bab 10.

396 53 4
                                    

"Hilang"

Matahari telah sampai di posisi tertingginya bersinar malu-malu diantara beberapa kumpulan awan putih dan awan abu-abu yang bercampur aduk diatas langit sana.

Sinarnya memang tidak terlalu terang tetapi itu cukup memberikan kehangatan setelah berminggu-minggu selalu ditutupi awan, sedikit mengusir rasa dingin yang ada.

Walaupun begitu semuanya kegiatan tetap berlanjut apalagi saat ini adalah akhir pekan hari minggu alias satu hari libur wajib di setiap pekan dalam sebulan disepanjang tahun yang selalu di nantikan kalangan masyarakat, tua muda selalu menanti datangnya hari minggu dengan sukacita.

Mereka suka dengan hari minggu karena bebas melakukan apapun yang diinginkan selepas lelah bekerja, mereka bebas untuk melangkah kemana-mana untuk menghabiskan hari sesuatu dengan kemampuan keuangan mereka.

Contoh seperti yang dilakukan Satoru dan Nanami bersama dengan si kecil Yuuji, mereka memilih untuk pergi ke salah satu taman hiburan di pusat kota bersama-sama menghabiskan waktu hari minggu mereka.

Mereka yang telah sampai di sana tiga jam yang lalu terlihat sangat menikmati permainan yang disediakan pihak taman hiburan, wahana permainan sudah beberapa di coba oleh mereka dan kini selepas menonton aksi lumba-lumba yang mengakibatkan pakaian mereka sedikit basah.

Kedua orang dewasa rupawan dengan satu anak kecil mungil imut terlihat seperti sebuah keluarga namun kenyataannya bukan itu terlihat duduk disalah satu kuris yang tersedia diarea stand makanan taman hiburan.

Nanami duduk di kuris dengan Yuuji kecil di pangkuannya yang terus tanpa lelah menceritakan hal apa saja yang dilihat di pertunjukan yang baru sana dilihatnya.

"Lumba-lumba tubuhnya besar."

Yuuji berujar dengan antusias nya dengan kedua tangan mungilnya terentang selebar yang ia bisa memberitahukan seberapa besar lumba-lumba yang ia lihat.

"Iya besar sekali."

Nanami yang mendengarnya hanya tersenyum sembari sesekali menbalas perkataan penuh antusias Yuuji, pria itu terus mendengarnya perkataan anak kecil di atas pahanya itu sembari mensuapi nya dengan Parfait buah milik Satoru.

Berbicara soal Satoru pria Omega cantik itu ada tepat duduk disebelah kiri Nanami namun saat ini dirinya hanya diam sana sejak keluar ruang pertunjukan, kepalanya ia
biarkan terkulai lemas begitu saja diatas meja didepannya tak menpedulikan ada beberapa makanan yang hampir jatuh terdorong kepalanya disana.

Entah kenapa semangat dan energi yang sempat membara kini terasa hilang begitu saja menguap bak air panas diatas kompor, bahkan saat Nanami mengsuapi Yuuji dengan makanan manis favorite ia hanya diam saja dengan pandangan malas kearah keduanya.

Ingin marah tetapi tidak memiliki tenaga yang ada malah rasa pusing di kepalanya dan mual sejak tadi, padahal pagi tadi saat dirumah ia baik-baik saja dan masih bersemangat seperti biasanya.

Jadi Satoru hanya mengeram lalu diam dan kemudian mengeram lagi disaat rasa pusing kembali menyerang kepalanya. Nanami yang juga sejak tadi menyadari ada yang aneh dengan Satoru pun bertanya padanya perihal keadaan yang tiba-tiba saja berubah.

"Kau kenapa terus mengeram sejak tadi?."

Nanami memperhatikan Satoru disebelah, tanpa menghentikan kegiatan mensuapi Yuuji.

"Aku tidak apa-apa hanya pusing saja."

Jawab Satoru lesu tak berenergi lalu ia menyandar tubuhnya di sandaran kursi, memijat pelipisnya sedikit dengan tangan kirinya.

Yuuji yang juga sejak tadi menperhatikan Papanya itu dengan polosnya bertanya, "Papa tak apa-apa?".

Senyuman kecil muncul diwajah Satoru mendengar putra kecilnya juga ikut-ikutan mengkhawatirkan dirinya.

Pale Blue Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang