menunggu di depan. Saya sudah makan malam di kantor, jangan repot-repot" jawab Renjun cepat sebelum wanita itu menyelesaikan ucapannya.

Junghwa mengangguk dan tersenyum hangat. Setelah berpamitan keluar dari kamar tamu, matanya menatap Nakyung yang duduk di depan tv dengan camilan kentang yang ada di depannya. Ia menggeleng tak habis pikir, bukankan anaknya itu tau kalau temannya datang?

"Adek, kamu tuh ya ada temen kamu ke rumah malah nonton tv begini. Bikinin minum atau siapin camilan gitu" ujar mamanya.
"Itu cuman Renjun, udah biasa juga. Lagipula ada mama, biasanya kan mama yang bikinin minum" balasnya santai.
"Yaudah sana buatin Renjun teh, biar mama yang pinjam baju Mingyu" perintahnya saat menaiki tangga untuk ke kamar Mingyu.

"Gausah bikin minum, dia gak minta"
"Nakyung bikin sekarang atau mama lempar sandal ini ya!" gertak Junghwa bersiap mengangkat sebelah sandal rumahnya.
"Iyaaaa" balas Nakyung malas. 

🦊

"Malam Yangyang, ada apa telpon malam-malam begini?" tanya seseorang dari sebrang setelah mengangkat dering telepon dari nakas.
"Hyunjin, satu minggu lagi kita akan melakukan peluncuran desain baru untuk beberapa perusahaan tetap. Aku sudah menyiapkan beberapa pilihan media yang akan kita gunakan, pastikan sekertaris tau tentang ini. Lebih baik kita melakukan rapat besok pagi sebelum makan siang." jelas Yangyang tanpa basa-basi.
"Siap, aku hubungi Nakyung setelah ini. 2 hari lagi kita lakukan rapat bersama dengan bos"
"Terima kasih Hyunjin"
"Terima kasih kembali" jawab Hyunjin lalu menutup teleponnya. Hembusan napas pelan keluar dari mulutnya.

"Minggu ini sepertinya akan lebih sibuk dari kemarin" batin lelaki itu.

🦊

Kali ini Renjun sudah berada di dalam ruang keluarga. Terkejut bukan ? meskipun hanya sebatas teman, namun keluarga Nakyung memang benar-benar menganggap Renjun seperti anaknya sendiri. Hal ini terjadi karena pada saat kuliah dulu, Renjun memang sering berangkat dan pulang bersama Nakyung.

BAD/CALM BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang