Buaya 10 [Upaya]

5 1 0
                                    

Semuanya mengejar Nata hingga Mia yang berhasil mencekal tangannya dan berhenti.

"Sayang! Sebenarnya apa yang terjadi? Bilang sama aku, aku bakal bantu!"

"Gua mau sendiri!" Nata mengibaskan tangannya namun Mia bandel dan menggeleng layaknya anak kecil yang tidak bisa ditinggal orangtua

"Jangan menyimpannya sendiri, aku sama aku! Kumohon jangan pergi apapun alasannya. Aku gak bisa hidup tanpa kamu, plis!"

"Kak Nata diminta pak Ari ke ruangannya!" kata Nisa berhenti didepan Nata dengan tatapan dingin

Mia langsung menatapnya marah "Ini semua gara-gara lo!" Tuduhnya begitu saja "Lo seneng-kan dia pergi?!"

"Udah Mia jangan dipermasalahin lagi. Lo masuk BK lagi nanti!" kata Naomi memegang pundaknya

Mia mengendikkan bahunya tanpa menatap Naomi "Gak mi. Gua gak peduli masuk BK lagi atau apa! Ini menyangkut Nata gue!" Ia memegang lengan Nata lagi dengan senyuman "Tenang sayang, aku sama kamu kita bela sama-sama!"

Nata mengibaskan lengannya lagi "Ini masalah gua sama Nisa jangan ada yang ikut campur bisa gak? Gua cape dengerinnya!"

Ia menatap Nisa "Dan lo!" telunjuknya menajam dan menatap netra itu yang entah kenapa membuatnya grogi dan frustasi untuk menurunkan jarinya "Sekali lagi, gua atas nama Nataru Farraz minta maaf untuk semuanya. Setelah ini gua gak ganggu lo lagi!"

"Kok kamu yang minta maaf sayang? Kamu gak salah, dia yang salah!" tunjuk Mia pada Nisa "Semua orang tahu kamu. Jangan buat mereka sesuka hati!"

Nata mengatup bibirnya rapat dengan satu tangan di kepala satunya di pinggang dengan hembusan napas pendek namun terdengar. Sikap ini sangat dipahami Aksa, Bara, dan Raka.

"Maaf lo gak bisa balikin rasa benci gua ke elo! Maaf juga!" sanggah Nisa membuat Nata langsung menatapnya penuh emosi

"Terus lo apa supaya gua dimaafin dan masalah ini kelar. Gua harus mati, bunuh diri, atau minum racun? Yaudah, ayo! Gua emang salahkan? Sama siapapun gua selalu salah."

"Jangan ngomong gitu, Nat. Pikirin dengan tenang! Gua paham posisi dan masalah lo." Lyra menatapnya lembut dan memegang lengannya

"Heh! Gak ada konsep lo mati disini!" sanggah Aksa dan beralih menatap Nisa tajam "Jadi lo merasa paling teraniaya, terlecehkan, dan lainnya? Setiap manusia bisa lakuin kesalahan dan berhak juga dimaafin dengan kesempatan kedua!"

"Gua rasa memaafkan atau gak itu hak Nisa. Gak semua kesalahan bisa dimaafin, butuh proses. Kami cewe dan masalahnya gak sesederhana itu, lo harus paham!" sanggah Caca dengan julidnya

Nata yang sudah kesal dari awal semakin terbakar emosi dan sahabatnya sangat menyadari itu.

"Ayolah, apa susahnya bermaaf-an. Apa nunggu lebaran dulu?" Naomi akhirnya kebagian suara "Oke, gua hargai hak memaafkan atau engga tapi kalau diperpanjang, kapan selesainya? Kapan damainya? Kapan stop dosanya. Kalian juga harus paham kalau Nata sangat terhina!"

"Dengar ya, gua bukan ngebela Nata. Gua juga tau kalau dia salah tapi, siapa kalian ngusir pemilik sekolah dari sekolahnya sendiri? Kalian juga salah!"

Ungkapan Lyra itu membuat semuanya sangat terdiam dengan mata terbuka lebar.

"Oke fine!" sahut Nata dengan pergerakan tangan "Dimaafin atau engga, terserah kalian. Gua udah minta maaf. Jadi, kita anggap selesai. Terserah lo mau mandang gua gimana tapi jangan ada yang bicara soal ini lagi." kata Nata menatap lainnya serius sembari menetralkan kondisinya

"Siapa yang salah siapa yang minta maaf! Dasar bocil!" Julid Mia memutar mata malas pada Nisa dkk

"Kakak kenapa sih? Ikut campur mulu!" sanggah Twyla balik membuat adu mulut kembali

Cowok Buaya {IS BEGINNING 🖤}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang