CHAPTER 03

8 10 7
                                    

Assalamualaikum

Pastinya kalian yang baca cerita aku
Sudah follow akun aku dan jangan lupa Vote,
Karena itu sangat penting buat aku✨

Gass kita mulai aja❤️

Happy reading 🖤

•••

'apa pun yang terjadi jangan pernah berkata untuk menyerah'
•••

BUGH. Salah satu orang yang memegang tangan keisya itu tersungkur ketanah.

"Aakhhh" teriak si gendut memegangi kepalanya yang terbentur aspal.

"Sial... " ujar si kepala botakk itu.

"Lepasin dia" ujar laki-laki yang menggunakan Hoodie berwarna hitam menutupi sebagian wajahnya, dan celana yang berwarna senada and menggunakan sneakers berwarna putih.

"Siapa lo, berani-beraninya ngelawan kita nih bocah" ujar orang si badan cungkring.

"Hajar" ujar pak kepala botakk.

BUGH

Belum apa apa si cungkring sudah kalah duluan sebab terkena Bogeman yang cukup keras dari cowo berhoodie itu, dan akhirnya terjadilah aksi perkelahian antara 1 orang lawan 3 orang.

Keisya hanya bisa menangis, sebab baru pertama kali dia melihat adegan perkelahian seperti ini.

"Akhh, awas Lo bocah" teriak si botak sambil berdiri.

"Pergi Lo semua sebelum gue matiin Lo pada disini" ujar cowok berhoodie dengan nada yang super dingin.

Dan mereka semua pun lari sempoyongan sampai sampai ada yang nabrak pohon. hadehhh.

"Makasih" ujar keisya yang sudah berhenti menangis tapi suara yang masih sedikit serak.

"Hm, ngapain Lo masih diluar malam-malam gini" tanya cowok berhoodie itu dengan suara dingin.

Keisya diam, cowok itu yang Tak kunjung mendapatkan jawaban pun berkata.

"Udah sana Lo pulang udah malam jangan Kelayapan". Cowok itu pun berjalan kearah motornya dan memakai helm fullface miliknya.

"Sekali lagi makasih" ujar keisya lagi.

Cowok itu hanya mengangguk dan melajukan motor besarnya, meninggalkan keisya sendirian.

•••

Keisya sedang duduk bersandar diatas ranjang kasur kecil miliknya yang hanya bisa untuk menampung satu orang saja.

"Mau bilang sama ibu tapi pasti ibu sudah tidur jam segini" ia melirik jam dinding yang terletak di atas cermin yang tertempel ditembok kamar miliknya yang sudah menunjukkan pukul 23.45.

"Ya Allah, terima kasih telah mengirimkan penyelamat untuk ku". Gumam keisya sembari mengingat kejadian yang beberapa jam lalu.

Andai saja jika tidak ada lelaki itu entah apa yang akan terjadi padanya.

KEISYA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang