PROLOG

215 89 106
                                    

Tik!

Tik!

Tik! 

Bunyi rintihan hujan.

Seorang gadis kecil bersicepat berlari keluar dari rumahnya. 

Dengan senyumnya ia memejamkan mata dan merasakan setiap rintihan yang jatuh di wajahnya.

"NAYA! MASUK! Tidak ada cerita mandi hujan hari ini," teriak wanita paruh baya namun tetap tercantik dalam keluarga mereka, Ibu.

"Sepuluh menit saja bu," sahut Naya masih dengan matanya yang terpejam.

Tak lama kemudian, seorang gadis kecil lainnya ikut berlari menghampiri Naya. Ia adalah Nasya, adik kembar Naya. Mereka sama-sama menyukai hujan, menari dibawah rintihannya dan selalu menantikan pelangi setelahnya.

Setelah Nasya menghampiri Naya, Ibu hanya bisa terdiam menatap dari balik jendela dan tanpa sadar ia pun tersenyum melihat tawa kedua anaknya yang saling bergandengan tangan dan terus menari di bawah hujan.

"Anak-anak mu itu bu, sudah SMP masih saja suka main hujan" kata seorang lelaki yang tengah duduk di meja makan sembari meminum secangkir teh hangat.

"Tapi kalau liat mereka main sama-sama, ketawa-ketawa, walaupun hujan ngga tega ibu ngelarang nya, Pak. Bapak liat aja sini" jawab Ibu, yang masih memperhatikan Naya dan Nasya.

Bapak pun berdiri menghampiri Ibu. Saat itu juga hujan mulai mereda.

"Yah, berhenti... " keluh Naya.

Sementara Nasya, terpukau dengan keindahan pelangi yang tiba-tiba muncul tepat dimana ia menatap.

"Pelangi" lirih Nasya sembari menunjuk separuh lingkaran yang berwarna-warni itu.

Naya, Ibu, dan Bapak ikut terpukau dengan keindahannya.

Sangat indah.

Benar-benar indah.

'Bahkan setelah hujan turun dan langit mendung, pelangi tetaplah pelangi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Bahkan setelah hujan turun dan langit mendung, pelangi tetaplah pelangi. Ia selalu memukau disetiap kehadirannya'

follow my ig : nadaput1_

Enjoy the story!

Pelangi after RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang