01. Threat

29 2 0
                                    


a girl with the, who?

Suara alunan musik yang indah keluar dari pemutar musik vinyl. Terdapat seorang gadis yang sedang berdansa di tengah ruangan sendirian. Namun, badannya ketika berdansa tidak menunjukkan bahwa ia sedang sendirian.

Melainkan ada seseorang yang ikut berdansa di tengah alunan musik itu. Tidak terdapat tanda-tanda kehidupan dari lawan dansa gadis itu. Lalu, siapa?

"Edith!" teriak seorang wanita keluar dari dapur mematikan musik tersebut. Gadis yang bernama Edith mendengus kesal menatapnya.

"Sekolah! Ini udah jam berapaa! Kamu telat nanti"

"Biasanya juga gimana. Lagian, aku juga udah sering telat" cibirnya mengambil tas di meja, lalu memakai sepatunya.

"Dikurangin Edith..." nasihatinya. "And... One thing. Jangan sering-sering halusinasi dansa sama Ayahmu"

"AKU GAK HALUSINASI TANTE! It's him! IT'S DADD!"

Wanita itu hanya tersenyum, "I hope someday you can forgetting your dad. It's been one year"

"I KNOW! Aku udah ngelupain semua tentang Ayah. Tapi, dia disini Tante. Ayah ngajak dansaa!" bentak Edith kesal.

Wanita itu menghela nafas kasarnya, "Udahhh. Berangkat sekolah. Capek debat terus sama kamu" ujarnya merapikan kembali kerah Edith.

"Iam sorry," lirih Edith merasa tidak enak kepada Tantenya itu.

***

"KHAIR!" panggil Pak Guru dari koridor melihat laki-laki bernama Khair berjalan bersama teman-temannya. "Iya Pak?" balas Khair menghampirinya.

"Kamu sekelas sama Edith kan? Bisa panggilin dia? Bapak juga lagi sibuk disini"

Khair mengangguk seraya menelan ludahnya gugup. Karena, ketika ada guru yang menyuruh salah satu siswa memanggil Edith. Selalu merasakan hawa, aura keberadaan yang seram. Dingin, gelap. Seperti kematian.

"Hati-hati" ledek teman-temannya mengetahui Khair disuruh memanggil Edith untuk menuju ruang guru.

Khair berdiri menatap Edith yang sedang membaca buku novel di pojok. Bahkan, bangku-bangku tidak ada yang persis di samping atau di depan Edith. Semua orang takut padanya, bahkan guru.

Tetapi, hanya Khair yang berani mendekati Edith. Walaupun ia juga merasa ketakutan. Tetapi, Edith bukan hantu. Dia manusia. Makanya Khair berani untuk mendekatinya.

"Edith. Dipanggil Pak Seto" ujar Khair. Edith langsung menutup buku novelnya dan segera beranjak dari bangku menuju ruang guru.

Khair menahan nafasnya, bahkan murid-murid lainnya ketika Edith melewati mereka atau berpapasan.

Anjir! Auranya masih kuat ajaa! Sialan, serem.

Batin Khair menggeleng heran. Lalu, ia duduk di bangkunya sebelum bel istirahat usai. Semua orang menatap Edith yang sedang berjalan normal di tengah koridor. Gadis itu sudah terbiasa dengan penampakan ini. Penampakan orang-orang melihatnya aneh.

Ia sudah terbiasa menjadi pusat perhatian, karena semua ini gara-gara,

"Shut up!" maki Edith. Namun, tidak ada siapapun yang mengajaknya mengobrol.

R-LEUXS: And Lord Of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang