08. BLACK MAGIC

70 48 55
                                    


"Meskipun ini adalah sihir, santet, ataupun kiriman. Percayalah, sihir itu tak akan sampai kecuali dengan izin Allah. Maka dari itu anggap saja ini semua adalah cobaan yang Allah berikan"

(Bapak)

****

Assalamu'alaikum temen-temen ^^

How are you ??

Menurut kalian gimana nih kisah Naya dan Nasya??

Oh ya, buat yang udah kasih saran dan masukan makasih banget, Insya Allah kalau cerita ini udah End bakalan aku revisi lagi supaya penulisannya lebih bagus ^^

Dan buat yang selalu support aku, vote and always tinggalkan jejak disetiap part yang aku tulis, I LOVE YOU GUYS ^^

Dan jangan lupa untuk terus support aku supaya aku semangat nulisnya :)

Enjoy the story !!

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terlihat seorang gadis kecil, berbadan mungil, lengkap dengan seragam sekolahnya berlari memasuki bangsal Naya seorang diri. 

"Nasya!" Teriak seorang wanita paruh baya yang sedari tadi memperhatikan ke arah pintu seakan mengetahui bahwa seorang gadis kecil akan muncul.

Gadis itu terus berlari sampai di dekapan wanita paruh baya itu.

"Nasya sendiri?"

"Kan udah ibu bilang, kalau mau ke sini itu tunggu bapak pulang biar diantar bapak, Nak. Nanti kalau kamu kenapa-kenapa dijalan gimana?" Celoteh ibu, yang beradu tatap dengan Nasya. Terlihat jelas betapa khawatirnya ia.

"Nasya ngga sendirian kok bu?" jawab Nasya.

"Terus sama siapa?"

Nasya tidak menjawab dan hanya memalingkan wajahnya ke arah pintu seakan memberitahu ibu bahwa akan ada orang lain yang kembali muncul untuk menjenguk saudara kembarnya itu.

Beberapa detik kemudian muncul dua orang wanita yang berusia hampir sama dengan ibu, mengenakan seragam batik berwarna putih dengan lambang PGRI. Mereka adalah Guru Naya dan Nasya, Bu Alwa dan Mam Siska. Disusul dengan beberapa teman-teman Naya dan Nasya yang juga masih mengenakan seragam sekolah yang lengkap, terlihat bahwa mereka baru saja pulang sekolah. Tidak semua hadir ikut menjenguk Naya, namun bangsal Naya menjadi cukup sesak karna teman-teman Naya yang hadir menjenguknya cukup ramai.

Satu persatu teman-teman Naya menyalami ibu, lalu menghampiri Naya, mulai bertegur sapa dan bertukar cerita. Meskipun disekolah Naya dan Nasya hanya bermain dengan Anna dan Salsa, bukan berarti mereka tidak berteman baik dengan teman-temannya yang lain. Mereka sekelas tetap kompak, hanya saja Naya dan Nasya lebih dekat atau akrab dengan Anna dan Salsa.

Pelangi after RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang