O2.

55 11 0
                                    

"Ehh phia, lo tau ga sih? Tadi bunda gue aneh banget" Ujar Raga yang sedang melahap takoyaki pemberian Sephia.

"Emang napa, Ga?" Balas Sephia lalu mengalihkan pandangan nya pada wajah tampan Raga yang terlihat sendu.

"Tadi pagi gue sepedaan sama Bang Harka, pas pulang bunda udah siap-siap keluar gatau kemana sambil bawa muka sembab gitu. Mana pas gue ke dapur banyak pecahan piring. Gue curiga bunda gue depresi" Curhat Raga panjang lebar.

"Ayah lo gimana? Lo sering cerita ayah lo mabuk-mabukan" Tanya Sephia penasaran.

"Dari kemarin belum pulang, gue juga heran itu bapak tua satu kemana sih" Balas Raga dengan wajah tak senang.

"Bisa aja bunda lo udah cape sama ayah lo yang kerjaan nya ga bener itu".

" Gue setuju sama perkataan lo, tapi gue juga curiga, kalo sebenarnya ayah gue bukan nafkahin keluarga, tapi nafkahin pelacur".

•••

Mereka sudah sampai di tujuan, melihat seorang perempuan berumur sekitar 35 tahun keatas mengenakan pakaian perawat sedang berdiri gelisah di lobby sambil mengantongi tangannya.

"Tante?" Sapa Raga lebih dahulu.

"Eh nak, sudah sampai rupanya" Balas Tante Eilys sambil memberi senyum ramah.

"Tan, Bunda kenapa?" Tanya Harka langsung ke poin pembicaraan.

"Sini duduk dulu, biar tenang" Ajak Tante Eilys ke kantin rumah sakit yang sudah terlihat sepi.

"Tadi bunda mu katanya kecelakaan mobil yang cukup parah kata orang yang lagi lewat di deket TKP, bunda mu nabrak mobil yang lagi bawa besi. Menurut orang yang berkendara di belakang Bunda mu, Bunda mu berkendara kayak orang mabuk" Jelas Tante Eilys singkat.

"Apa bener ya yang dibilang sama Sephia tadi?" Batin Raga

"Terus, kondisi bunda gimana sekarang?"
Tanya Harka.

"Tadi ditemuin ga sadarkan diri, sampe sekarang juga belum, kepala nya kebentur setir mobil, pergelangan tangannya patah, paha nya ketusuk besi dari mobil di depannya. Pendarahan bunda mu cukup banyak, jantung nya tadi sempat melemah, tapi sekarang sudah lebih membaik" Jelas Tante Eilys lagi sambil mengusap lembut pundak Harka.

"Masalah nya ya cuma 1, bunda mu belum sadar sampe sekarang".

Raga menghembuskan napas nya kasar sembari memijat pelipis nya, kepalanya sakit.

" Oh iya, nak. Ayah kalian kemana? Kok daritadi tante hubungin engga dijawab-jawab?" Tanya Tante Eilys.

"Wah, kurang tau juga Tan, dari kemarin juga belum pulang" Jelas Raga.

"Hmm, belum pulang ya? Kemana lagi dia?" Batin Tante Eilys.

"Yasudahlah Tan, makasi penjelasan nya, nanti kalo Bunda sudah sadar tolong telepon ya" Ujar Harka memberi senyum kecil.

"Iya sama-sama, pasti nanti Tante kabarin. Sekarang Tante mau lihat Bunda mu dulu" Jawab Tante Eilys lalu bangkit dari tempat duduknya.

Rasanya dua remaja ini tak ingin meninggalkan rumah sakit, tak ingin tidur sama sekali, mereka akan terus terjaga sampai wanita kesayangan mereka terbangun.

Long Night (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang