"Barang - barang lo udah semua ? " tanya rafael yang sudah selesai dengan barang - barang nya.
"Udah , kotak obat dan cemilan juga udah " jawab aleza sambil memeriksa kembali tas nya.
Setelah yakin semuanya lengkap mereka segara pergi menggunakan taksi, barang yang di bawa tidak banyak hanya saja motor rafael sedang di servis. Taksi online yang mereka pesan sudah datang, taksi itu pun pergi meninggalkan rumah aleza.
Sesampainya di sekolah para murid sudah bergabung dengan teman - teman mereka, seluruh murid di perbolehkan mengikuti bus mana pun asal memberikan kartu pelajar mereka ke guru pengawas. Aleza tentunya satu bus dengan rafael dan juga teman - teman nya yang lain, semua cemilan rafael berada di tas aleza begitu dengan kotak obat yang di bawa.
Aleza menyiapkan segala keperluan mereka dengan rapi, rafael memberikan aleza sebuah kaca mata hitam.
"Thanks " aleza memakai kaca mata itu, ia tidak lagi melihat penampakan seram selama perjalanan.
Di dalam bus mereka hanya duduk sambil melihat keluar jalan, semuanya tampak sibuk dengan diri mereka masing - masing. Kali ini mereka akan berkemah di salah satu hutan yang cukup populer dan tidak berbahaya.
Pihak sekolah sudah memastikan nya terlebih dahulu dan hutan itu sering di jadikan tempat perkemahan sekolah lain.
"Bumi aku minta kontak kamu dong " mimi menatap bumi dengan raut wajah yang di imut - imut kan.
"Privasi " satu kata yang membuat mimi tampak sedih.
"Pelit banget sih kamu, kamu tuh ganteng cocok nya sama aku yang cantik " mereka yang mendengar perkataan mimi yang kelewat percaya diri merasa mual.
"Agak lain memang " ucap togar dengan logat medan nya.
"Cemburu ? " tanya rafael ke aleza.
"Gak sama sekali, gue sama sekali gak ada hubungan sama bumi kami murni berteman " jawab aleza di pandang tidak percaya oleh rafael.
Aleza hanya mengangkat bahu nya acuh ia tidak perduli dengan urusan orang lain.
Mereka pun sampai di hutan yang di tuju, tempat nya sangat luas dan sejuk. Aleza sama sekali tidak melihat adanya makhluk - makhluk tak kasat mata yang mengerikan.
Aleza sedikit kesusahan mengambil tas nya, dari belakang vano membantu aleza untuk mengambil nya.
"Thanks van" ucap aleza.
"Biar gue bantu sampai turun aja " Vano membawa tas aleza dan aleza menurut saja.
Kemudian mereka berbaris lagi untuk absen dan berbagi kelompok, satu kelompok berisi delapan orang secara acak. Aleza satu kelompok dengan Rafael, Vano , Puspita , Tio kakak kelas mereka , Adel , ayu dan Satya ( murid kelas lain ).
Aleza , puspita dan adel meminta bantuan para cowok untuk mendirikan tenda di samping mereka. Sedangkan ketiga cewek tersebut mulai bertugas untuk mencari kayu bakar dan mengambil air di sungai yang tidak jauh dari mereka.
"Gue gedek banget sama adek nya cleo yang itu " tunjuk ayu ke arah mimi.
"Iya berasa princess anjir, si kembar emang bego mau aja manjain beban keluarga kayak dia " cibir adel.
"Sorry ya za bukan nya kita mau jelekin ketiga orang itu tapi sikap nya yang tukang ngatur bikin gue muak " ucap ayu dengan raut wajah kesal yang ketara.
"Santai aja kak, bukan urusan gue juga karna mereka bukan keluarga gue lagi " aleza pergi dari sana sambil membawa ember yang sudah ia isi dengan air.
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO GIRL
Horror~Terlahir menjadi seorang indigo ~ Mereka menganggap diriku ini gila. Aku tidak gila hanya saja mereka yang tidak mengerti akan diriku. Aku tidak tahu ini sebuah anugrah atau derita untuk ku. Aku ingin seperti yang lain nya menjalani kehidupan tanpa...