5. Ritual Pengusiran Roh

62 10 0
                                    

Di hari yang mulai gelap, Haechan berjalan menyusuri tempat pemandian terbesar di Songak seorang diri dengan membawa lampion.

"Aku yakin kalau itu Ahjussi gelandangan" kata Haechan yakin jika Heechul yang dilihatnya adalah Ahjussi yang bertemu dengannya sebelum tenggelam di danau.

"Karena aku melihat orang yang sama, ini bisa jadi awal dari semuanya. Aku mungkin masih hidup di masa modern. Aku mungkin bisa kembali. Hanya ada satu cara untuk mengetahuinya." Gumam Haechan terus menyusuri bebatuan yang besar-besar.

"Aku sudah memukul seorang Pangeran. Jadi aku harus kembali sebelum mereka memotong tangan dan kakiku. Sulit bagiku bertahan hidup di tempat ini." gumam Haechan berjalan menyusuri gua yang pernah dilaluinya dengan Jeongra.

Pangeran Minhyung sudah masuk ke dalam pemandian khusus anggota kerajaan dan para pelayan langsung keluar setelah menyiapkan segalanya.

Setelah melepaskan bajunya, Pangeran Minhyung memastikan lebih dulu disekelilingnya tak ada orang, lalu melepaskan topengnya dan berjalan ke tengah kolam air panas. Terlihat ada banyak bekas luka dibagian tubuhnya, matanya menatap bayangan wajah di dalam air yang beruap.

Tiba-tiba Haechan muncul dari dasar kolam, tepat di air yang tengah Pangeran Minhyung pandangi. Pangeran Minhyung kaget melihat ada orang keluar dari kolam.

"Ah aku hidup, aku pikir aku akan mati" kata Haechan panik dengan mata terpejam, belum sadar kalau ada orang didepannya. Mata Haechan langsung melotot melihat Pangeran Minhyung tanpa topeng dengan bekas luka dibagian wajahsebelah kiri.

Pangeran Minhyung juga tak kalah kaget langsung menutup wajahnya dengan tangan, dengan gugup bertanya.

"Apakah kau melihatnya?" tanya Pangeran Minhyung. Haechan tak menjawabnya ia melangkah mundur karena ketakutan, Pangeran Minhyung pun berjalan mendekatinya membiarkan wajahnya terlihat.

"Aku bertanya, apa kau melihatnya?!" teriak Pangeran Minhyung sambil mencekik leher Haechan.

"Tolong... tolong biarkan aku hidup." Kata Haechan memohon

"Lupakan aku dan lupakan yang kau lihat tadi. Jika tidak...wajahmu akan seperti ini juga." Ucap Pangeran Minhyung mengancam, Haechan hanya bisa mengangguk takut.

Pangeran Minhyung langsung keluar dari kolam membawa baju dan topengnya, tanpa sadar hiasan rambut hadiah untuk ibunya terjatuh.

Haechan jatuh lemas merasakan jantung berdebar sangat cepat "Oh jantungku", lalu melihat jepitan rambut yang dijatuhkan Pangeran Minhyung, dan mengambilnya.

Terdengar suara pelayan "Apa Pangeran Keempat sudah pergi?, Ayo kita bersihkan"

Haechan pun bergegas pergi, sambil membawa hiasan rambut yang terjatuh dari jubah Pangeran Minhyung.

♡♡♡

Haechan berjalan pulang dengan tubuh basah dan gemetar berjalan memegang lampion.

Di depan kediaman Pangeran Jeno, Pangeran Jeno, Nyonya Injoon, Para pelayan dan Jeongra terlihat panik.

Ketika sampai didepan kediaman Pangeran Jeno, Haechan tertegun melihat semua menunggunya. Jeongra dan Para Pelayan berlari menghampiri Haechan dengan tubuh basah dan gemetar.

"Agasshi, dari mana saja kau?" kata Jeongra khawatir.

"Apa kalian semua sedang menungguku?" tanya Haechan tak percaya mereka semua menunggunya.

"Darimana saja kau". tanya Nyonya Injoon khawatir.

"Badanku terasa kotor, jadi aku keluar untuk mandi." kata Haechan.

Longue durée, 1523 (Markhyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang