Bab 8

428 64 2
                                    

Pagi cerah di hari minggu telah terlewat, hari mulai menjelang pertengahan hari.

Langit yang tadinya cerah biru bersih tanpa adanya satupun gumpalan awan putih di sinari hangat nya matahari kini telah hilang tertelan oleh gumpalan awan berwarna abu-abu yang datang perlahan menelan birunya lagit.

Walaupun langit tidaklah lagi cerah seperti di pagi tidaklah bisa menghentikan aktivitas orang-orang yang hendak menghibur diri masing-masing dengan cara mereka, entah itu pergi berjalan-jalan, berbelanja, berkencan ataupun hanya berdiam diri di dalam rumah entah melakukan.

Mereka tetap melakukan kegiatan seperti biasanya tidak terganggu dengan perubahan cuaca yang secara tiba-tiba.
Sama seperti halnya yang di lakukan oleh sepasang ayah dan anak nya yang terlihat berdiri didepan pintu apartemen sederhana mereka.

"Toru lucu ya pah, badannya besar tangan kecil"

Satoru dan yuji, keduanya terlihat saling melempar senyuman di selingi dengan ocehan yuji yang tak hentinya membicarakan soal kucing putih peliharaan teman Satoru yang di bawa saat berkunjung sebentar.

seraya menunggu Satoru yang tengah mengecek ulang barang yang ia bawa, mengantisipasi jikalau ada barang yang tertinggal di rumah.

Merasa tidak ada barang yang tertinggal Satoru dengan senyuman di wajahnya meraih tangan mungil yuji mengenggam nya dengan erat, lalu dengan bersemangat seperti biasanya dirinya berujar seraya melangkah, "Mari pergi!"

Yuji pun menbalas tak kalah bersemangat nya dengan Satoru, "Go!!"
Keduanya berjalan dengan sedikit berlari menyusuri lorong sepi apartemen hingga akhirnya mereka berdua sampai di area parkir apartment.

Di area parkir Satoru terlihat menoleh ke sepenjuru area parkir memastikan dimana keberadaan Nanami yang rencananya akan mengajak pergi ke taman hiburan seperti yang telah di janji pria beta itu padanya dan yuji tadi pagi.

Satoru masih terus memperhatikan setiap sudut parkir di bantu dengan yuji yang ikut-ikutan melakukan hal yang sama.

Hingga akhirnya yuji teralihkan perhatian nya pada sebuah mobil Mclaren 720S hitam seharga $315.000, atau sekitar Rp 4,5 Miliar yang terlihat mendekat kearah tempat mereka berdiri.

Satoru yang mendengarkan suara mobil mendekat kearah nya pun mengalihkan perhatian kearah sumber suara, dan saat melihat nya perasaan takut bercampur cemas dengan pikiran buruk soal sang pengemudi mobil itu yang mungkin saja pengemudi itu adalah Sukuna yang mengetahui tentang yuji mulai menguasai dirinya.

"Ya, Tuhan"

Mobil semakin dekat, Satoru yang masih di liputi perasaan negatif itu tidak lagi mengandeng tangan yuji dirinya.

Satoru dengan tubuh yang entah kapan sudah gemetar itu menbawa tubuh mungil yuji dalam gendong nya seraya bergumam pelan sedikit menyakinkan dirinya jika orang itu mungkin saja bukan sukuna.

"Itu mungkin bukan dia" Namun setelah nya pikiran yang sebalik malah menyerang nya, "itu mungkin saja sukuna, dia bisa melakukan apapun"
Tubuh Satoru semakin gemetar keringat dingin sebesar biji jangung mulai muncul di wajahnya sebagai efek dari pikiran nya.

yuji yang melihat perubahan mendadak sang ayah pun hanya bisa terdiam didalam gendong nya sambil menatap kearah depan dimana benda seberat 1 ton itu mendekat.

Mobil semakin dekat dan Satoru mulai mengambil langkah mundur perlahan, sedikit lagi tetapi saat jarak telah tersisa 1 meter mobil itu berhenti dan dari sana muncul sosok yang sangat Satoru kenal.

Satoru yang melihat langsung terjatuh terduduk diatas aspal jalan sambil bernafas lega, dirinya bersyukur karena tidak ada satupun tebakan di kepalanya yang tadi benar.

Nanami dengan pakaian kasual muncul dari dalam mobil dan dirinya mulai berlari kearah Satoru yang masih terduduk.

kemudian setelah tepat berada di depan Satoru dan berjongkok didepannya, Nanami yang terlihat cemas melihat wajah Satoru yang pucat mulai bertanya apakah Satoru baik-baik saja.

"Kau baik-baik saja? Kau tidak sakitnya? Jika ia batalkan saja pergi ketaman hiburan"

"Jangan nami, kau sudah janji pada yuji"

Nanami terus melontarkan pertanyaan pada satoru seraya mengelap keringat di wajah cantik pria yang merupakan cinta pertamanya itu.

Sedang Satoru yang di perlukan seperti itu malah memukul punggung Nanami dengan keras beberapa kali yuji pun yang tidak tahu apa-apa juga ikut memukul sang Paman kesayanganya itu dengan tangan mungil nya.

Setelah tenang akhirnya Satoru mau mengatakan hal apa yang menjadi penyebab dirinya terjatuh sekaligus kenapa ia memukul Nanami.

Nanami pun mendengar dengan seksama seraya mengambil alih yuji di gendongan Satoru, keduanya berbicara sambil berjalan kearah mobil.

Dan setelah mendengar perkataan Satoru dan masuk kedalam mobil dengan yuji yang duduk di pangkuan Satoru Nanami hanya bisa tersenyum dengan sebelah tangan yang menepuk surai putih Satoru pelan.

Dirinya tidak pernah berpikir jika pertemuan keduanya (Satoru dan Sukuna) akan menjadi trauma baru bagi Satoru.

Kemudian mobil yang di naiki keduanya pun melesat begitu saja keluar dari area parkir menuju taman hiburan seperti yang telah di janji kan olehnya keduanya.

Di sepanjang jalan itupun di penuh dengan keceriaan, yuji yang terus bertanya tentang ini itu seputar taman hiburan dan Satoru Nanami yang akan menjawab pertanyaan nya.

ketiga telah terlihat seperti sebuah keluarga kecil yang tengah melakukan perjalanan bersama.

"Yah, hari ini akan sangat baik" Batin Satoru seraya melihat keluar jendela mobil berharap jika hari ini benar-benar akan menjadi hari yang baik lainnya.

Walaupun pada kenyataannya hari minggu itu akan menjadi titik awal dari hilangnya semua kebaikan yang ia rasakan selama ini, hari dimana semua luka di hati kembali terbuka.









Bersambung......

Bersambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ps : updated bakalan lama, author nya lagi sedikit punya masalah jadi mohon bersabar, sekian terima gaji.







Pale Blue Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang