O7.

21 6 0
                                    

Harka membuka ponsel nya, tidak ada notifikasi apapun. Kasihan sekali pemuda ini, sudah kesepian, banyak masalah.

"Ga! Cepetan mandi nya, gue juga gerah!" Teriak Harka pada adiknya yang sudah menghabiskan waktu selama 1 jam didalam kamar mandi.

"Iya bentar!" Balas Raga.

Harka hanya mendengus kesal, lagi-lagi ia membuka ponselnya. Tapi, ada sesuatu yang aneh.

Notifikasi Twitter? Bahkan ia tak memainkan aplikasi dengan ikon burung putih itu.

Harka menekan notifikasi itu, terpampang jelas berita sebuah tragedi bunuh diri yang berlokasi di sebuah gedung tinggi, tragedi itu terjadi pada pukul 19:07 WIB.

"Buset, bundir jam 7" Gumam Harka.

"Lo mau bundir?" Tanya Raga sembari mengacak-acak rambut nya yang masih basah.

"Bangsat, bukan gue. Ini beritanya" Balas Harka sambil memberikan ponselnya pada Raga.

"Awikawok banget. Ehh, ini inisial ayah bukan?" Tanya Raga lalu menunjuk sebuah inisial di dalam teks tersebut. NA, Narandra Aklyaksa.

"Banyak kali orang inisial begitu, lo jangan nakut-nakutin lah" Ucap Harka sambil menepuk pundak Raga.

"Iya juga sih, tapi gue khawatir sama ayah, ga ada kabar" Balas Raga memasang wajah sedih.

"Telepon ayah sekarang aja gimana?" Usul Harka.

Tutt...tutt...tutt...

"Berdering loh, masa ayah ga denger" Ucap Raga.

"Sabar aja lah"

Ini adalah percobaan ketiga kali nya, namun tetap tak ada jawaban.

"Awas aja keempat kali nya ga ada yang jawab" Ancam Harka pada penerima panggilan nya.

Tutt...tutt...tutt...

"Halo?"

"Bukan suara ayah" Ucap Raga.

"Ini siapa, ayah dimana?" Tanya Harka

"Ayah? Pak Andra?"

"Iya, tapi jelasin dulu, anda siapa?"

"Saya security gedung kantor Pak Andra, tadi Pak Andra titipin HP nya ke saya"

"Anjing" Gumam Raga.

"Terus sekarang Pak Andra nya kemana?"

"Wah itu saya kurang tahu mas, tadi Pak Andra langsung pergi gitu aja"

"Ohh, yaudah deh Pak, makasi"

Tutt...

Panggilan segera diakhiri dengan kekecewaan dari dua bersaudara itu, dimana ayah mereka?

"Bang, gue gamau jadi yatim" Ucap Raga sambil menggoyangkan lengan kakaknya.

Plakk!

"Lo kalo ngomong jangan ngawur, gue juga gamau kali" Ucap Harka sembari mengerutkan alisnya.

Long Night (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang