CHAPTER 10

0 3 0
                                    

Assalamualaikum.

Happy reading♡

•••

'Pada akhirnya, hanya kamu sendirilah yang akan bertanggungjawab atas hidupmu. Maka dari itu, jangan biarkan orang lain 'terlalu' mengatur hidupmu'.

•••

NAMPAK seorang gadis mungil berlalu lalang untuk menghantarkan pesanan yang telah dipesan oleh setiap pengunjung cafe dimana tempat ia bekerja.

Langit yang sudah mulai ingin menggelapkan seisi dunia, bulan sudah mulai menyinari bumi ditambah kerlap kerlip bintang membuat seluruh makhluk di dunia jatuh cinta akan pesona langit dimalam hari.

Rey yang melihat keisya dari tadi melayani pengunjung pun menghampiri keisya.

"Udah kei, istirahat dulu kamu Cape dari tadi mondar mandir". Saran bang Rey setelah itu ia mengambil alih nampan berisi kopi itu dari tangan keisya.

Ia tidak tega melihat adik kesayangannya itu kelelahan, yang sedari tadi tidak mau diam. Namanya keisya, melihat pekerjaan yang belum dia kerjakan langsung saja dia embat.

Keisya menghampiri mbak Laila yang sedang duduk di kursi barista yang sedang ngobrol dengan mbak Rina.

"Ada apa kei?". Tanya Mbak Rina saat  melihat keisya berjalan menghampiri mereka.

"Gak ada mbak, itu bang Rey se enaknya ngambil kopi yang ingin aku antar". Jawab keisya kesal.

Dan setelah itu ia mendudukkan dirinya di kursi yang berada disebelah lemari khusus menaruh barang barang yang berbau cafe. Sambil menyenderkan tubuhnya ke tembok.

"Namanya Rey, dia itu sayang banget sama adik nya. Makanya dia gitu kan Rin". Jawab mbak Laila memandang Rina minta persetujuan. Yang dapat anggukan setuju dari rina.

"Iya, kamu juga pasti Cape dari pulang sekolah terus kerja. Dari tadi kamu gak ada berhentinya lho kei". Ujar Rina menatap keisya kesal.

Bagaimana tidak kesal setiap kali keisya ditegur namun tidak ingin menghirau kan, paling berhenti sebentar lalu setelah itu jika mereka lengah sedikit saja sudah bergerak lagi si keisya nya.

Keisya yang mendapat tatapan kesal seperti itu dari rina pun hanya cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan berkata.

"Hehe...maaf mbak, abisnya keisya Cape kalau duduk terus".

"Kamu kebiasaan. Gak usah terlalu berat kei apalagi bentar lagi kamu mau olimpiade kan?". Zahra menyahut sambil membuatkan  cokelat panas yang dipesan oleh pengunjung nya, yang sendiri tadi dia hanya menyimak Rina dan Laila yang memarahi keisya.

"Iya mbak". Dan akhirnya keisya mengalah, melawan Kaka Kaka nya  ini tidak akan ada habisnya.

"Nah gitu dong". Ujar Laila tersenyum lebar sambil memandang keisya dengan sayang.

"Kata mbak Yerin cafe ditutup lebih awal aja!". Ujar bang Adam yang baru saja dari belakang menghampiri mereka yang disusul oleh bang Riski dan mbak Yuli.

KEISYA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang