Long time no see, nice to meet you again.
Sephia hanya bisa menatap diam kearah Raga yang sibuk bercerita, badannya terasa tak dapat digerakkan, namun ia harus tetap terlihat tenang.
"Phia, gue tau gue ganteng, tapi ga usah liatin gue kayak gitu, serem" Ujar Raga sambil mengerutkan alis nya.
"Ehh, maap maap" Balas Sephia yang sedari tadi melamun.
"Lo ada pikiran apa? Muka lo keliatan banyak masalah" Tanya Raga.
"Gue mah gapapa, masalah sekolah, keluarga, semua aman. Omong-omong, gue mau ke kantin bentar, mau beli minum" Ucap Sephia mengalihkan perhatian.
"Oh, yaudah. Air dikantin 7ribu loh, hati-hati duit lu kurang" Peringat Raga pada seorang anak SMA yang tak pernah kekurangan uang jajan.
Sephia hanya mengangguk sambil tersenyum tipis.
'''
Wah, gila sih. Gue bisa masuk rumah sakit jiwa duduk disana mulu.
Rumah sakit brengsek itu, yang udah ngerebut dua anggota keluarga gue, gue ga bakal maafin siapapun yang kerja di dalam sana, selamanya.
"Kak?"
Suara itu, gue kangen pemilik suara itu manggil nama gue lagi setelah 3 tahun lamanya.
Serana, adek kesayangan gue sejagat raya, sedunia, se apalah itu. Gue kangen banget sama lo, Serana Kinara.
"Kak Sephia kenapa disini?" Tanya Serana sambil berjalan menghampiri Sephia.
Ga, Sephia, lo harus sadar.
"Kak Sephia sama aja ya kayak dulu, ga suka jawab pertanyaan orang" Ucap Serana kembali.
Gue harus sadar, Serana udah ga ada, ini semua cuma ilusi dan rasa kangen gue.
"Sephia? Lo ngapain aja? Malakin bu kantin?" Ucap seseorang dari luar kantin, siapa lagi kalau bukan Raga.
'''
Sephia tersadar dari semua itu, membalik tubuh nya perlahan, tampak lah sosok lelaki tinggi sedang berdiri dengan tangan di pinggang serta dahi yang mengkerut.
Raga segera menarik tangan Sephia menuju area mereka duduk beberapa menit lalu.
"Lo ngapain diem di depan kulkas? Ngeja merk kulkas nya? Anak TK juga bisa kali" Ucap Raga dengan nada ngegas.
"Yaa, gue juga gatau" Ucap Sephia sambil menaikan bahu nya.
Raga hanya berdecak lalu memainkan ponsel nya lagi. Sedangkan Sephia, perempuan itu hanya dapat memasang wajah bingung.
Bagaimana bisa adik nya yang sudah tiada 3 tahun lalu tiba-tiba muncul di hadapan nya begitu saja?
"Atau kematian bunda sama adek bukan kayak yang dijelasin polisi waktu itu ya?" Batin Sephia
Memikirkan hal yang sudah berlalu hanya akan menambah beban pikiran nya.
'''
Di kampus, Harka rasanya tak dapat fokus dengan kelas nya, ia hanya melamun sambil memijat kepala nya yang entah sakit atau ia hanya berakting.
Teman-teman nya pun bingung dengan tingkah Harka yang terlihat tak biasa, padahal biasanya ia adalah yang paling heboh dari yang lain.
"Ka, lo kenapa? Cerita aja lah" Ucap salah satu temannya, Nandra.
"G-gue? Aman lah" Balas Harka singkat.
"Gue emang ga kenal lo dari lama, tapi lo ga biasanya begini" Ucap Nandra lagi, perkataan nya membuat Harka berpikir akan menceritakan kisah nya atau tidak.
Harka menggaruk tengkuk nya, ada yang ingin ia katakan namun semua itu terasa tertahan.
"Kalo ga bisa lo ceritain secara lisan juga gapapa, nanti chat gue kalo ada apa-apa, gue online 24 jam" Ucap Nandra sambil menepuk punggung Harka.
"Makasi banget bro, gue kayaknya ga bisa ceritain sekarang" Balas Harka dengan wajah senang nya.
Nandra hanya tersenyum tipis lalu lanjut memainkan ponsel nya.
•••
Pukul 5 sore, semua kelas Harka sudah usai walau rasanya sangat hampa.
Kini Harka hanya duduk di depan gedung fakultas nya.
Cahaya matahari yang mulai terbenam dapat ia lihat dari celah-celah pohon membuat hati nya terasa tenang. Bulir-bulir air mata mulai membanjiri wajah tampannya, ia segera mengusap nya sebelum seseorang melihat nya menangis.
Tingg..
Nandra
|kalo ada masalah jangan dipakein nangis, ga bakal selesai
Hehe, iya deh iya|
Sebenarnya Harka cukup terkejut dengan pesan Nandra yang mengetahui bahwa ia baru saja menangis walau hanya beberapa detik. Tapi ia menghiraukan perasaan itu.
Harka, lo ga bakal tau gimana sayang nya gue sama lo. Gue pengen ngejaga lo, dimanapun dan kapanpun.
•••

KAMU SEDANG MEMBACA
Long Night (Hiatus)
Mystery / ThrillerMalam itu akan menjadi malam tanpa adanya peristirahatan bagi Raga dan Harka.