Bab 5

813 119 18
                                    

"Na-nami...hiks...dia...hiks...kembali...hiks...Sukuna"


Walaupun perkataan Satoru agak susah di dengar karena terbatah tercampur dengan tangisan nya, Nanami-pria Beta yang telah bersama dengan Satoru dalam waktu yang cukup lama tetap saja bisa mendengar dengan jelas di telinganya.

Nanami yang baru saja tertidur di kamarnya setelah lelah seharian bekerja di firma hukum nya langsung tersadar seketika setelah tahu siapa orang yang menelepon nya di waktu seperti ini, Satoru nama yang tertera di layar ponsel miliknya.

Pria pirang itupun langsung saja menjawabnya panggilan Satoru tanpa berpikir lama, selama itupun pikirkan nya bercampur aduk dengan berbagai dugaan alasan dibalik panggilan Satoru di waktu seperti ini.

Karena Nanami tahu betul diri Satoru yang tidak akan menelepon nya di waktu seperti ini selain ada masalah yang menimpa dirinya.

Dan dugaan yang seperti benar, setelah Satoru berkata sambil terisak dan di tambah dengan nama seseorang yang disebut nya rasa cemas bercampur khawatir langsung menyerang Nanami.

Nanami pun yang sudah kalangan kabut tak berpikir hal lain selain keadaan Satoru langsung bergerak bangkit dari atas kasur nya, menyambar mantel hitam nya dan kunci mobil nya lalu setelahnya keluar dari rumahnya tanpa peduli dengan pakaian tidur yang belum di ganti olehnya.

Panggilan telepon Satoru pun di putuskan secara sepihak olehnya tanda sadar karena sudah begitu hawatir pada pria putih itu.

Mobil hitam kesayangan yang jarang di pakai Nanami pun setelah di keluarkan dari garasi langsung di lesat kan dengan kecepatan tinggi, menbelah jalan malam yang sepi bak orang kesetanan menuju apartemen Satoru.










Sementara Nanami tengah menuju apartemen nya secepatnya, Satoru setelah panggilan telepon dengan Nanami terputus sepihak terlihat dirinya tidak dalam keadaan baik.

Satoru terlihat kacau, dirinya yang masih terduduk di kursi meja makan menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya berusaha menyembunyikan tangisan yang terdengar memilu kan setelah sebelumnya dirinya menarik-narik surai putih nya sebagai usaha menghentikan pikiran yang terus memutar kenangan pahit nya bak kaset rusak.

"Bruk....bruk..."

Satoru masih saja menangis hingga terdengar dari luar pintu apartemen seseorang telah mengedor-gedor pintu apartemen dengan tak sabar seraya memanggil nama berulang kali.

"Satoru...Satoru...bukan pintu..."

Gedoran pintu semakin keras terdengar, Satoru yang tahu siapa pelakunya dengan tergesa-gesah bangkit dari duduk dengan agak linglung.

Satoru dengan tubuh gemetar dirinya berlari menuju pintu apartemen, air mata di sudut manik biru pucat nya pun semakin deras turun.

Dan saat sampai di depan pintu tanpa berniat mengintip siapa di balik pintu Satoru langsung membuka pintu, menerjang tubuh orang didepan.

"Na-nami...hiks..."

Nanami dengan nafas terengah-engah masih belum bisa menormal kan nafas dan di liput ke hawatir sejak tadi akhirnya bisa bernafas lega ketika pintu yang sejak tadi di gedor nya akhir terbuka dan dirinya di buat terkejut dengan terjangan sang pemilik apartemen.

"Ssst...satoru... tenanglah aku disini"

Namun terkejutan nya itu hanya sesaat, Nanami langsung memeluk tubuh berisi Satoru dan berusaha menenangkan nya saat dirinya tahu bahwa pria Omega paling kuat yang pernah di kenal menangis di pundak nya seraya melangkah perlahan masuk kedalam apartemen.

Setengah jam berlalu setelahnya kini Satoru yang tadi menangis dan memberitahukan masalah nya di dalam dekapan Nanami mulai tenang sedikit demi sedikit walaupun masih agak terisak kecil, berada sendirian di ruang tengah apartemen memandang lurus kedepan tepat ke arah Televisi yang tengah menayangkan sebuah acara entah apa itu karena Satoru tidak terlalu menpedulikan nya.

Pale Blue Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang