Seperti yang sudah di perkiraan sebelumnya, badai salju benar-benar datang memyapa kota Tokyo pada sore hari minggu itu.Badai salju cukup besar yang memakan waktu lama (sekitar 5 jam) untuk berlalu kedua yang terjadi pada musim tahun ini yang kembali menbuat sepenjuru kota tertutup salju putih tebal dengan hawa dingin yang menusuk kulit menyelimuti.
Namun, sepertinya hawa dingin diluar sana masih belum cukup untuk mendinginkan hawa panas didalam sebuah ruangan luas tanpa pembatas beralas Tatami dari ujung ke ujung lainnya di salah satu sebuah bangunan rumah tradisional Jepang yang masih begitu terawat baik milik keluarga Gojo.
Ruangan bergaya era Edo itu tidaklah sepi, malah sebaliknya sangat berisik akibat dari suara benturan dua bilah Shinai (pedang dari bambu yang biasanya dipakai dalam kendo) yang saling bertemu berulang kali tanpa jeda yang di ayunkan sekuatnya oleh kedua orang pria yang tengah berlatih Kendo disana yang begitu serius berusaha mengalahkan satu sama lainnya.
Sudah hampir 1 jam selepas badai selesai, kedua orang itu saling serang. Namun belum menunjukkan tanda tanda menyerah sama sekali, walaupun pakaian keiko-gi (pakain yang sama seperti yang digunakan karate dan judo) mereka telah basah oleh keringat sejak tadi.
Lelah dengan latihan yang begitu lama tanpa jeda membuat pengguna Hakama (Rok panjang tradisional Jepang) berwarna biru mulai kehilangan keseimbangan langkahnya, ia mulai kehilangan konsentrasi dan fokusnya dalam melawan balik serangan lawannya. Nafasnya memburu cepat dan tubuh dibalik Bogu (pelindung tubuh yang wajib dipakai saat melakukan Kendo) mual kehilangan kekuatannya.
Sadar dengan keadaan sang lawan didepannya yang mulai kehilangan kekuatannya, pria pengguna Hakama hitam didepan sana yang masih terus mengayunkan pedangnya yang sepertinya tidak lelah itu diam-diam dibalik Men (helm yang melindungi bagian kepala hingga bahu) tersenyum.
Ayunan pedang bambu miliknya semakin diperkuat olehnya, serang tak ada jeda dan semakin cepat gencar dilakukan olehnya pria Hakaman hitam itu hingga akhirnya lawannya yang terlihat kesulitan menghadapi setiap ayunannya terjatuh ke bawah dengan suara keras dengan pandangan bambunya terlempar jauh ke samping saat berusaha menghentikan serangan terakhir lawannya.
Dengan suara keras tersirat ketakutan bercampur kelelahan pria malang yang telah kalah itu mengakui kekalahan dirinya dengan suara lantang, "AKU KALAH!".
Berharap pria yang menjadi lawan latihan nya ini yang kekenal bertemperamen buruk diantara anggota keluarga lainnya merasa sedikit kasihan dengannya, namun sayangnya harapannya tidak menjadi nyata.
Kashimo Hajime, pria berhakama hitam yang menjadi lawan tanding dari pria yang telah kalah itu terlihat berjalan perlahan mendekati dirinya sembari melepas pelindung kepalanya.
Tap
Tap
Tap
Tiga langkah diambil kashimo dengan santainya ia sudah sampai didepan pria itu yang hanya menyisakan jarak satu langkah saja, Man miliknya telah terlepas dari kepalanya membiarkan rambut putih panjang miliknya yang diikat satu terjatuh kebawah dan kini dirinya berjongkok tepat didepan sang lawan yang sebelumnya meletakkan Man miliknya kelantai beralasan Tatami.
Kashimo hanya terdiam memandangi pria didepannya yang tubuh bergemetar dan berusaha bergerak menjauhi dirinya tetapi tidak bisa.
"Kau menyedihkan"
Kashimo berujar penuh penghinaan, lalu ia bangkit berdiri kemudian berjalan kearah lainnya ruangan entah untuk apa.
Melihat kashimo yang berjalan menjauhi itu membuat pria yang tak hentinya bergemetar dengan perasaan ketakutan akhirnya bernapas lega, dirinya merasa bersyukur karena pria gila itu tidak melakukan apa-apa padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pale Blue
أدب الهواةSeorang omega pria harus berjuang menjalani kehidupan tanpa alpha nya....Hanya berdua saja dengan sang anak yang amat sangat di cintai nya. Gojo Satoru dan anaknya Yuuji... Dengan orang-orang yang menyakiti hatinya dari masa lalu yang kembali muncul...