28

85 11 3
                                    


Waktu terus berjalan. Sebesar apapun harapan Nakyung untuk membuat malam kemarin terasa lebih lama sepertinya hanya akan menjadi angan-angan belaka saja. Ia terbangun dengan perasaan hangat dan nyaman yang menyelimuti hati serta tubuhnya. Cahaya terang yang membuat dirinya mengerjapkan mata terasa tidak asing lagi mengingat ini kali kedua gadis itu terbangun di atas tempat tidur Renjun. Namun, tidak seperti dulu, kini Nakyung mengingat setiap detail yang terjadi malam sebelumnya. Mulai dari bagaimana Renjun mengakhiri ciumannya yang membuat suasana menjadi canggung.

Hingga bagaimana laki-laki itu memilih untuk tidur di sofa ruang tengah agar Nakyung bisa menghabiskan malam dengan nyaman di kamar apartemennya. Setelah mengumpulkan semua nyawa serta benar-benar yakin bahwa dirinya telah sadar sepenuhnya. Nakyung memutuskan untuk bangkit dari tempat tidur dan merapikan kerutan pada kemeja milik Renjun yang tampak kebesaran di tubuhnya.

Ketika Nakyung membuka pintu kamar, ia bisa menghirup aroma harum masakan yang memenuhi Indra penciumannya. Hal itu membuat Nakyung berjalan sedikit lebih cepat dan berhenti untuk memperhatikan sosok Renjun yang sedang memasak sarapan di belakang titik laki-laki itu memang tampak sangat sempurna. Nakyung bahkan masih tidak percaya dengan kenyataan bahwa gadis sederhana dan tidak cantik sepertinya berhasil memikat hati Renjun dan membuat laki-laki itu juga jatuh cinta kepadanya.

Suara mendesis ketika bacon bersentuhan dengan wajan panas membuat perut Nakyung berbunyi. Gadis itu pun memutuskan untuk mengendap-endap dan mengejutkan Renjun sebelum ia mendengar laki-laki itu berkata, "Lo gak akan bisa bikin gua kaget, Nakyung"

"Astaga, lo tahu darimana kalo gua udah bangun?" Nakyung menangkupkan kedua tangannya di depan wajah dan tampak malu karena tertangkap basah oleh Renjun.
"Ya tahu, lo tutup pintu kamar gua kaya nutup pintu mobil. Perut lo juga bunyi tuh" goda Renjun yang berhasil membuat semburat merah muncul pada pipi Nakyung.
"Biar gua yang bikin sarapan hari ini" Nakyung kemudian menggeser tubuh renjun dan mengambil alih pekerjaan laki-laki itu. Renjun yang melihat tingkah wanita tersebut hanya bisa tersenyum dan melangkah menuju meja makan untuk menunggu.

"Wisata masa depan," ujar Renjun pelan. Nakyung yang sempat mendengar sesuatu hanya menoleh sekilas dan melanjutkan kegiatannya memasak telur.

Setelah Nakyung kurang lebih menghabiskan waktu selama sepukuh menit untuk menyelesaikan masakannya, gadis itu pun segera membawa dua porsi sandwich dan secangkir kopi buatannya ke meja. Dapat ia lihat wajah antusias Renjun tampak sangat lucu.

"Wah, selamat makan!" Laki-laki itu segera menyantap sarapannya dengan lahap dan menekuk kopi yang telah di siapkan di atas meja.
"Tidurnya nyenyak kan kemarin malam?" tanya Nakyung. Ia merasa sangat bersalah pada Renjun. Karena dirinya, laki-laki itu tidak bisa tidur di atas kasur empuk yang nyaman dan justru harus meringkuk di sofa yang bahkan hanya mampu menampung dua pertiga tinggi badannya.

"Tentu" jawaban Renjun dan ekspresi wajahnya memang sangat meyakinkan bagi Nakyung. Namun gadis itu cukup pintar untuk mengetahui bahwa hal tersebut hanyalah pura-pura belaka.
"Sepertinya tidak" Nakyung menyimpulkan. Gadis itu kemudian menyebabkan bacon ke dalam mulutnya dan ketika makanan itu akan segera ia gigit, ia bisa melihat wajah Renjun yang serius memperhatikannya. Hal itulah yang kemudian dimanfaatkan oleh Nakyung untuk mengeluarkan sepotong bacon itu dan menyuapkannya ke dalam mulut Renjun.

"Omong-omong, gua mau ngomong sesuatu," ucap Renjun sambil memotong telurnya.
"Hm?" gumam wanita di depannya.
"Gua besok harus pergi ke jepang selama satu minggu buat ketemu sama pemilik perusahaan MIX" jelas Renjun membuat Nakyung mengerutkan keningnya tak paham.

"MIX? itu kan perusahaan tempat Shuhua bekerja?" batin Nakyung. Terlintas beberapa kejadian tak menyenangkan sebelumnya, hingga saat ini ia masih menyembunyikan apa yang ia dengar saat acara reuninya kemarin.

"Untuk?" tanya Nakyung lagi memastikan apa yang akan dilakukan bos nya itu.
"Pemilik MIX ingin kita bekerja sama, mungkin itu juga jadi langkah gua ambil bagian di China. Lagipula MIX juga perusahaan besar." Jawab Renjun mantap.
"Lo yakin? Lo gak mau liat peluang perusahaan lain dulu Njun?"
"Gua yakin, kalau masalah kontrak kerjasama nanti jika memang ada yang gak beres, kita bisa ubah dan tolak kan?"
"Iya, lo butuh bantuan buat siap-siap?" Nakyung berusaha tetap tersenyum lebar dan antusias walaupun sebagian dari dirinya merasa khawatir.

"Nope, tugas lo cukup tungguin gua aja"
Rasanya begitu menyenangkan ketika Nakyung dapat menunjukkan rasa cintanya pada Renjun walaupun mereka belum menjadi sepasang kekasih. Kali ini ia bahkan tidak perlu ragu dan mempertanyakan apa yang Renjun rasakan padanya. Yang Nakyung tahu, laki-laki itu juga memiliki perasaan yang sama dengannya.

🦊

Flashback

huh..huh....

"c-cukup." ujar Nakyung di tengah napasnya yang tidak beraturan. Entah apa yang sedang ia lakukan barusan. Tapi ia dapat merasakan perasaan yang menggebu dari laki-laki dewasa di atasnya.

"cantik" balas laki-laki tersebut tanpa melepaskan pandangan sedikitpun dari wanita di bawahnya. Berbeda dengan si wanita, ia mencoba menyampaikan perasaannya malam ini. Dia bukan orang yang bisa menyampaikan sesuatu dengan baik. Ciuman merupakan pilihan lelaki itu untuk menyalurkan rasa dambanya pada sang wanita.

'Andai kau tahu bahwa kebiasaan, sikap, ocehan, wajah, tubuh dan segala yang ada padamu selalu aku bayangkan tiap malam.' batin lelaki itu terdiam melihat Nakyung terengah dengan wajah yang mulai memerah.

"R-renjun, jangan melihatku seperti itu!" gertak Nakyung menyadari arah pandang Renjun pada bibirnya.
"Dasar pria mesum! Enyah! Minggir!" susul wanita itu mulai meraung dengan tangan dan kaki yang mulai mencari objek pukulan pada tubuh Renjun.

Laki-laki di atasnya tak tinggal diam. Renjun menyatukan kedua tangan Nakyung di atas kepala dengan badan bagian bawah menghimpit kaki wanitanya.

"Jangan banyak bergerak, atau aku pastikan besok kau tidak bisa pergi ke kantor" ancam Renjun asal. Wanita itu melotot tajam ke arahnya seakan menolak keras perkataan tersebut.
"Brengsek!" umpat Nakyung
'cup'

"Anj-"
'cup'

"Fuck!"
'cup'

"Mpph!" Wanita tersebut bungkam karena ciuman laki-laki di depannya.
"Siapa yang mengajarimu untuk mengumpat hm?" Tanya lelaki tersebut dengan ekspresi mengintimidasi.
"Kau! Bodoh!" balas Nakyung
"Imutnya"
'cup'

" Cukup Renjun! Hentikan sebelum jantung dan hatiku melompat terlalu kencang!" sekarang Nakyung nampak sangat lelah akibat kelakuan Renjun. Siapa yang tidak terbang jika diperlakukan seperti itu? Padahal umpatan tadi hanyalah ekspresi saltingnya.

"Hahahaha...baik, mari tidur" ujar Renjun sebelum beralih tidur di sebelah Nakyung dengan tangan yang melingkar pada pinggang wanita itu.
"L-lepaskan"
"Sttt.. diamlah, biarkan seperti ini untuk malam ini. Good night my princess" kata Renjun sebelum mencium pelan bahu wanita di depannya.

'AKU BISA GILA MALAM INI!" teriak Nakyung dalam hati.

🦊

Hampir 7 bulan aku gak update, makasih yang udah nungguin aku up. Maaf banget udah hilang selama ini, aku bener-bener gaada waktu sekarang. Tapi aku usahakan untuk selesaikan book ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BAD/CALM BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang