1. Gerhana Matahari Total

290 29 1
                                    

Abaikan urutan umur!

Happy reading~

Pagi ini wanita yang diketahui bernama Lee Donghyuck tengah duduk di tepi danau yang disisi nya terdapat tebing tinggi. Orang-orang terlihat bahagia dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang sekedar duduk-duduk atau berbicara dengan rekannya, ada pula beberapa yang menaiki perahu. Semuanya terlihat sangat bahagia, terkecuali bagi Donghyuck.

Dia kemudian mengambil kaca dari dalam tasnya, melihat betapa berantakan dirinya sekarang. Di sudut bibirnya terdapat luka dengan darah yang telah mengering. Donghyuck menghela napas berat, mengambil botol soju yang berada disampingnya lalu meneguknya hingga tersisa seperempat.

Secara tidak sengaja atensinya beralih ke samping kanannya, terlihat seorang pria yang di perkirakan berumur lebih dari 40 tengah menatapya. Ah tidak, sepertinya lebih mengarah ke sojunya, paman itu terlihat menginginkannya!

Donghyuck mengalihkan pandangannya ke soju miliknya sekilas lalu beralih lagi ke paman itu, paman itu menatapnya dengan watados. Dengan berat hati, Donghyuck menyodorkan soju yang tinggal seperempat. Paman itu langsung mengambilnya dan segera meneguk minuman berakohol itu hingga tinggal sedikit. Donghyuck menghela napas lagi dan mengalihkan pandangannya ke danau.

"Ahjussi... pernahkah kau ingin tidur selama seratus atau seribu tahun lebih?" tanyanya, tapi paman itu enggan menjawab atau memilih diam karena ingin mendengar keluh kesa Donghyuck.

"Semuanya selalu tak ada yang beres dan semuanya itu takkan kunjung berjalan sesuai apa yang diharapkan. Kau meyakini dirimu sendiri 'Aku yakin semuanya berjalan dengan baik', lalu muncul lagi masalah." Donghyuck menghela napas putus asa dan melanjutkan perkataannya yang mungkin disimak paman tadi.

"Aku lebih suka jika... aku tertidur dan tidak pernah bangun lagi. Aku ingin melupakan segalanya, tapi itu tidak ada hasilnya juga."

"Si brengsek itu meninggalkanku dengan tumpukan hutang. Si jalang itu yang menipuku dan lari dengan dia. Astaga...aku seharusnya jangan mudah percaya dengan orang." suaranya bergetar seperti menahan sesuatu didalam sana.

"Ahjussi, kau tau? Kupikir kalau aku tak berubah, orang yang kupercayai dan orang yang kusukai juga takkan berubah, tapi aku salah."

"Kenapa hidupku seperti ini!?" suaranya semakin bergetar dengan diiringi air mata yang mengalir dipipi gembilnya. Donghyuck menyembunyikan wajahnya diantara lutut, menumpahkan segala yang di tahannya di sana.

"Hidupmu tak berubah sesuai keinginanmu. Mungkin bisa berubah kalau kau meninggal lalu hidup lagi." ujar paman yang sedari tadi hanya diam mendengarnya.

"Apa?" tanyanya, tapi paman itu tidak menjawab, memilih tidur diatas tas berwarna merah dan memejamkan matanya. Donghyuck menghela napas sambil menepuk dadanya dengan pelan guna menenangkan dirinya. Ia mengalihkan pandangannya kearah jembatan yang dibawahnya terdapat perahu, diatasnya terlihat anak kecil yang seperti ingin menaiki perahu itu. Donghyuck tidak peduli memilih menenangkan pikirannya, mencoba menghilangkan sejenak beban di hidupnya. Atensinya kembali lagi kearah jembatan itu, tapi tidak menemukan anak kecil tadi. Kemana perginya? Mengedarkan pandangannya dan menemukan anak kecil tadi sudah berada di dalam danau. Dia panik, memanggil paman tadi tapi sudah terlelap nyenyak.

"Tidak, tidak. Aku yakin ada orang lain juga yang melihat ini. Kalau aku sudah masuk ke air juga, pasti sudah ada orang lain yang menyelamatkannya" gumamnya berusaha bersikap tenang, memilih membelakangi danau itu.

"Donghyuck, tidak perlu menolongnya, tidak perlu. Meskipun kau tidak menolongnya, orang lain yang akan-Oh, shit! Kenapa harus aku lagi!?" ujarnya sedikit berteriak, kemudian berlari dan memasuki danau itu. Terdengar teriakan dari beberapa pengunjung, lebih tepatnya orang tua dari anak kecil tadi yang memanggil nama anaknya.

Longue durée, 1523 (Markhyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang