7. Neraka Daegyuhwan

47 12 1
                                    

Pangeran Kwanhyung duduk disebuah kedai yang berada diatas, ia sedang mengambar keadaan kota. Ia menggambar berdasarkan apa yang dilihatnya. Saat ia mencari objek untuk gambar selanjutnya. Tiba-tiba terdengar suara seseorang memberitahu ada sebuah perkelahian, beberapa anak kecil ikut berlari mengikutinya.

Pangeran Kwanhyung mengemas buku dan penanya, ia pergi ke tempat perkelahian.

Orang-orang sudah berkerumun melihat dua orang yang sedang berkelahi, Pangeran Kwanhyung berada diantara kerumunan dan langsung mengambar dengan cepat perkelahian yang dilihatnya.

Yang berkelahi adalah Pangeran Sungchan tapi Pangeran Kwanhyung belum menyadarinya karena Pangeran Sungchan membelakanginya.

Pangeran Sungchan mengaung lalu menendang lawannya hingga tumbang dengan mudah. Pangeran Sungchan begitu bangga pada dirinya yang berhasil mengalahkan lawannya dengan mudah.

"Laki-laki selanjutnya, silahkan maju" tantang Pangeran Sungchan pada semua orang. Ketika membalikan badan Pangeran Sungchan terkejut melihat sang kakak, Pangeran Kwanhyung ada dikerumunan orang didepanya. Begitu juga Pangeran Kwanhyung terkejut melihat adiknya ada disana.

"Hyungnim... Hyungnim..." kata Pangeran Sungchan mengejar Pangeran Kwanhyung sambil merengek dan loncat-loncat seperti anak kecil.

Pangeran Kwanhyung tetap mendekap erat bukunya. Pangeran Sungchan pun menghalangi langkah kakaknya, Pangeran Kwanhyung pun mengangkat tinggi-tinggi.

"Hyungnim... Hyungnim... Hyungnim..." rengek Pangeran Sungchan.

"Tolong lepaskan sekarang juga. Jangan lakukan" ucap Pangeran Kwanhyung.

Pangeran Sungchan berusaha meraih buku Kwanhyung yang diangkat tinggi-tinggi, tapi gagal.

"Kalau begitu jual gambar itu padaku." Kata Pangeran Sungchan.

"Belikan aku sebuah rumah, kalau begitu" kata Pangeran Kwanhyung sambil mengejek Pangeran Sungchan.

"Kalau begitu... aku juga tidak akan membiarkanmu lari. Kau berpakaian biasa dan keluar hanya untuk bersenang-senang juga." Ucap Pangeran Sungchan menantang kakaknya.

"Hei.... Tidak seperti itu! Raja menyuruhku untuk keluar dan menggambar suasana orang-orang yang ada diluar istana. Kau tidak tahu apapun, tunggu disini." Kata Pangeran Kwanhyung sambil menjewer telinga Pangeran Sungchan.

Pangeran Kwanhyung bergegas pergi.

"Ah Hyungnim..." Pangeran Sungchan mengejar dan masih terus merengek pada kakaknya.

"Jangan mengikutiku, aku akan ke suatu tempat "teriak Pangeran Kwanhyung.

"Kau hanya ingin pergi ke rumah Jeno Hyungnim" kata Pangeran Sungchan.

Pangeran Kwanhyung langsung menendang Pangeran Sungchan, Pangeran Sungchan merasakan sakit dibagian selengkangannya, Pangeran Kwanhyung panik mendekatinya. Pangeran Sungchan langsung mengambil buku gambar Pangeran Kwanhyung dan berlari kabur.

"Terimakasih Hyungnim" Teriak Pangeran Sungchan.

"Berhenti kau" teriak Pangeran Kwanhyung.

Pangeran Sungchan terus berlari dan menjulurkan lidahnya pada Pangeran Kwanhyung.

♡♡♡

Di kediaman Pangeran Jeno, Pangeran Kwanhyung memainkan Gayageum dan Nyonya Injoon yang duduk disampingnya menikmati alunan, Injoon menatapnya.

"Mungkin kalau dia membuka hatinya untukmu sedikit saja, Noonim." Kata Pangeran Kwanhyung.

"Aku bilang untuk tidak memanggilku seperti itu lagi. Nanti Hyungnim mu akan mendengarnya" kata Nyonya Injoon.

Longue durée, 1523 (Markhyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang