7. percaya dan berteman.

813 102 13
                                    

Happy reading.
~
~
~
~
~





Suasana di rumah vano semakin tegang karena menarahan vander namun Aleza masih santai dan memeluk vino tanpa perduli dengan kemarahan vander.

"Pergi jangan ganggu gue pergi pergi sialan.."terdengar suara teriakan dari atas.

"Kak Gino "teriak pita.

Mereka berlari menuju kamar rawat Gino berada Aleza masih duduk di sofa memangku vino. "Ayo ke atas "ajak aleza.

"Dia jahat kakak cantik "gumam vino.

"Kalian pergi , kalian boleh tinggal disini tapi jangan menggangu nya "aleza berucap kepada mereka yang tak terlihat.

Aleza menggendong vino untuk naik ke atas Vino sama sekali tidak ingin lepas dari aleza. "Gino tenang , disini tidak ada siapa - siapa ?. Kamu cuma halusinasi saja sayang "ujar vina. Vina adalah dokter psikologi.

"Vino turun dulu ya sayang."vino menggeleng dengan kuat menolak perintah aleza.

"Rafa bisa gendong vino sebentar "perintah aleza. Rafael segera mengambil alih vino.

Aleza berjalan mendekati ranjang Gino.
"Dia tidak berhalusinasi tante."sangkal aleza.

"Gue aleza gue bisa mengerti keadaan lo , lo bisa cerita semua nya sama gue "Gino menoleh ke arah aleza dan menatap aleza dengan lekat.

"Gue berasa kayak orang gila tahu gak, gue gak bisa membedakan mana dunia gue dan mana dunia mereka Semuanya gak ada yang percaya sama gue. Gue gak tahu kenapa gue bisa kayak begini Saat gue sadar dari koma Gue mulai bisa melihat mereka dan gue juga bisa merasakan kehadiran mereka. "Gino menceritakan keluh kesah nya.

"Lo harus bisa membedakan dunia lo dan juga dunia mereka. Lo harus bisa membedakan setiap aura yang lo rasakan Kunci nya ada di dalam diri lo sendiri. Kalau lo gak bisa membedakan nya maka lo akan kehilangan akal pikiran lo dan gue bisa yakin lo akan mati karena ulah mereka ".aleza menatap Gino dengan tajam.

"Dia ada disana. Dia selalu ganggu gue "adu Gino kepada aleza. Aleza berjalan ke arah sosok itu berada.

"Lo ngapain disini ? Ini bukan tempat lo, jangan pernah menggangu mereka "desis aleza menatap sosok tanpa kepala itu dengan tajam.

Sosok tersebut mulai menyerang aleza dengan brutal. Aleza membacakan ayat suci Al-Quran dan membuat makhluk itu hilang bagai debu.

"Hati lo busuk, sampai mati pun lo gak akan bisa menemui kepala lo."gumam aleza yang dapat di dengar mereka.

"Kakak cantik hebat "vino bertepuk tangan dan menatap aleza kagum.

"Hebat "puji gino.

"Lo pasti bisa berusahalah hanya diri lo yang bisa menentukan hasil nya "ucap aleza.

"Terimakasih gue akan berusaha membedakan dunia mereka dengan dunia gue. Tapi gue bisa kan nanya lebih lanjut tentang masalah ini sama lo ?"tanya Gino.

"Tentu "aleza mengambil vino dari gendongan rafael ia mencium pipi vino hingga membuat vino tertawa.

"Om yang vino rasakan sekarang itu yang saya rasakan dulu. Dan lebih parah nya orang tua saya mengasingkan saya selama 10 tahun. Mereka menganggap saya gila , mereka mengatakan kalau saya adalah aib keluarga Saya di jauhin sama semua orang , hingga akhirnya saya sendiri yang memilih menjauh dari mereka ".

"Sakit hati ? Tentu. Saya tidak akan melupakan hinaan dari mereka. Om pikir saya tidak tahu kalau om juga membenci kehadiran vino. Bagi om vino merupakan aib keluarga benarkan ?"aleza menatap sinis ke arah vander.

"Gini aja deh om, om mau gak menjadi bagian dari kami ?"tanya aleza.

"Apa maksud kamu ?"tanya vander.

"Izinkan aku untuk membuka mata batin om. Tetapi sesuatu yang sudah di bukan maka tidak akan bisa di tutup kembali "jawab aleza yang membuat mereka terkejut.

"Tapi saya gak yakin mental om akan kuat. Terlebih lagi om seorang dokter. Makhluk seperti mereka banyak berkeliaran disana."aleza menatap remeh ke arah vander.

Vander terdiam ia tak tahu harus berbicara apa. Aleza merasakan aura angel semakin kuat dan menekan nya.

"Jangan bilang kamu tidak ingin berteman dengan kami karena hal ini "celetuk pita.

"Benar. Gue udah terbiasa sendiri tanpa adanya teman mereka selalu mengganggap gue aneh sebab dari itu gue gak ingin berteman dengan kalian yang menggangu ketenangan gue selama ini ".

"Tapi kita ingin berteman dengan kamu itu tulus. Kami tidak mempermasalahkan kekurangan kamu "ucap pita.

"Benar kita ingin berteman dengan lo tulus. "Sambung rafael.

"Gue akan mencoba menerima kalian ".
Aleza berpikir tidak ada salah nya berteman dengan mereka yang mau berteman dengan nya.

"Tapi gue mau minta tolong sama lo semua ".

"Minta tolong apa ?"tanya vano.

"Tolong bantu gue buat gali tanah yang ada disana "tunjuk aleza ke arah sebuah tanah yang sedang di bangun kolam renang.

"Kenapa ? Emang nya ada apa disana ? "tanya pita.

"Jasad temen gue "jawab aleza yang membuat mereka terkejut.

"Itu tidak mungkin , di rumah ini sama sekali tidak pernah menanam mayat "sangkal vander

"Dua tahun yang lalu seorang lelaki menguburkan jasad kekasih nya disini. Nama korban tersebut Angel. Dia merupakan salah satu murid dari sekolah kita tapi gue sama sekali gak tahu siapa nama lengkap nya. Dia minta tolong sama gue untuk menguburkan jasad nya dengan layak dan juga memberitahukan kematian nya ke orang tua nya "jelas aleza.

"Kita tidak bisa menggali nya sekarang. Setidaknya kita memberitahu kan nya terlebih dahulu kepada polisi dan juga kalian harus mencari identitas dari jasad itu "ucap Vander.

Benar juga yang di katakan om vander pikir aleza bisa saja mereka yang akan dituduh sebagai tersangka utama nya disini.

"Aleza saya minta maaf sama kamu dan terimakasih telah menyadarkan saya. Yang di katakan kakek kamu benar kalian itu istimewa. Sekarang saya sadar kalau vino merupakan suatu kebanggaan untuk saya. "Vander menatap aleza dengan tidak enak.

"Aku senang kalau om sadar. Aku harap om tidak seperti orang tua ku yang sampai saat ini masih menganggap ku sebagai aib keluarga ".

Cleo dan cleon terdiam saat mendengar sindiran halus dari aleza.

INDIGO GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang