Enak gak sih up pagi²??🤣🤣
Kebetulan libur... tp aku gk liburr :")●●●
"Kak udah siang loh." Itu adalah kalimat pertama yang Arin dengar sesaat setelah bangun dari tidurnya. Ia mengerjap-ngerjap sebentar melihat jendela yang sudah terbuka dan sinar matahari yang masuk ke dalam kamarnya sudah lumayan terik. "Kok tumben bangunnya siang? Udah jam 9."
Arin langsung duduk dan mendapati Soobin sudah berpakaian rapi, berkaca di depan cermin mengoleskan beberapa skincare di wajahnya.
"Kamu udah mau berangkat?"
"Iya. Kan udah jam 9." Jawab Soobin.
Arin mengangguk.
"Kamu kenapa? Sakit?" Soobin menempelkan telapak tangannya ke dahi Arin. "Enggak deh, nggak panas. Pusing?"
Arin menggeleng.
"Kakinya sakit lagi?"
Arin menggeleng lagi.
Soobin mengacungkan tanda 'ok' dengan tangannya, lalu balik menyisir rambutnya, sudah siap mau berangkat kerja.
"Oiya, tadi aku tadi beli soto di samping lapangan depan kompleks. Soto ayam. Kayaknya masih anget deh, soalnya tadi panas banget pas aku beli. Kalo mau makan sotonya ada di meja makan ya, aku taroh panci. Kebesaran sih pancinya, aku nggak nemu panci yang kecil, hehe." Katanya diakhiri tawa.
"Iya panci kecilnya ada di lemari yang atas. Nggak papa pake yang besar aja."
"Nah, aku taunya kamu simpen panci, wajan tuh di rak bawah."
Lalu Soobin balik membenarkan sabuk dan celananya yang agak menceng.
"Kenapa sih dari semalem diem aja ini cantiknya aku???" Soobin mencubit pipi Arin. "Lagi badmood ya?"
"Nggak tau." Ucapnya sambil bergidik pelan. "Aku bosen mungkin, pengen buruan kerja." Lanjutnya mengarang alasan.
Soobin mengerucutkan bibirnya sambil mengangguk seolah paham perasaan Arin.
"Iya bentar lagi pasti pulih 100% deh, terus bisa kerja lagi, kita bisa jalan-jalan lagi. Sekarang aja udah keliatan gak kenapa-napa." Balas Soobin. "Aku berangkat ya."
Arin mengangguk.
Setelah mendengar pagar rumah ditutup oleh Soobin, Arin pun kembali merebahkn dirinya. Agak malas hari ini, capek juga sebenarnya. Tapi ia memikirkan untuk melakukan rencana terakhir yang ia pikirkan semalam.
"Aduh kak malu banget tau gak! Masa aku ditanyain kasir apoteknya, pake dimintain KTP juga." Gerutu Seokjun. "Emangnya aku keliatan kayak anak gak bener gitu? Atau keliatan kayak anak di bawah umur? Padahal juga bukan aku yang butuh." Lanjutnya sambil menekuk wajah.
"Aduh bawel banget." Balas Arin sambil menyahut kresek di tangan adiknya.
"Siapa sih yang mau tes? Kenapa nggak beli sendiri aja." Seokjun nyelonong masuk dan seperti biasa duduk santai di sofa sambil membuka toples cookies di atas meja.
"Gausah ikut campur."
"Masa kak-, HAH BENTAR! KAK ARIN? KAKAK YANG BUTUH TESPACKNYA?"
"Ssst! Diem kamu. Berisik banget." Ia melayang-layangkan kreseknya ke arah Seokjun. "Jangan bilang siapa-siapa." Ucap Arin sambil melotot.
"Sumpah kak? Aku mau punya ponakan?" Malah Seokjun yang exited di sini.
"Diem aja anak kecil." Arin membuka plastik kreseknya. "Ngapain beli banyak?? Yaampun.. ngapain beli 5??" Arin melotot lagi.
"Kata orang apoteknya biar akurat?? Gatau ah, pokoknya gitulah. Aku bilang aja 'lagi dititipin orang buat beli testpack. Tolong cariin yang bagus ya mbak.' Udah gitu aja. Eh terus dibilang 'kalo beli 1 atau 2 mungkin kurang akurat mas. Jadi belinya lebih aja, beda merek.' Gitu. Yaudahlah aku beli 5 aja sekalian."
"Yaudah deh, tuh uang gantinya ambil di dompet. Kalo gaada uang pas ambil terserah lah, suka-suka. Asal jangan semua. Sana pulang."
"Kan, ngusir. Gak bilang makasih juga."
"Banyak maunya. Makasih. Udah sana pulang. Nanti bunda nyariin anak bontotnya ilang pagi-pagi."
"Bunda mana tau aku keluar. Lagian bunda lagi ke pasar. Mikirnya juga aku pasti masih tidur soalnya hari ini masuk kelas siang. " Tambahnya. "Kak, yaudah buruan sana dites aku juga pengen tau."
"Apaan sih. Nggak. Udah sana pulang! Males banget liat kamu."
"Gitu ya, habis minta tolong terus adeknya dibuang. Emang nggak berperikemanusiaan kamu kak." Gerutu Seokjun terus.
"Nggak usah ngomong berperikemanusiaan segala, belepotan tau gak. Sana balik ke rumah." Usirnya lagi.
"Aku bilang bunda ya kalo kakak diem-diem beli testpack." Ancamnya.
"Lah, emang kenapa? Bunda bakal marah? Nggak lah."
"Aku bilangin kak Soobin juga. Nih pasti kalo nyuruh aku yang beli testpack kak Soobin belum dikasih tau kan? Ya kan?" Telisiknya.
"Nggak usah bawa-bawa Soobin ya kamu." Tunjuk-tunjuk Arin pada Seokjun.
"Biarin. Wle.." Seokjun menjulurkan lidahnya.
"Eh, awas ya kamu sampe bilang-bilang Soobin. Sumpah beneran aku nggak lagi bercanda. Awas aja kamu." Arin sudah berapi-api. Tapi Seokjun terlihat santai saja sambil menaikkan satu kaki di meja ruang tamu. Emang berasa rumah sendiri.
"Takut banget sih sama kak Soobin." Tawanya.
"Nggak usah ikut campur dibilangin juga. Ini tuh urusan orang yang udah nikah. Jomblo ngenes mana tau??"
"Jomblo ngenes." Seokjun tertawa lagi.
"Gausah kebanyakan ketawa kamu ya. Sana keluar." Arin menarik kaos Seokjun.
"Kak! Kak! Nggak mau pulang!!!" Teriaknya.
Arin menarik-narik tangann Seokjun sampai pada daun pintu.
"Jahat kamu kak." Seokjun cemberut.
"Memang." Jawab Arin sewot.
"Pokoknya ntar kasih kabar ya kak."
"Males." Ucapnya tanpa suara sambil menutup pintunya keras-keras. Setelah itu Arin tidak lagi mendengar suara Seokjun. Sudah dipastikan pula ia pulang karena suara pagar yang ditutup dan terlihat ubun-ubunnya dari pagar.
Saat itu juga, Arin segera menuju ke kamar mandi dengan satu tespack di tangannya. Tapi ia berkali-kali mengacak-acak rambutnya. Ragu, takut, ia takut hasilnya tidak sesuai dengan apa yang di harapkan selama ini.
Dan setelah melihat hasilnya, nafasnya tercekat, bibirnya ia gigit kuat-kuat, lalu ia menghela nafas panjang sambil menyandarkan kepalanya pada dinding kamar mandi.
Pengumuman!
Mingdep aku uts :") belom tau bakal update diminggu uts atau enggak :") mohon bersabarrr dan tabahh🥲 mana udh uts, masih ada tugas. Emg ter waw :")Oiya, maap pendek :")
Jaga kesehatan buat kalian🤗
Don't forget vote and comment
Thanks
-Alfa
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Tangga [Soobin&Arin]
FanfictionMenikah emang banyak berantemnya, apalagi kalo usia pernikahannya masih muda, ditambah umur Soobin dan Arin yang memang masih sangat muda. Terlebih lagi Soobin yang setahun lebih muda dari Arin. "Kenapa sih kakak marahin aku terus." "Kak marah ya...