chapter 3

17.3K 1.6K 42
                                    

Xeon menatap aneh kearah adiknya itu. Apa-apaan?! Kenapa setiap kali dia bersikap baik pasti selalu dibilang kesurupan?! Memangnya selama ini sikapnya mirip seperti setan? Walau dalam hati Xeon mengiyakan pemikirannya sendiri jika dirinya begitu mirip setan. Tapi sekarang tidak lagi. Dia akan menjadi sosok malaikat bagi ketiga anaknya.

"Gak." Hanya ucapan singkat dari Xeon untuk menjawab pertanyaan nyeleneh dari Leon.

Leon menegakkan badannya sambil melipat kedua tangannya didepan dada. Matanya memicing menatap sang kakak yang saat ini sedang membantu keponakan lucunya itu untuk minum.

"Fix Lo kesurupan," ujar Leon sambil menganggukkan kepalanya.

Pletak

"Yang sopan sama yang lebih tua," omel Xeon setelah memukul kening Leon dengan sendok.

Telinganya berdenging setiap adiknya menggunakan kata gaul yang menurutnya tidak sopan jika digunakan kepada yang lebih tua.

Leon bersungut-sungut sambil mengusap keningnya yang menjadi korban kekejaman kakaknya itu.

Gaga berkedip pelan sebelum tertawa lucu ketika Xeon memukul kening Leon dengan sendok. Tawa anak itu membuat hati Xeon menghangat.

"Gaga seneng liat paman Leon disiksa hm?" Tanya Xeon sambil menciumi pipi Gaga.

Gaga mengangguk dengan semangat, "paman Leon suka cium-cium pipi Gaga, Gaga Ndak suka," adu Gaga kepada Xeon.

Leon langsung cemberut, "kok bang Xeon boleh cium Gaga? Kenapa paman gak boleh?" Protesnya.

"Gaga suka dicium Yayah, kalau paman Leon Ndak suka." Xeon menahan tawanya melihat raut mendung dari Leon. Jawaban Gaga begitu jujur menurutnya.

"Yaudah. Gara! Gama! Paman beli martabak kesukaan kalian nih," seru Leon sambil menggeserkan kursinya hingga berada tepat berada ditengah-tengah Gara dan Gama.

Mata kedua anak itu langsung berbinar saat Leon membuka kotak yang ternyata berisi martabak keju kesukaan mereka.

Tanpa membuang waktu lagi kedua anak itu langsung mengambil martabak yang terlihat begitu menggoda. Bahkan pipi Gama sampai belepotan keju.

"Ck, kebiasaan setiap makan martabak pasti belepotan," decak Leon sambil berdiri lalu mengelap pipi Gama dengan tissue.

Melihat itu membuat Gaga mendongakkan kepalanya. Matanya berkaca-kaca dengan bibir yang sudah melengkung ke bawah.

"Yayah~ Gaga mo matabak juda~" rengeknya sambil menarik-narik piyama tidur milik Xeon.

Xeon terkekeh kecil melihat wajah Gaga yang terlihat begitu imut.

"Minta sama paman Leon," ujar Xeon.

Gaga menolehkan kepalanya kearah Leon yang terlihat langsung memalingkan wajahnya ketika Gaga menatap kearahnya.

Dengan mata berkaca-kacanya Gaga memberontak minta diturunkan lalu berjalan dengan tertatih kearah Leon. Anak itu menarik-narik ujung celana Leon.

"Paman~ Gaga mo matabak juda~" rengeknya.

Tak tahan dengan wajah imut Gaga ditambah tatapan tajam yang dilayangkan sang kakak membuat Leon langsung menggendong tubuh Gaga.

"Sini," ujar Gara sambil sedikit menggeserkan tubuhnya hingga menyisakan sedikit ruang untuk Gaga duduk.

Leon langsung meletakkan tubuh kecil Gaga disebelah Gara. Gara dengan sendirinya menyuapi Gaga dengan martabak yang berada didalam genggamannya.

Xeon menghapus air matanya yang tiba-tiba saja mengalir. Dirinya teringat bagaimana Gara dengan beraninya melindungi Gaga hingga dirinya tertembak olehnya. Dirinya merasa begitu gagal menjadi seorang ayah. Gara yang umurnya jauh dibawahnya sudah mampu menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang anak sulung. Sedangkan dirinya malah membesarkan ego dan berakhir dengan kematian ketiga anaknya.

Come BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang