Hari ini adalah hari ulang tahun Naya dan Nasya, tepat pada tanggal 18 juli usia mereka genap 12 tahun. Keluarga kecil mereka tak pernah melewatkan hari spesial itu, walaupun hanya sekedar tiup lilin di atas cake kecil, itu sudah cukup untuk merayakannya dan membuat mereka bahagia. Karna bagi mereka, kebersamaan jauh lebih berharga.
Tepat pukul 6 pagi, Naya terbangun dari tidurnya. Bukannya langsung membangunkan Nasya, ia malah memperhatikan adik-nya yang masih tertidur pulas itu. Ketika Nasya perlahan membuka matanya, dengan suara lembut Naya mengucapkan "happy birthday" kepada Nasya. Nasya pun membalasnya"happy birthday to us". Mereka saling melempar senyuman sambil menatap satu sama lain.
"NAYA... "
"NASYA... "
"BANGUN... "
"SUDAH JAM TUJUH..."
Seru Ibu dari balik pintu kamar mereka berdua. Tapi sebenarnya tidak hanya Ibu yang ada disana, melainkan bapak dan bang Aldo juga. Bang Aldo membawa cake yang lebih besar dari biasanya dengan lilin yang sudah menyala diatasnya. Dan jam pun masih jam 6 pagi, Ibu sengaja mengatakan jam tujuh supaya Naya dan Nasya segera bangun.
Benar saja, mendengar Ibu teriak mengatakan sudah jam tujuh pagi, mereka langsung lompat dari kasur karena merasa akan telat pergi ke sekolah.
Mendengar suara grasak grusuk dari dalam kamar Naya dan Nasya, Ibu dan bapak tertawa kecil. "Shuuttt! jangan sampai kedengaran. Bentar lagi mereka keluar nih, siap-siap!" kata bang Aldo dengan nada berbisik sembari meletakkan jari telunjuknya tepat di bibir pertanda diam.
"Satu..." lanjut bang Aldo.
"Dua..."
"Ti... ga" tepat di hitungan ketiga Naya membuka pintu kamarnya.
Ibu, bapak dan bang Aldo pun kompak menyanyikan lagu selamat ulang tahun.
♪Selamat ulang tahun..
♪Selamat ulang tahun..
♪Selamat hari ulang tahun..
♪Selamat ulang tahun..
Naya dan Nasya tidak dapat menyembunyikan kebahagiaan mereka.
"Tiup dulu" kata bang Aldo.
Mereka meniup lilin itu bersama dan langsung memeluk Ibu dan bapak.
"Hmm, Abang mau dipeluk juga..." timpal bang Aldo sambil meletakkan cake yang ia pegang di atas meja.
"Terimakasih bu, pak, bang Aldo" ucap Naya dengan matanya yang berkaca-kaca.
"Dih, cengeng" ejek bang Aldo.
"Jangan nangis.., udah 12 tahun ga boleh cengeng!" kata Ibu menenangkan Naya sembari menyeka air mata yang sempat terjatuh di pipinya.
Ibu kembali mengusap kedua rambut anak-anaknya itu dan kembali memeluknya.
"Udah-udah yuk potong cake-nya sekalian sarapan, Ibu udah buatin cumi crispy kesukaan Naya sama Nasya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi after Rain
Non-FictionNaya, seorang gadis kecil yang ceria dan penuh tawa. Anak terakhir dari 3 bersaudara yang teramat menyayanginya, begitu pula dengan kedua orang tuanya dan saudara kembarnya, Nasya. Ayahnya hanya seorang buruh pabrik biasa, dengan kesederhanaan kelua...