" Lo jangan bercanda gitu, kaga lucu sumpah" Ucap Harka yang tetap bisa berpikiran positif terhadap keberadaan Nandra.
"Cek sendiri sana" Pekik Raga sambil menunjuk ke arah kursi yang dimaksud oleh Harka.
Harka yang tetap tidak percaya berjalan menuju kursi tempat ia melihat Nandra terakhir kali. Benar saja, Nandra tidak ada disana. Lalu, kemanakah Nandra?
"Loh? Anjing! Ini Nandra kemana!" teriak Harka.
"Dibawa orang-orang tadi pergi ga sih?" Ucap Sephia sambil memegang dagu nya.
"Yang bener aja lo, paling engga dia teriak tadi" Balas Raga membantah opini Sephia.
"Iya, kan siapa ta-"
"Tapi ada benernya juga, tadi jumlah nya lebih banyak dari yang kita liat sebelum sembunyi" Jawab Harka membenarkan pendapat Sephia.
"Terus kita sekarang mau gimana? Nyari temen lo? " Tanya Raga pada sang kakak yang sebenarnya juga bimbang memilih opsi.
"Kita cari Nandra" Ucap Harka.
•••
Mereka semua berjalan menuruni tangga darurat menuju lobby. Kenapa mereka tak menggunakan lift? Percayalah, lift itu sudah menghilang, bahkan seperti nya lift itu telah ditelan oleh tembok.
"Gelap banget, bangsat" Caci Sephia sembari menyalakan flashlight ponselnya.
"Ga usah toxic napa?" Ucap Raga dengan tatapan sinis nya.
"Stt!"
Harka memberi isyarat agar mereka diam dengan jari telunjuknya.
"Matiin senter loh, phi" Bisik Harka.
Jam 8
Bisikan wanita itu kembali terdengar. Harka segera mengalihkan pandangannya menuju arah yang dimaksud oleh suara itu.
Suara langkah kaki disertai seretan besi yang berdecit mulai terdengar, suara itu menggelegar dan membuat mereka merinding. Harka memerintahkan mereka untuk melepas alas kaki mereka agar tidak menimbulkan suara yang memancing apapun itu.
"Jalan satu-satu, sephia di tengah, lo jagain Sephia" Perintah Harka pada pemuda pemudi polos itu.
Mereka berdua mengangguk tanda setuju. Mereka berjalan sembari menenteng alas kaki yang digunakan dan tetap diam. Sunyi dan gelap, hanya itu yang dapat mendeskripsikan keadaan lobby pada saat itu.
Mereka mengelilingi lobby, mencoba mencari jalan keluar yang entah berada dimana. Jujur saja, mereka sudah lelah berjalan membungkuk dan tetap diam selama 30menit. Semua ruangan dikunci rapat, benar-benar tidak memberi mereka suatu petunjuk untuk keluar atau mencari Nandra.
Hembusan nafas halus terdengar dari arah samping Harka, membuat jantungnya berdisko ria. Harka memperhatikan pemuda pemudi di belakang nya yang menatapnya penuh harap.
Tiba-tiba, sebuah pesawat kertas kecil menghampiri mereka dan mendarat tepat di kaki Sephia. Sephia membukanya, tampak sebuah gambar seperti lorong, lorong itu sangat mirip dengan tempat mereka berada. Tampak ada Sebuah pintu yang diberi tanda silang hijau disana.
Sephia berjalan perlahan menuju Harka, mencoba memberi kan kertas itu kepada Harka.
"Ka, coba lo liat" Bisik Sephia sembari menodongkan kertas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Night (Hiatus)
Mystery / ThrillerMalam itu akan menjadi malam tanpa adanya peristirahatan bagi Raga dan Harka.