Bapak teringat dengan perkataan ibu yang mengatakan bahwa terdapat benjolan yang cukup besar dipunggung Naya,
"Punggungnya masih sakit Nay?" tanya bapak.
"Masih pak," jawab Naya.
"Yang mana?" tanya bapak kembali.
"Yang ini," Naya menyentuh punggung sebelah kanannya, namun anehnya bapak tidak melihat benjolan apapun disana, hingga bapak meletakkan telapak tangannya tepat di punggung Naya, tidak hanya punggung sebelah kanan namun juga yang sebelah kiri, namun semuanya terlihat normal. Jangankan benjolan yang cukup besar, punggung Naya juga tidak terlihat bengkak.
Ibu dan Nasya yang telah siap berkemas menghampiri bapak dan Naya yang sudah menunggu mereka. Bapak yang masih penasaran pun bertanya kepada ibu,
"Apanya Nay yang bengkak bu?"
"Punggungnya pak" jawab ibu.
"Coba ibu liat" pinta bapak pada ibu.
"Loh, dari jauh saja tadi sudah kelihatan loh pak. Kenapa sekarang hilang" kali ini ibu dan bapak benar-benar dibuat penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi dengan Naya.
"Kan tadi Nasya udah bilang bu, disekolah pas piket kelas juga bengkak kayak ada benjolannya gitu, tapi pas Naya sama Nasya mau pulang benjolannya hilang. Terus pas sampai rumah benjolannya muncul lagi, dan sekarang hilang lagi". Sebenarnya Nasya sama penasarannya dengan Bapak dan Ibu, tetapi Nasya mencoba menjelaskan apa yang ia ketahui pada mereka.
Sementara Naya yang merasa badannya semakin lemah hanya mampu mendengarkan mereka tanpa mengatakan apapun.
Hingga beberapa menit kemudian setelah semuanya tiba-tiba terdiam, ibu meminta Naya untuk berdiri dari tempat duduknya.
"Coba Nay berdiri, Nak" Tanpa mengatakan apapun Naya hanya menuruti apa yang ibu pintakan.
Ibu kembali meminta Naya untuk berlari ditempat, kali ini Naya mencoba bertanya untuk apa ia harus melakukan itu,
"Supaya apa bu?"
"Ibu mau lihat saja".
Naya kembali melakukan apa yang ibu perintahkan padanya. Semua mata terfokus pada Naya. Bapak dan Nasya masih tidak mengerti apa tujuan ibu meminta Naya melakukan itu, sementara pandangan ibu sedari tadi hanya memandangi punggung Naya.
Yang benar saja, saat itu pula benjolan itu perlahan kembali muncul dan membesar.
"YA ALLAH!" ucap ibu dengan nada yang lebih keras dari biasaya, dengan mata yang masih ter-fokus memandangi punggung putrinya itu.
"Kenapa bu?" tanya bapak penasaran.
"Bapak liat punggung Naya" pinta ibu, bapak dan Nasya langsung memperhatikan perubahan yang terjadi dipunggung kanan Naya yang awalnya normal dan datar tiba-tiba terdapat benjolan yang semakin lama semakin besar.
"Kok bisa ya bu ... "
Dari situ mereka semua mengetahui bahwa benjolan itu akan muncul saat Naya merasa lelah atau Naya sedang melakukan aktifitas. Namun, saat Naya tidak melakukan apapun, sekedar duduk atau sedang tidur benjolan itu akan menghilang dengan sendirinya.
Meskipun mereka sudah mengetahui bagaimana benjolan itu tiba-tiba hilang dan muncul kembali, mereka masih tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Hingga akhirnya mereka tetap memutuskan untuk membawa Naya ke rumah sakit.
***
Hi guys ...
Maaf banget ya kalau kata-katanya susah buat dipahami, hehe ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi after Rain
SachbücherNaya, seorang gadis kecil yang ceria dan penuh tawa. Anak terakhir dari 3 bersaudara yang teramat menyayanginya, begitu pula dengan kedua orang tuanya dan saudara kembarnya, Nasya. Ayahnya hanya seorang buruh pabrik biasa, dengan kesederhanaan kelua...