chapter 8

10.4K 1K 15
                                    

Ruangan bernuansa biru muda itu terlihat damai karena para penghuninya sedang sibuk dengan urusan masing-masing. Dimulai dari si sulung yang sedang mengerjakan tugas sekolahnya, si tengah yang sedang sibuk mengacak-acak keranjang mainannya, dan si bungsu yang sibuk memperhatikan si sulung sambil mengemut sebuah biskuit.

"Ih, dimana sih?" Dumel Gama sambil mengeluarkan semua mainannya dari dalam keranjang.

Sekarang kondisi kamar itu menjadi berantakan karena ulah Gama.

"Cali apa?" Tanya Gara setelah mengalihkan pandangannya pada sang adik.

"Itu, lobot punya Gama ilang," jawab Gama tanpa menatap kearah sang kakak.

"Bukanna waktu malam Abang mainin?" Tanya Gaga sambil memperhatikan setiap pergerakan yang dilakukan oleh kakak keduanya itu.

Gama menggaruk kepalanya, "iya, tapi sekalang gak ada."

Gaga mengerjapkan matanya. Ia jadi ikut-ikutan berpikir kemana hilangnya robot milik kakaknya yang satu itu.

"Coba Cali di bak mandi," sahut Gara kalem. Kedua tangannya sibuk merapihkan buku dan alat tulisnya saat tugasnya sudah selesai.

"Gaga mau kakak kerjain tugasnya?" Tawarnya sambil membersihkan sisa remahan biskuit yang mengotori area sekitar bibir adik bungsunya itu.

Gaga menggeleng, "Gaga keljain sendili aja. Tapi isinya Gaga liat punya kakak," jawabnya sambil menyengir.

Gara terkekeh pelan lalu mengecup pipi Gaga dengan gemas.

"Ketemu!" Teriak Gama dari dalam kamar mandi. "Tapi kenapa bisa ada disana?" Sambungnya yang sudah keluar dari dalam kamar mandi sambil menenteng sebuah robot.

Ceklek

Belum sempat Gara menjawab, pintu kamar mereka sudah dibuka oleh seseorang.

"Ayah udah pulang?" Tanya Gama. Kegiatannya yang sedang mengeringkan robotnya langsung terhenti saat melihat sosok Xeon yang baru saja memasuki kamar mereka dengan setelan kerjanya.

"Udah dong," jawab Xeon kemudian mengecup satu persatu kening anak-anaknya.

Matanya kemudian menelisik setiap sudut kamar bernuansa biru itu.

"Ini kenapa kamarnya kaya abis diterpa badai begini?" Tanyanya.

"Abang tadi nyali lobotnya," jawab Gaga dengan kepala yang mendongak karena Xeon masih berdiri menjulang ditengah-tengah ruangan.

Yang dimaksud hanya acuh sambil melanjutkan kegiatannya untuk mengeringkan robotnya.

"Memangnya hilang kemana? Kok sampai bisa berantakan kaya begini?"

"Ya kalau hilang belalti kita gak tau dong kemana. Masa gitu aja ayah gak tau," sahut Gama dengan ringannya.

Xeon hanya bisa tersenyum paksa. Anaknya yang satu ini benar-benar sesuatu.

"Tadi pagi Gama makan selai kacang diam-diam tapi selainya tumpah ke lobotnya. Telus dia bawa ke kamal mandi. Mungkin lupa dibawa kelual lagi," jelas Gara yang sebenarnya menyimak ulah Gama dalam diam.

Adik pertamanya itu memang sangat menyukai selai kacang. Sedangkan adik keduanya selai coklat. Jadi setiap sarapan Gama akan membuat dua roti yang berbeda. Selai kacang untuknya dan selai coklat untuk sang adik. Sedangkan Gara sendiri lebih menyukai roti yang dioles dengan mentega kemudian ditaburi gula. Seleranya sama dengan Xeon. Oleh karena itu Xeon selalu membuat dua roti.

Mendengar perkataan Gara membuat Xeon geleng-geleng kepala kemudian menarik pipi Gama dengan gemas.

"Ayah ih jangan talik talik pipi Gama. Nanti jadi besal kaya punya Gaga," rengek Gama sambil memukul-mukul tangan Xeon.

Come BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang