O9.

16 4 0
                                    

Nandra

| ade lo gimana?

Gapapa|
Knp emg? |

| gapapa sih, nanya aj
Read

Harka menghembuskan nafasnya, ia sangat lelah sore itu.

Tiba-tiba sebuah notifikasi muncul

Mas, saya sudah di lobby

Harka segera bangkit dan berjalan ke arah lift, memencet tombol menuju lobby.

Harka yang berada di lantai 4 sudah jelas-jelas menekan tombol yang bertuliskan 'lobby'. Namun, lift itu malah naik, menuju lantai 10.

Harka terkejut, ia segera menekan tombol lobby berkali-kali, namun nihil. Lift itu tetap berjalan menuju lantai 10.

"Anjing! Ini gimana" Pekik Harka dengan keringat dingin yang mulai mengucur.

Tingg..

Pintu lift terbuka, menampilkan keadaan lantai 10 yang gelap gulita. Harka tidak akan keluar, tujuan nya bukan ke lantai 10, ia segera menekan tombol untuk menutup pintu dan segera mengarah ke lobby.

"Gue ga tau dan gamau tau apa yang ada disana, dan siapapun yang ada di lift ini, stop gangguin gue" Ucap Harka di dalam lift yang sudah mulai berjalan menuju lobby.

Hembusan nafas mulai terasa di belakang tengkuk Harka. Harka tidak peduli, wajahnya bahkan lebih menyeramkan dari sebelumnya. Ia sudah muak dan lelah dengan semua ini.

"Mas?"

Suara wanita terdengar dari arah belakang Harka. Harka tidak akan menjawab panggilan tersebut, ia tahu bahwa tidak ada orang di lift selain dia.

Tingg..

Akhirnya, lift sudah sampai di lobby. Hatinya sangat lega ketika melihat cahaya matahari sore yang menembus dinding kaca bagian lobby hotel.

"Mas, ini pesanannya" Ucap seorang ojol yang telah membawakan 2 gelas kopi pesanan Harka.

"Oh iya, makasi pak" Balas Harka sembari memberikan sejumlah uang kepada sang ojol.

"Ini lebih mas" Ucap sang ojol sambil menyodorkan kelebihan uang yang diberikan oleh Harka.

"Ambil aja" Jawab Harka dengan senyum manisnya.

"Makasi banyak mas, pamit ya" Balas sang ojol dengan wajah sumringah.

Harka mengeluarkan ponsel nya, dan mengirim beberapa pesan kepada Raga.

Raga

Ga, nanti malem kita check-out, cptan balik

'''

"Kamar bunda gue yang... ini!" Ucap Raga senang.

Tokk..tokk...

"Permisi, Bunda?" Panggil Raga sambil menolehkan kepala nya kesana-kemari.

Long Night (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang