3

129 22 6
                                    


"LO GILA YA?! SEENAKNYA PELU-HMP!" sentak Nakyung tak terima sambil mencoba memberontak terhadap laki-laki di depannya. Namun teriakannya terpaksa dibungkam oleh Renjun, takut Lia masih ada di sekitar ruangannya.
"Diem dulu, dia belum jauh dari sini" bisik Renjun tepat di telinga kanan Nakyung. Tangan kirinya tetap berada di pinggang wanita itu. Sedangkan tangan kanannya masih membungkam telak mulut Nakyung. Jangan lupakan sebagian tubuh mereka menempel erat, dasar si modus Renjun.

"Hmpah! Lo hah gila ya?! atas dasar apa lo narik gw kayak gini belum lagi lo bilang ke pacar lo itu kalau gw tunangan lo?! gak sudi! oh atau lo emang suka mainin perasaan wanita ya ha?!" desak Nakyung saat Renjun melepas bungkamannya. Wanita itu mengomel dengan mulut mengerucut membuat lelaki di depannya malah salah fokus.

"Heh ! Lo tuh ih lepas gak!" berontak Nakyung dalam pelukan Renjun. Lelaki itu pun melepas pelukannya.
"S-sorry, tapi gw emang risih. Lo liat sendiri gimana dia gelayutan, penampilan nya gak sopan, pemaksa kan. Y-ya gw gak kepikiran cara lain selain itu"
"Ya tapi kan pasti ada cara lain njun!"
"Lo kenapa ribet banget sih? lagipula gw gak nyebut nama lo!"
"Masalahnya gw udah kenalan sebelum lo masuk tolol!"
"Ya berarti bukan salah gw anjing !"
"Salah lo!"
"Salah gw?"
"Ya iya lah?! Bayangin ya njun gimana kalau cewek lo ngelabrak gw, gw digantung di kantor terus gw mutilasi. Terus gw -"

"Kebanyakan nonton drama lo!" sela Renjun sambil menyambar tasnya dan kembali duduk untuk membuka berkas tadi pagi.
"Hey! Sekarang apa yang gak mungkin ?!" sentak Nakyung sambil menggebrak tangannya di atas meja Renjun.
"Lia gak mungkin berani ganggu lo, selama lo bareng sama gw. Liat aja nanti" ujar lelaki itu dengan yakin.

"Gak percaya tuh gw" Nakyung mengendikkan bahunya.
"Makanya tetep ada di dekat gw, biar Lia gak berani buat ulah"
"Maksud lo?"
"Ya pura-pura jadi tunangan gw waktu ada Lia"
"Ogah!"

Mendengarnya saja membuatnya geli. Pura-pura menjadi tunangan lelaki mungil ini?? Hell no! lebih baik dia menemani Hyunjin di depan dan mendengar ocehannya daripada berpura-pura seperti itu.

"Yaudah diem, mana ringkasan rapat kemarin? biar gw cek" acuh Renjun akhirnya.
"Tapi njun! ini tuh lebih penting ! nanti kalau pacar lo itu balik lagi nge-"
"Mantan" ucapnya menekankan kata mantan saat Nakyung bersikukuh menyebutnya sebagai pacar.
"Bodo amat! entah itu mantan lah, pacar lah, kakak lah yang penting gimana nasib gw?? selama gw hidup, gak ada cewek yang seratus persen bersedia buat ngelepas cowoknya. Itu berarti dia gamon njunnn" cecar Nakyung mencoba menjelaskan.

"Yaudah sih, dia yang gamon kenapa gw yang repot. Lagian lo tuh cuman pura-pura di depan Lia. Atau lo mau sekalian pura-pura di depan bunda?" jawabnya santai sambil membolak-balikkan kertas yang ada di depannya.

Hanya dengusan kesal terlontar dari wanita di hadapannya. Matanya yang tajam, bibirnya yang mengerucut ditambah poninya yang hampir menutup matanya terlihat makin turun membuat Renjun menahan tawanya mati-matian. Gemas sekali.

Eh?

"dasar mungil ! gatau diri ! seenaknya ! malah sok banget lagi ngebentak ceweknya!" umpat Nakyung lirih sambil membawa tasnya keluar ruangan. Mungkin menambah kopi dingin akan meredakan emosinya.

Brakk

"Handphone gw ketinggalan!" bentak Nakyung kesal setelah mendobrak pintu untuk kembali masuk ke dalam ruangan Renjun. Lelaki itu hanya menggelengkan kepala, heran melihat tingkah sekertarisnya itu.
"Kenapa liat -liat?! sana baca ringkasannya!" bentak wanita itu lagi saat tak sengaja netranya bersitatap dengan Renjun.

Brakk

"Hah...dasar mini !" gumam Renjun terkikik geli.

🦊

"Kenapa harus aku?!" tanya Nakyung yang masih merasa kesal dengan kejadian beberapa waktu lalu. Ternyata meminum kopi bukan obat yang mujarab untuk meredakan emosinya. Ini semua gara-gara Yena yang menyerobot antriannya saat memesan kopi. Padahal dia sudah rela mengantri sambil meredam amarahnya. Beruntung saja meja kantin kantor ini tak habis dilahap oleh Nakyung.

"Haish sebentar saja ! aku harus membantu ibu membuat kue untuk ayah !" suara wanita di seberang rupanya tak kalah memekik.
"Kemana suami mu?" tanya Nakyung penuh selidik sambil terus mengaduk kopi di depannya. Mood nya berantakan sekarang.
"Dia bekerja bodoh!" bentak wanita itu kembali.
"Tapi aku seda-" jawab Nakyung terpotong setelah mendengar telepon itu ditutup sepihak.

Sial !

Berarti gw harus ketemu si mungil itu dong? dih ogah ! peduli apa gw sama izin kantor. Lagian dia temen gw sendiri, batin Nakyung melenggang pergi dari kantor untuk menjemput keponakannya.

🦊

 Si mini yang lagi kemarahan sama Njwin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Si mini yang lagi kemarahan sama Njwin

Si mungil yang gemes sama sekertaris nya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Si mungil yang gemes sama sekertaris nya sendiri

BAD/CALM BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang