8

100 17 3
                                    


"Nakyung, bos minta uraian hasil rapat kemarin. Dia memintamu mengirimkannya melalui email"

"Nakyung, Pak Renjun hari ini tidak bisa menghandle evaluasi bersama karyawan. Tolong gantikan dan catat keperluan apa yang harus dipersiapkan"

"Nakyung, dua hari lagi ada anak magang yang dateng kesini. Mereka bakalan ada di tim teknisi dan produksi, tolong buatkan surat pemberian izin dari bos dan tanda tangannya"

Akh ! Ini gila ! bukan, ini sungguh gila !. Kepalanya semakin berdenyut, menghadapi semua permintaan dalam satu waktu sekaligus. Well, itu memang tugasnya tapi kali ini ia merasa lebih sulit. Bukan karena badmood atau kesiangan, tapi semua gara-gara hubungannya dengan Renjun yang tak kunjung baik seperti semula.

Ditambah setelah rapat itu, sang rekan kerja yang digadang-gadang akan memberikan prospek besar dari luar negri belum juga memberikan kabar apapun setelah perusahaan memberikan rapat pengganti esoknya. Padahal ini sudah lebih dari seminggu.

Renjun memang bersikap normal seperti lagaknya sebagai bos dan sekertaris tapi jelas itu bukan yang biasa ia lakukan pada Nakyung. Renjun hanya akan berbicara mengenai bisnis dan bisnis. Tak ada basa-basi lagi, hal inilah yang membuat Nakyung malas saat dirinya diminta untuk menghadap Renjun. Sungguh ! Ia sudah menyesali perbuatannya kemarin, perempuan itu berani bersumpah.

Hubungan keduanya yang tak baik ini tentu menimbulkan dampak yang lumayan besar. Para karyawan yang biasanya nampak begitu santai sekarang malah terlihat sangat tegang. Bagaimana tidak? wajah datar Renjun saja sudah bisa meruntuhkan mimpi pagi mereka.

Hyunjin, Minju, Yangyang dan Yena lah yang selama ini seakan-akan menjadi penghubung komunikasi antara bos dan sekertarisnya itu. Nakyung tak habis pikir, apakah Renjun memang benar-benar sangat marah ? padahal sepertinya ia sudah meminta maaf berulang kali dan jawabannya juga selalu "iya,". Singkat bukan? oh tentu tidak. Karena kadang lelaki itu mangabaikan ocehan Nakyung saat mulai mengungkit masalah kemarin.

"So, disini salah gw yang fatal atau Renjun yang kekanakan?" gumam Nakyung sambil menghentakkan kakinya pelan.
"Sabar dulu, mungkin pak bos sebentar lagi juga balik" terdengar sahutan seseorang di sampingnya.
"Gw kasih tau ya Yena, berapa kali lo ngomong begini ke gw? 2 kali? 3 kali? gw gak peduli sama itu, but at the end dia juga masih marah ke gw ?! capek gw" gerutu Nakyung mengundang perhatian Minju yang ada di samping kiri Yena.

"Santai aja, selama itu gak merusak kinerja kita menurut gw aman-aman aja. Menurut gw ya, lo sadar gak sih? setelah kejadian itu lo mulai rajin banget tau. Tapi ya emang uring-uringan sih" ujar Minju

"Lo juga sekarang gak bebas keluar masuk ruangannya, hari Jumat dan Sabtu yang biasanya berangkat siang jadi berangkat pagi kan? menurut gw juga kemajuan yang baik buat lo sendiri. Atau lo jangan-jangan uring-uringan karena sikap Pak Renjun yang dingin ke lo? bukan karena lo mikirin kesalahan lo kemarin kan? " tambah Yena membuat Nakyung terkejut.

"Hah? gw kayak begini juga kan mau menebus kesalahan gw yang kemarin. Gw sadar kalau emang gw yang salah, bukan gara-gara mau ngalus ke atasan tau!" jawabnya sebal. Kedua wanita yang ada di sebelahnya itu hanya melemparkan kekehan kecil saat melihat Nakyung yang nampaknya sangat geram.

"KALIAN NYEBELIN BANGET SIH ! AWAS AJA YA KA-"
"Nakyung, Yena, Minju apa pekerjaan kalian sudah selesai?" suara tegas itu menginterupsi Nakyung.
"P-pak Renjun, ah kami akan melanjutkannya" jawab Yena gugup dan segera kembali ke kurbikelnya. Begitu pula dengan Minju.

Sedangkan Nakyung berdiri mematung di depan Renjun. Sudah  hampir tujuh hari ia tak melihat Renjun dari dekat. Keduanya memang tak begitu sering bertatap muka, menggunakan bahasa baku, dan tak bertegur sapa tentu saja karena rasa bersalah yang menyeruak dalam hati Nakyung. Wanita itu selalu terngiang kesalahannya, makanya ia selalu menundukkan kepala dan mencuri pandang pada Renjun.

"Nakyung ! Apa kau tuli? cepat kembali ke tempatmu!" suara Renjun yang meninggi memecah lamunan Nakyung. Baru saja Nakyung mengamati ketampanan wajahnya, tapi mulutnya memang benar-benar tanpa filter.
"A-ah maaf, saya kembali. Permisi" pamit Nakyung setelah membungkukkan badannya sedikit.

Hingga tepuk tangan Renjun menghentikan niatnya. Hal ini tentu merebut atensi seluruh karyawannya.

"Dua hari lagi, rekan kerja kita dari Hongkong akan memberikan jawaban atas desain kita kemarin. Saya minta tolong untuk tim produksi agar segera menyelesaikan desain baru yang saya minta untuk mengantisipasi penolakan mereka.

- saya harap, tidak ada kesalahan dan ketidaksengajaan yang terulang kali ini." sambung Renjun menekankan kalimat terakhir dengan tatapan lurus ke arah sekertarisnya.

"Evaluasi kali ini diundur besok, sekarang kembali bekerja ! jangan ada yang bergurau ataupun berleha-leha!" sentaknya lalu meninggalkan ruangan tersebut.

🦊

Jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Para karyawan sudah mulai meninggalkan kantor, tak terkecuali Nakyung. Ia sedang bersiap-siap untuk pulang, namun ajakan Hyunjin menyelanya.

"Nakyung, hari ini gw boleh bareng lo dulu gak? mobil gw dibawa Yena barusan" ujar Hyunjin sambil menggaruk tengkuknya.
"Lah terus mobil Yena?" tanya Nakyung sambil terus membereskan mejanya.
"Mobil dia kan mogok tadi siang, lo lupa?"
"Oiya, yaudah ayok. Biar gw beres-beres dulu"

"Em.. sebelum pulang, lo mau ikut gw ke restoran dulu gak?" ajak Hyunjin.
"Restoran? gw kayaknya gak makan deh"
"I-iya, kita makan sebentar. Lo kan belum makan dari tadi siang, biar gw yang bayar"
"Ya ayok, lo yang bayarin kan?"
"Li ying biyirin kin? giliran gini aja lu cepet!" ejek Hyunjin sambil berlalu meninggalkan Nakyung yang mengejarnya dari belakang.

Namun tanpa disadari keduanya, seorang laki-laki dengan koper di tangannya itu kini meremat gagang koper dengan erat. Ia mencelos lalu berlalu menuju ruangannya untuk sekedar meminum kopi. Keinginannya untuk pulang seakan melayang entah kemana.

"Bener kata gw, dia emang udah suka Nakyung dari awal" gumamnya pelan.

🦊

Gimana nih ada yang tau gak sama orang yang bikin Nakyung jatuh?

Gimana nih ada yang tau gak sama orang yang bikin Nakyung jatuh?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anyway she's look so calm

BAD/CALM BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang