"Kak Arin kenapa bisa sampe kayak gini sih?" Soobin tidak sadar menaikkan suaranya karena kondisi Arin yang sangat lemas dan pucat. "Kenapa juga nggak mau ke rumah sakit? Ah kakak." Soobin merebahkan Arin di kasur."Bin jangan marah-marah plis aku lagi ga-,"
"Yaudah terus kenapa kakak bisa sampe kayak gini? Salah makan apa emang? Kamu habis makan apa?" Soobin duduk di sisi kasur sambil menghentakkan tubuhnya. Membuat Arin mengaduh karena kasurnya membuat perutnya bergerak.
"Nggak tau juga." Katanya dengan mata terpejam. Sesekali ia menutupi wajahnya karena kepalanya ikut berkunang-kunang.
"Diem sini, aku bikinin teh dulu." Ucap Soobin lalu ia beranjak ke dapur.
Lalu teleponnya berdering.
"Soobin kau dimana? Bisa selesaikan versi kedua lagu Hyphen? Bang PD mau besok lusa versi kedua lagu Hyphen. Kirimkan padaku paling tidak nanti malam ya."
"Kak aku lagi di rumah. Maaf balik tiba-tiba. Habis ini aku balik lagi kok. Iya versi keduanya sudah selesai. Nanti kalo sudah sampe kantor langsung aku kirim. Sama sekalian kita rapat fiksasi album Hyphen aja ya kak."
"Boleh itu. Oke ntar kabarin kalo udah balik."
"Oke kak."
Soobin lanjut menyeduh teh, memberinya gula, dan mengaduknya. Tidak lupa dia cicipi rasanya apakah sudah manis dan apakah tidak terlalu panas untuk Arin.
"Ini kak." Soobin menyodorkan segelas teh hangat untuk Arin.
"Udah." Dia hanya menyeruput sedikit.
"Loh, yang banyak biar perutnya hangat kak. Ayo diminum lagi." Soobin menyodorkan lagi.
Arin meminum lagi sedikit. "Udah Bin."
"Oke deh." Soobin meletakkan teh hangat yang tinggal separoh itu di meja samping kasur. "Mau makan nggak sayang?"
"Nggak. Nanti aja, aku belum pengen makan." Arin menarik selimutnya.
Soobin membantu Arin membenarkan selimutnya. Lalu dia diam sambil menepuk-nepuk Arin yang sedang memunggunginya.
"Maaf ya aku tadi kayak marah-marah ke kamu." Kata Soobin sambil menyandarkan dagunya di bahu Arin yang membelakanginya. "Aku cuman khawatir aja sama kakak. Kakinya belum full sembuh, sekarang kamu sakit lagi. Kerjaan kamu jadi keganggu, aku takut kamu stress kak." Soobin memeluk Arin.
"Nggak papa Soobin. Ini juga tiba-tiba kayak gini. Kamu buruan balik kantor sana." Ucap Arin masih dengan suara paraunya.
"Iya habis ini. Nungguin kakak tidur dulu." Soobin memainkan rambut Arin.
"Nggak usah. Katanya banyak kerjaan, sampe lembur. Udah sana berangkat."
"Nah iyaya aku balik pagi. Kamu nggak papa sayang?"
"Iya nggak papa."
"Aku bilang ibu ya kak? Biar ditemenin ibu?" Tawar Soobin yang tidak tega meninggalkan Arin sendiri sedangkan ia harus lembur sampai besok pagi.
"Nggak usah, nggak papa. Aku habis ini mau tidur sampe kamu pulang."
"Oke deh sayang. Maaf ya." Soobin mencium-cium rambut Arin. "Dadah... nanti kalo ada apa-apa telpon aku."
"Iya."
"Bye sayang." Terakhir Soobin mengecup puncak kepala Arin.
"Bin besok bisa lembur lagi gak? Meeting lagi soal konsep grup baru." Yeonjun memanggil Soobin sesaat ia menutup ruang kerjanya.
"Besok?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Tangga [Soobin&Arin]
FanfictionMenikah emang banyak berantemnya, apalagi kalo usia pernikahannya masih muda, ditambah umur Soobin dan Arin yang memang masih sangat muda. Terlebih lagi Soobin yang setahun lebih muda dari Arin. "Kenapa sih kakak marahin aku terus." "Kak marah ya...