Assalamualaikum guys, gimana kabarnya hari ini?
Semoga sehat selalu ya, supaya bisa terus give me a support ^^
Sebelum baca jangan lupa vote and comment okee ^^
Enjoy the story !!
***
Keesokan paginya, ibu dikagetkan dengan pinta Nasya yang memintanya untuk segera melihat Naya. Naya terlihat menggigil. Suhu tubuhnya hampir mencapai 40°C, ia benar-benar tak dapat menahan rasa sakit itu lagi. Hingga akhirnya ibu dan Bang Aldo membawanya pergi ke klinik, karna bapak sudah pergi bekerja setelah subuh tadi. Sementara Nasya tetap harus bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.
"BU, NAY BU!" Nasya berlari menghampiri ibu yang sedari tadi sudah berada di dapur untuk menyiapkan sarapan.
"NAY KENAPA?" terlihat wajah ibu yang panik langsung menghampiri kamar Naya dan Nasya.
Ibu melihat Naya dengan posisi tidur yang meringkuk dengan tangan yang seakan memeluk dirinya sendiri dan terus bergumam, "Bu, dingin bu". Seketika itu pula ibu meletakkan telapak tangannya di dahi Naya. Bukannya dingin, namun tubuh Naya terasa lebih hangat dari pada suhu tubuh normal.
"Nay, bangun nak. Berobat kita yuk" Pinta ibu perlahan pada Naya, karna sedari tadi Naya terus bergumam dengan matanya yang terpejam.
"Nasya sarapan, habis itu siap-siap ke sekolah" Ibu melanjutkan pintanya, namun kali ini kepada Nasya yang tengah berdiri di depan kamar mereka dengan ekspresi kekhawatirannya pada Naya.
"T-tapi bu .. "
"Nay gak kenapa-kenapa, cuma demam saja. Kamu harus tetap sekolah" jelas ibu.
"Baik bu". Nasya berjalan ke arah dapur untuk mengambil sarapannya dan melakukan apa yang ibu pintakan padanya.
***
Anna dan Salsa yang selalu menunggu Naya dengan Nasya di pintu gerbang sekolah sebelum masuk pun di buat heran dengan kehadiran Nasya tanpa Naya. Nasya juga tidak diantar seperti biasanya, melainkan dia menaiki angkutan umum, karna bapak yang sudah pergi dari pagi dan bang Aldo yang mengantar ibu membawa Naya pergi ke klinik.
"Hai Nas," sapa Anna dan Salsa.
"Ngga diantar? Naya mana?" lanjut Anna.
"Ngga ada yang bisa ngantar. Naya demam" jawabnya.
"Tapi semalam baik-baik aja, masih ketawa-ketawa juga, 'kan?" tanya salsa penasaran.
"Pundaknya terkilir waktu kita latihan kemarin, tapi dianya ngga bilang ke siapa-siapa termasuk ke aku, sampai akhirnya tadi malam habis sholat maghrib baru dia ngaku kalau dia sakit, itu pun karna di paksa sama ibu. Habis itu ibu bawa Nay ke tukang urut, mungkin karna nahan rasa sakitnya habis di urut makannya sampai demam kayak gitu" jelas Nasya pada teman-temannya itu sambil melangkahkan kakinya menuju kelas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi after Rain
Non-FictionNaya, seorang gadis kecil yang ceria dan penuh tawa. Anak terakhir dari 3 bersaudara yang teramat menyayanginya, begitu pula dengan kedua orang tuanya dan saudara kembarnya, Nasya. Ayahnya hanya seorang buruh pabrik biasa, dengan kesederhanaan kelua...